Matt tengah memasang jam di tangan kirinya. Pagi ini, Danny menyiapkan nasi kari ayam sebagai menu sarapan. Di atas meja sudah ada paper bag titipan Minara. Tapi, ada paper bag lain dengan warna lain. Mungkin salah satu pesanan manager kantornya.
Daniella sudah berangkat sejak beberapa jam lalu. Btw, sekarang sudah jam 11. Masih pagi kan?
Ia berniat mampir ke perusahaan milik sang ayah, karena ada beberapa dokumen yang harus ia periksa dan tanda tangani. Smartphone Matt mendadak berdering rusuh, tergambar seulas senyum di wajahnya begitu melihat siapa yang menelphon. Matt seketika panik mendengar nada bicara di sebrang sana.
***
Danny merutuki kebodohannya, bagaimana bisa ia lupa membawa parfum buatannya sebagai salah satu portofolio yang di minta. Ia meminta bagian hrd untuk terlebih dahulu mewancarai kandidat lain. Perutnya bergejolak, kepalanya sakit sebelah. Sedari tadi ia tidak bisa menunggu dengan tenang.
Daniella berlari secepat mungkin setelah menerima panggilan singkat. Untung dia sudah sangat ahli berolahraga menggunakan high heels.
Matt keluar dari sedan merah metaliknya, membawa pesanan Danny di tangan kanan. Kini netranya tengah mencari keberadaan wanita yang tadi menangis memintanya datang.
"Massss!" suara Danny membuat pria itu membalikkan badan.
Matt mengusap pipi Daniella sebelum menyerahkan parfum.
"Hingg. Makasi banget mas, makasi" Danny memberi Matthew sebuah pelukan, lalu mengecup pipi kanannya kilat.
Terdengar suara dari perut Danny. Ini sudah waktunya makan siang dan ia pasti gugup hingga tak berani makan apapun.
"Aku balik dulu ya mas. Doain aku lancar. Bye" Danny berhasil membungkam Matthew yang belum sempat mengatakan apapun.
***
"Miss Denallie"
"Yes. That's me. I am here" Danny masih berusaha mengatur nafasnya yang terengah.
"Please follow me"
Daniella mengangguk.
Wanita bermata biru di hadapannya tersenyum, meminta Danny duduk di hadapannya. Sejenak menilik curriculum vitae, letter head dan sertifikat. Lalu memandangi Daniella tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"Jesus. I almost forgot. I am Natasha Keys, call me Nate. We definitely want you to join our team. I believe your skill and achievement will be needed here. But, the final decision is on Mrs Quinn. Make a sure if you are worth it for this position. Okay, now you have to meet her. Come on" ajaknya membuat Danny semakin gugup. Rasa - rasanya jantung Danny sudah pindah ke perut.
Wanita itu mengetuk sebelum masuk. Memperkenalkan Danny kepada CEO perusahaan yang sedari tadi duduk di bangku mewah menghadap jendela luar. Lebih tepatnya membelakangi Danny.
"Is that pomegranate?"
Suara icy sang CEO membuat Daniella membeku. Kemudian, ia segera sadar kalau Zafrina tengah menanyakan mengenai parfumnya.
"Yes" jawabnya pelan.
"You make pomegranate as base note? It should be on top"
"To me, base notes is like i am what i am. It's my personality. Sedangkan top notes adalah wajah saya ketika bertemu dengan orang asing dalam waktu singkat. Lalu middle notes saat saya menemui orang lain, dalam posisi mengenal satu sama lain. Tapi, tidak dekat. Nah base note muncul ketika saya berada dalam lingkungan di mana mereka tahu siapa dan bagaimana saya. Jadi, saya balik semua tatanannya. Jika biasanya fruity ada di top notes, saya jadikan itu base notes. Manis di awal saja belum tentu memberi kesan pertama yang baik kan bu? Lebih baik mereka menerka nerka bagaimana wangi spices dan floral sebelum mendapatkan ending yang menyenangkan" Danny tampak lancar sekali mengakhiri jawabannya.
