Ketika Chelsea dan Bagas sudah berada di parkiran. Bagas menyuruh Chelsea masuk ke dalam mobinya.
"Ayo, masuk!"
"Nggak!" tolak Chelsea dengan nada ketus.
"Masuk, Chelsea!"
"Enggak!"
"Masuk! Atau aku paksa!" ancam Bagas kali ini dengan nada serius.
Mendengar ancaman itu, akhirnya Chelsea masuk ke dalam mobil milik Bagas.
"kita akan ke rumah sakit" ucap Bagas memecahkan keheningan diantara mereka.
Chelsea yang tadinya diam, sontak menoleh ke arah Bagas dengan tatapan penuh tanya.
"Ngapain kita ke rumah sakit?" tanyanya kini dengan nada was-was.
Dalam hatinya Ia dirundung rasa cemas, dia tak ingin pergi kesana dan nantinya akan diperiksa oleh dokter.
"Untuk periksa keadaan kamu" jawab Bagas singkat lalu kembali fokus dalam menyetir.
Setelah beberapa lama, akhirnya mereka tiba juga di rumah sakit. Ketika Bagas hendak keluar dari mobil, lain halnya dengan Chelsea yang masih diam tak bergerak sedikitpun dari dalam mobil.
"Ayo, keluar!" suruh Bagas yang tak ditanggapi oleh Chelsea.
Melihat Chelseanya diam seperti itu, membuat Bagas menyentuh pelan kedua tangan gadis itu seakan memberikan rasa tenang agar tidak takut.
"Ada aku, jangan takut!" Chelsea menatap dalam sorot manik mata Bagas penuh ketenangan, hingga akhirnya membuat dia mau keluar dari mobil itu.
Chelsea menatap ruangan yang tertera dengan jelas tertulis "Dokter spesialis kandungan" membuat nyalinya seketika menciut.
"Kenapa kita kesini, Bagas?" tanya Chelsea seakan meminta penjelasan dari Bagas.
"Kita hanya perlu memastikan saja, Chel" jawab Bagas sembari mengelus lembut rambut Chelsea memberikan rasa tenang.
Setelah sampai pada urutan masuk nomor antrian mereka, keduanya pun bergegas memasuki ruangan itu dengan suasana hati cemas.
"Silahkan duduk!" ucap Dokter itu mempersilahkan keduanya duduk.
"Apa keluhannya?" tanya dokter itu mulai menanyakan keluhan yang selama ini Chelsea rasakan.
Chelsea menatap Bagas dengan raut wajah cemas dan takut.
"Jawab aja!"ucap Bagas seakan menyakinkan Chelsea bahwa tidak perlu ada yang ditakuti.
"Emm, s-saya akhir-akhir ini sering merasa pusing dan mual"
Dokter itu menatap Chelsea dengan senyum ramahnya, dari cara bicara Chelsea, dokter itu sudah menyimpulkan bahwa perempuan muda di depannya ini rupanya sedang dirundu rasa cemas.
"Mau minum?" tawar sang dokter, lalu menyerahkan segelas air putih itu pada Chelsea.
"Diminum dulu!" Chelsea pun meraih gelas itu dan meminumnya hingga tandas.
Seusai gadis itu meminum minumannya, sang dokter lalu menyuruh Chelsea berbaring di pemeriksaan. "Berbaringlah, saya akan periksa keadaan kamu"
Chelsea menuruti perintah dari dokter. "Rilex saja, nggak usah takut"
Beberapa kali Chelsea terlihat mengembuskan nafas pelan beberapa kali untuk mengurangi rasa takutnya.
Setelah diperiksa, akhirnya dokter itu mulai menjelaskan keadaan dari Chelsea.
"Saya mau tanya, apa sebelumnya kalian pernah melakukan hubungan suami istri?" tanya dokter itu pada sepasang muda-mudi yang duduk di depannya.
Mendengar pertanyaan itu, sontak membuat keduanya saling tatap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ligatus [ SUDAH TERBIT ]
RandomSinopsis Seperti apa rasanya dibenci oleh seorang Ibu? Di permainkan oleh keadaan, dan berusaha bangkit dari sebuah keterpurukan? Menyakitkan bukan? Itulah yang kini dirasakan oleh seorang pemuda bernama Bagas. Pemuda yang hidup tumbuh dalam tekanan...