//Menikah//

401 14 0
                                    

Tepat kemarin setelah pulang dari kediaman rumah Chelsea, Angga langsung menelpon sang putra sulung yang saat ini tengah berada di luar kota untuk segera pulang ke rumah. Beliau tak memberi tahu alasan dibalik beliau menyuruhnya untuk pulang.

Sesaat ketika sampai di rumah, lelaki yang kini sedang menarik kopernya  masuk ke dalam rumah sedari tadi terus menggerutu tak jelas.

"Koper sialan, berat banget sih!" gerutunya sembari mengangkat kedua koper itu masuk ke dalam kamarnya.

Bagas yang kebetulan lewat menatap datar sang kakak tanpa ada niatan untuk membantu.

"Ngapain lo cuma ngelihatin gua? bukannya bantuin tapi malah dilihatin" kesal kakaknya pada Bagas yang kali ini bak patung yang hanya diam menatap sang kakak yang kesusahan.

Tanpa ada niatan menjawab perkataan dari kakaknya, Bagas terus saja berjalan meninggalkan kakaknya yang kesusahan seorang diri.

"DASAR ADIK LAKNAT SIALAN!" umpatnya berteriak dengan keras.

"Adit?" panggil suara bariton itu saat melihatnya.

Seorang dengan nama Adit itu menoleh ke arah lelaki paruh baya "Papa"

Sontak kedua ayah dan anak itu saling berpelukan menyalurkan rasa rindu yang amat teramat dalam setelah sekian lama tak berjumpa.

"Gimana pekerjaanmu disana dit?"

Adit tersenyum menanggapi pertanyaan yang keluar dari mulut papanya"Sangat baik dong pa"

Papanya menganggukkan kepala tersenyum ke arahnya "Anissa sama cucu papa ikut kesini juga nggak?"

"Pastinya ikut juga dong pa, kan papa yang minta suruh mereka ikut juga"

"Dimana mereka?" tanya beliau sembari mengedarkan pandangannya mencari sosok menantu serta cucunya itu.

"Di luar, lagi ngobrol sama mama" jawab Adit yang membuat papanya langsung pergi ke arah luar.

***

Ini adalah kali pertama keluarga 'Adytama' makan bersama dengan anggota keluarga yang lengkap. Suasana di meja makan itu nampak riuh akibat celotehan dari bocah laki-laki berusia 5 tahun yang sedari tadi berbicara tiada henti.

"Mama ni apa? tanya bocah laki-laki itu menunjuk ke arah sendok makannya.

"Ini wortel. Raka suka wortel?" tanya Anissa Ibu dari dari bocah laki-laki yang bernama Raka.

Raka hanya melihat sayur wortel itu tanpa mau memakannya.

"Anakmu ini persis seperti dirimu dit" ucap wanita paruh baya itu yang sedari tadi melihat sang cucu tak berhenti berceloteh.

"Ya, kan emang aku papanya ma" ucap Adit membalas ucapan sang mama.

Sekilas, Adit menoleh ke arah Bagas yang terlihat tak nafsu makan dan hanya mengaduk-aduk makanannya sedari tadi.

"Lo kenapa?" tanya Adit pada adiknya.

"Gpp" jawabnya singkat.

Adit menoleh ke arah papa mamanya seolah meminta penjelasan dengan apa yang terjadi dengan Bagas.

"Bagas sudah menghamili anak orang, untuk itulah dia harus bertanggung jawab dengan apa yang telah Ia perbuat. Keterdiamannya kali ini mungkin saja disebabkan karena dia menyesal sudah melakukan hal itu" tutur Angga menjelaskan pada putra sulungnya.

Ligatus [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang