Selamat pagi readers,,,
Selamat datang kembali ke dalam imajinasi cerita ini..
Oke, no debat sekarang kita cuss,,,
.
.
Bersyukur akhirnya Bagas telah mendapatkan donor darah dari Papanya. Kini, tinggal menunggu Bagas sadar dan bisa membuka mata.Papa Bagas melihat putranya dari luar kaca besar. Putra bungsunya itu terbaring lemah dengan peralatan infus yang menancap di lengannya.
"Papa nggak tau bagaimana papa harus menjelaskan semua ini Bagas" batinnya sembari menatap sendu putranya.
@@
Papa Bagas keluar dari ruangan itu. Beliau disambut istrinya yang senantiasa tadi menunggunya.
"Bagaimana tadi pa? Lancar?"
Papa Bagas menganggukkan kepala sembari tersenyum pada istrinya.
"Alhamdulillah ya, pa. Semoga setelah mendapatkan donor darah dari papa, Bagas akan cepat sadar"
"Ya, semoga aja. Kita doakan Bagas cepat sadar" ucapnya sembari memeluk istrinya.
Tanpa sadar Papa Bagas menitikkan air mata. Kali ini, dirinya merasa seperti ditimpa beban berat yang menghantamnya. Sebuah masa lalu yang Ia sembunyikan dan tidak berani Ia ceritakan.
"Angga?" suara itu Ia kenali, dengan cepat dia menghapus air matanya.
"Papa"
"Kamu menangis?" tanya lelaki tua tak lain ialah kakek Bagas.
Papa Bagas menggelengkan kepala.
"Jangan berbohong pada Papa, papa tau kamu sedang bersedih. Ada apa? Cerita sama papa?"
Papa Bagas diam. Dirinya enggan bercerita tentang apa yang Ia rasakan saat ini.
"Ikut papa!" lelaki tua itu menyuruh sang anak untuk mengikuti dirinya.
"Kemana pa?" tanya papa Bagas dengan pandangan bertanya.
"Udah ikut aja"
Akhirnya tempat tujuan lelaki tua itu tertuju pada bangku panjang di taman itu. Keduanya duduk di taman itu, cukup lama mereka terdiam dalam pikiran mereka masing-masing.
"Sampai kapan kau akan menutup ini semua" ucapan itu begitu menohok bagi sang anak.
"M-maksud papa?"
"Angga, Papa tau semuanya. Walau kamu tidak pernah bercerita pada papa, tapi papa tau semuanya tentang apa yang kamu sembunyikan"
Papa Bagas menelan salivanya susah. Ia terkejut sangat terkejut dengan apa yang keluar dari mulut papanya.
"Sudah lama papa tau bahwa Bagas bukanlah putramu bersama Ira. Tetapi dia itu putra dari Nada dan Andra.
Flashback
"Cucu anda sudah meninggal tuan"
Lelaki itu terkejut saat mendengar informasi yang diterima dari anak buahnya.
"Lalu bayi siapa yang ada di gendongan Angga?" dia menanyakan itu karena dia melihat sendiri putranya itu sedang mengendong seorang bayi laki-laki.
"Sesuai informasi yang kami dapat, itu adalah anak dari nyonya Nada"
"APA?" dia meninggikan suaranya saat mengetahui bayi itu adalah anak dari Nada. Menantunya, istri dari Andra.
Lelaki tua itu menatap tajam wajah putranya. "Kenapa kamu nggak bilang sama Papa bahwa dia itu anak dari adik kandungmu yaitu Andra"
"Ternyata papa tidak tahu yang sebenarnya" batin Angga dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ligatus [ SUDAH TERBIT ]
RandomSinopsis Seperti apa rasanya dibenci oleh seorang Ibu? Di permainkan oleh keadaan, dan berusaha bangkit dari sebuah keterpurukan? Menyakitkan bukan? Itulah yang kini dirasakan oleh seorang pemuda bernama Bagas. Pemuda yang hidup tumbuh dalam tekanan...