"Mas. Gimana?" Daniella memutar tubuhnya dengan ootd formal.
Yapz, hari ini hari pertama Danny masuk kerja.
"Perfect. Jangan lupa senyum" Matthew merapikan anak rambut Danny.
Gadisnya tersenyum, membuat Matt gemas dan mendaratkan sebuah kecupan di bibirnya. Jadi, pagi ini Matt akan mengantar Danny ke kantor. Mungkin bisa seterusnya begitu. Walaupun Danny melarang habis - habisan. Tetap saja ia tidak bisa melawan Matthew.
"Mas, aku bisa pulang sendiri. Nggak perlu dijemput kayak tuan putri gitu" kata Danny sebelum turun.
"Kamu tuh aneh deh. Di mana mana ya, para ciwi ciwi pengennya dijemput, dianterin. Ini malah nggak mau, biar apa? Biar keliatan jomblo gitu?" Sahut Matt mrengut.
"Ya yang begitu mah cewek tulen. Aku kan cewek jadi - jadian. Mas nggak tau aja kalo akutuh sebenernya laki" balas Danny agak ngegas.
"Ya Tuhan Daniella Denallie! Serius kamu?" Kata Matthew berusaha melotot.
Danny tertawa, kalau begini kapan ia turun?
"Hush! Ngawur! Udah ah, aku turun ya. Nanti telat" Danny menatap Matt.
"Iya, iya. Have a good day ya, jangan telat makan" Matthew mengusap tengkuk Daniella.
Mereka berbagi kecupan selamat tinggal.
***
Kebetulan Danny bertemu dengan Natasha di lobby. Ia mengantar Danny ke meja kerjanya. Tepat di samping kanan dan kiri pintu ruangan sang CEO terdapat meja kursi. Di sebelah kanan adalah tempat primary assistant. Sedangkan tempat Danny sebagai secondary assistant ada di sebelah kiri.
"Gue harap lo cukup tahan banting Dan. Soalnya gue capek bolak balik ngurus in and out karyawan di posisi ini" kata Nate berdiri di samping Danny. Wajahnya tampak lelah.
"Bukannya posisi ini paling banyak di incer ya Nate?" Danny mencoba mencari tahu.
"Semua orang pengen ada di posisi lo sekarang. Tapi, begitu ngadepin Madam Zafrina kayak gitu. Mereka langsung ngibarin bendera putih. Kena sawan. Bahkan, ada yang baru seminggu. Udahan. Akhirnya si primary assistant kewalahan, sakit. Baru deh Madam instruksi" Nate menepuk bahu Danny.
Danny menghela nafas, entah kenapa ia merasa terbebani oleh cerita Natasha.
"Mornin" sapa pria berstelan navy memasuki ruangan.
"Mornin Al" balas Nate membuat Danny tak sengaja menyahut.
"Sorry, sorry. Kebetulan Al itu juga nama panggilan lain gue. Jadi, merasa terpanggil" Danny mengklarifikasi sikapnya tadi.
"Al itu uda jadi panggilan gue di sini. Kecuali lo mau manggil gue ganteng. Gue lepasin panggilan Al nya" Pria itu meletakkan tas kulitnya di atas meja kerjanya.
"Dia partner kerja lo nanti. Yang bakalan bantuin lo dengan segala tetek bengeknya madam. Udah ya, gue pergi dulu. Al, baek - baek" Nate tersenyum, meninggalkan mereka berdua.
Daniella berdiri, mengulurkan tangan kanan pada pria di hadapannya.
"Daniella Denallie, Danny"
"Alaric Franklin, Al"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (Joo - Kyun)
FanfictionDanny, melanglang buana mencari pekerjaan di Australia berbekal Work and Holiday Visa. Suatu saat, ia berhasil mengikuti test perusahaan impiannya yaitu Arc ~ en ~ ciel Perfume Pty Ltd dan lolos. Tapi, ternyata perusahaan itu tak lagi memberikan off...