Keduanya terkejut saat melihat kedua orang tua Chelsea kini hadir di sekolah, lebih tepatnya kini di hadapan mereka. Dan yang lebih terkejutnya lagi saat Chelsea melihat raut wajah ayahnya kini dilanda amarah.
Ayah Chelsea menatap putrinya dengan aura kemarahan yang tak bisa terkendalikan.
"Bangun kamu!" ucap ayah Chelsea menarik dirinya dengan kasar.
Saat Chelsea bangun dari tidurnya dengan keadaan lemah sang ayah justru menampar sang putri dengan kerasnya.
Plak!
Chelsea sempat terkejut dengan tamparan itu.
"INI AKIBATNYA KARENA KAMU SUDAH MEMPERMALUKAN KELUARGA!" bentak sang ayah dengan nafas yang naik turun.
Kedua kalinya sang ayah menampar pipi sebelah kirinya yang tak kalah keras juga.
Plak!
"DAN INI UNTUK KAMU KARENA SUDAH MEMBUAT KECEWA ORANG TUA" bentak sang ayah kini tepat dihadapan sang putri yang sedang menangis.
Beliau sangat marah pada putri bungsunya itu. Pasalnya saat beliau sedang bekerja tiba-tiba saja dia mendapat telefon dari sekolah putrinya untuk datang.
Flashback
"APA?" nada terkejut beriringan intonasi tinggi itu memenuhi ruang kepala sekolah.
Sebenarnya dirinya masih belum percaya dengan apa yang kepala sekolah itu katakan.
"Saya yakin anak saya itu tidak hamil!" bantahnya tak percaya.
"Namun kenyataannya begitu pak"
Lelaki paruh baya itu melipat tangannya di dada "Saya butuh bukti jika anak saya itu memang benar-benar hamil"
Kepala sekolah itu menganggukkan kepala, lalu menyuruh sang dokter yang baru saja tadi memeriksa kondisi putrinya untuk memasuki ruangan.
"Ini dokter yang telah kami panggil untuk memeriksa kondisi Chelsea saat pingsan"
Dokter itu tersenyum ramah pada kedua wali murid itu.
"Dokter tolong jelaskan apa yang tadi dokter katakan itu benar"
Dokter itu mengangguk"Iya pak, memang benar siswi yang pingsan saat tadi saya periksa ternyata tengah mengandung"
Bagai tersambar petir di siang bolong, pasangan bapak dan ibu itu terkejut mendengar penuturan dari sang dokter. Tiba-tiba kini jantungnya berpacu lebih cepat, nafasnya seakan tercekat, dan badannya seakan lemas hingga tak mampu untuk berjalan.
"Yah, anak kita" tangis pilu sang ibu itu pada suaminya kini menjadi nada kekecewaan yang mendalam.
Saat mengingat hal itu, tangan beliau selalu mengepal kuat. Emosinya sudah tak bisa terkendalikan. Hingga beberapa kali dia menampar sang putri sebagai tanda hukuman.
"Sekarang kamu harus jawab pertanyaan ayah dengan jujur! Siapa yang telah menghamilimu?"
Chelsea terkejut dengan pertanyaan itu, dia memilih untuk menunduk dan tak berani berkata jujur.
"JAWAB AYAH CHELSEA!"
"Ayah, a-aku a-"
"JAWAB CHELSEA!" bentakan ayahnya kali ini sungguh membuat Ia takut hingga meneteskan air mata.
"Saya om" terang Bagas membuat seisi ruang UKS itu semakin memanas.
"Bagas kau-"
"Memang benar pak, saya yang telah menghamili Chelsea" ucap Bagas dengan jujur pada kepala sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ligatus [ SUDAH TERBIT ]
De TodoSinopsis Seperti apa rasanya dibenci oleh seorang Ibu? Di permainkan oleh keadaan, dan berusaha bangkit dari sebuah keterpurukan? Menyakitkan bukan? Itulah yang kini dirasakan oleh seorang pemuda bernama Bagas. Pemuda yang hidup tumbuh dalam tekanan...