Natasha bertepuk tangan secara pantomim, merasa kagum atas balasan Danny.
"I am done for now, Nate. Handle her. I need to go. Call Alaric to drive me"
Danny menyingkir, memberi Zafrina jalan untuk keluar ruangan.
"Congratulation!" Natasha menggenggam tangan Daniella ketika kembali ke ruangan.
"Hah?"
"Lo keterima di sini. Yeay!"
"Seriusan?"
"Iya. Serius, sekarang ayo kita bicarain semuanya. Btw, kita seumuran. Jadi, nggak papa ya. Ngomongnya santai gini. Kita perlu ke ruangan HR"
Natasha menjelaskan benefit apa saja yang akan Danny dapatkan setelah di nyatakan resmi bergabung dengan perusahaan. Bahkan, Nate sudah memberikan dua copy kontrak untuk Danny tanda tangani dengan posisi CEO Secondary Assistant. Namun, masalahnya ada pada visa.
"Oh dear. Jadi gini, kita uda nggak ngasih surat sponsor buat calon karyawan WNA yang pengen kerja di sini. You know why? Setahun kemarin kita sempet berhenti rekrut karyawan ya karena masalah ini. Sponsorship letter dari kita malah di salah gunain. Mereka nggak jadi masuk ke sini. Tapi, apply visa pekerja pake surat itu. Ternyata mereka malah ketangkep polisi karena bisnis illegal semacam ganja dan narkoba. Pas di introgasi, mereka bilang di suruh sama perusahaan. Dia bilang Arc ~ En ~ Ciel ini cuma kedok. Alhasil kita harus sidang beberapa kali buat memulihkan nama baik. Karena nggak cuma satu dua orang. Hampir 50 orang calon karyawan menyalahgunakan suratnya. Maka dari itu, kita cuma bisa kasi lo Offering Letter. Masalah visa kita nggak bisa bantu. Apalagi visa lo habisnya tiga bulan lagi. Kita juga was was takut sia - sia ngerekrut lo" ujar Natasha membuat Daniella terdiam.
"Offering Letter ini berlaku berapa lama?" Tanya Danny.
"Lo mau berapa lama? Biar gue bisa jelasin ke Ibu Zafrina" Tanya Natasha.
"Prosedur resign dari tempet gue kerja sekarang one month notice. Boleh minta waktu selama itu?" Danny menggigit bibirnya.
"Sure. Call me when you ready. Nice to see you Dann" Natasha tersenyum, meraih tangan kanan Daniella untuk di jabat.
Sementara Danny sekarang benar - benar pusing.
***
"Uda selese?"
Daniella meluruskan pandangan.
"Loh? Mas Matthew masih di sini? Ngapain?"
Matthew tertawa.
"Kamu belom makan siang kan? Ayo kita makan siang bareng. Tapi, mampir kantor papaku dulu. Nggak papa ya? Ada dokumen yang perlu aku liat"
Danny mengangguk, masih bingung kenapa pria itu menungguinya hingga wawancara selesai. Padahal sudah satu jam lebih berlalu.
"Ayo masuk, cepetan. Keburu telat ngasi hampersnya Minara lho sayang" kata Matthew menepuk atap mobilnya agak kencang, membuat Danny terkejut.
Entah terkejut karena bunyi gaduh yang Matt buat atau karena kata 'sayang' darinya. Kalau ini bukan masalah pekerjaan. Melainkan perasaan, iya kan?
When I'm down, I get real down
When I'm high, I don't come down
(Julia Michaels - Issues)
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Special Edition (Joo - Kyun)
FanfictionDanny, melanglang buana mencari pekerjaan di Australia berbekal Work and Holiday Visa. Suatu saat, ia berhasil mengikuti test perusahaan impiannya yaitu Arc ~ en ~ ciel Perfume Pty Ltd dan lolos. Tapi, ternyata perusahaan itu tak lagi memberikan off...