Skenario Tuhan Part II

193 30 61
                                    

Setelah menghabiskan waktunya di toilet, Danny kembali ke ruangan seminar. Mau tak mau ia harus menyelesaikan apa yang telah ia mulai. Walaupun rasanya ingin sekali Danny enyah dari tempat itu. Ia bersumpah akan mengomeli Lucas karena tidak memberitahunya mengenai Matthew di acara ini. Danny terus menghela nafas, menyumpah serapah saking kesalnya.

***

Sementara itu Matthew, tiga puluh menit yang lalu.

Nafasnya memburu, ia sudah sangat terlambat.

Nafasnya memburu, ia sudah sangat terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Mr. Matthew Martana)

"Puji Tuhan, Pak Matthew. Pak George" Lucas segera menghambur menemui kedua pembicara yang baru datang.

"Sorry, sorry. Unexpected event, Luke. You know lah, gimana? Acara aman? Saya uda siap kalo mau sekarang" kata Matthew memeluk Lucas singkat.

"Aman banget. Wah, pokoknya pak. Beuh, SURPRISE BRO!!!" suara Lucas membahana. Melihat ekspresinya, acara benar - benar selamat.

"Dadaa" panggil suara imut.

Lucas mengusak kepala si kecil pelan, Matthew segera berjongkok. Menyamakan pandangan dengan putranya.

"Prince, dada kerja dulu ya. Kamu sama Freya dulu, jangan nakal" Matthew mengusap wajah Prince perlahan, bocah itu mengangguk. Memegangi stegosaurus favoritnya.

"Give me a kiss" kata Matthew memajukan bibir, tentu saja Prince segera menyambutnya.

Matthew mengangguk pada wanita berstelan hijau tosca yang sedari tadi mengikutinya.

Lucas memberi Matthew microphone, lalu membuka pintu ruang meeting bagian belakang agar tidak menganggu audience yang tengah fokus akan Daniella.

Deg!

Matthew mengucek kedua matanya, apa ia tidak salah lihat?

"Tadaaaa, itu surprisenya pak" kata Lucas dengan ekspresi bangganya.

"Kok bisa?" tanya Matthew berusaha mengabaikan dentuman jantungnya.

"Ternyata resort ini punya dia pak, keren ya? Kemaren yang nyelametin saya dari jablay pas saya ke bar juga dia pak"

Matthew mendelik kearah Lucas, sungguh informasi yang terlalu vulgar untuk di beri tahu pada orang lain.

"Saya bingung banget pas MC nya mendadak sakit. Saya bilang aja ke karyawannya buat urgent meeting sama Danny. Trus dia bilang bisa bantu. Tuhan kurang baik apa coba pak?"

Matthew menyunggingkan sebuah senyuman. Bukan karena omongan Lucas melainkan karena Danny menceritakan sebuah kenangan saat pertama kali Matthew mewawancarainya sebelum menawarkan job offer dulu. Ia tidak salah dengar kan? Danny menyebut Matthew sangat tampan.

Friends Special Edition (Joo - Kyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang