//Diusir//

236 6 0
                                    

"Tolong maafkan saya! Maafkan kesalahan saya! Saya berjanji tidak akan membuat kesalahan untuk kedua kalinya. Tolong, berilah satu kesempatan untuk saya memulai semuanya dari awal lagi. Saya akan membahagiakan Chelsea seperti apa yang anda inginkan" kalimat itu diucapkan Bagas dari dalam lubuk hatinya yang terdalam. Bahkan kini dia rela bersimpuh dihadapan ibu mertuanya agar bisa kembali menjalin hubungan bersama dengan Chelsea.

Chelsea tertegun melihat apa yang Bagas lakukan saat ini. Lelaki yang berstatus suaminya ini benar-benar memperjuangkan dirinya.

Terre melihat sekilas ke arah Bagas. Beliau masih bersikukuh atas pendiriannya. Sekali tidak, selamanya juga tidak. Dia tidak ingin putrinya itu mengalami penderitaan untuk kedua kalinya.

"Bangunlah!" perintahnya dengan nada dingin.

Namun lelaki itu masih tak bergeming dan tetap pada posisinya saat ini.

"Bangun!" perintah beliau untuk kedua kalinya.

Lagi dan lagi Bagas masih sama pada posisinya saat ini dan tidak mau menuruti perintah dari sang ibu mertua

Beliau menghela nafas kasar dan mengangkat tubuh kekar Bagas untuk berdiri.

"Dengarkan saya! Jangan pernah mengharap izin dari saya untuk membawa putriku pergi dari sini! Selamanya saya tidak akan mengizinkan mu pergi membawa putriku!"

"Tap-"

"Sudah cukup kamu berbicara! Sekarang kamu pergi dari rumah ini!" Bagas menggelengkan kepala tanda tak ingin pergi meninggalkan Chelsea.

"I-ibu saya mohon. Beri saya satu kesempatan lagi!"

"Pergi!"

"Ibu!"

"Berhenti panggil saya ibu! Saya bukan ibu kamu!" beliau terus saja mendorong tubuh Bagas menuju keluar.

"Bu, saya mohon!" ucapnya kini yang sudah berlinang air mata.

"SAYA BILANG PERGI YA PERGI!" teriak beliau kini setelah berhasil membuat menantunya itu keluar dari dalam rumahnya.

"Saya tekankan pada kamu, jangan datang kesini lagi!"

Jeder!

Suara pintu itu ditutupnya dengan sangat keras. Bagas menatap sendu pintu bernuansa cokelat itu. Kali ini dia gagal membawa istrinya itu pergi bersamanya. Tapi besok dia akan buktikan dan dia bisa membawa Chelsea pergi bersama dirinya.

Sebelum dia pergi dia sempat menoleh kearah jendela dimana dia melihat istrinya itu menangisi dirinya.

Sembari terus menangis tangan Chelsea terulur menyentuh kaca jendela itu. Bagas memberi isyarat pada Chelsea agar perempuan itu berhenti menangis dan mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

"Aku akan datang kembali chel, membawamu pergi bersama dengan diriku. Peganglah janjiku, aku akan menjemputmu" batinnya kini lalu berjalan pergi meninggalkan pekarangan rumah Chelsea.

***

Pintu itu ditutupnya dengan sepelan mungkin agar tidak menganggu seluruh orang yang sedang tidur.

"Dari mana saja kamu?" pertanyaan itu terdengar nyaring ditelinganya.

Bagas sudah menduga hal ini akan terjadi, dia menarik nafas berat dan menoleh ke arah sumber suara.

"Sebaiknya kamu bicara jujur sebelum papa memperbolehkanmu keluar besok!" ancaman papanya selalu sukses membuat Bagas tidak berdaya.

"Dari rumah Chelsea, pa" cicitnya dengan nada pelan.

Ligatus [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang