Adit yang sepulang dari kantor dengan keadaan letih merasa heran karena tidak disambut oleh istrinya.
"Biasanya tiap kali gua pulang selalu disambut, ini kok dia nggak sambut gua sama sekali ya?" pikirnya heran sembari berjalan mencari keberadaan istrinya.
"Sayang!"
"Anissa!"
"Aku pulang!" dia berjalan masuk ke dalam rumah sembari menyusuri ruang demi ruang untuk mencari keberadaan istrinya.
"Udah pulang?" tanya istrinya yang ternyata berada di ruang makan dengan tatapan lurus ke depan.
Adit mendekat ke arah Anissa. "Kamu kenapa? Aku pulang kok kamu nggak nyambut aku?"
Anissa tidak menjawab, justru Ia memberikan uang seratus ribu itu pada suaminya. Adit semakin binggung dibuatnya."Ini maksudnya apa?"
"Dari Bagas. Kata dia, uang itu untuk ganti bekal makanan yang udah dia makan"
Adit menghela nafas panjang. Adiknya itu benar-benar menganti makanan itu dengan membayarnya.
"Tega ya kamu, adik sendiri lapar tapi kamu malah marahin dan suruh dia bayar"
Adit sudah mengira hal ini akan terjadi."Aku nggak suruh dia bayar, aku cuma marahin dia karena dia lancang makan bekal makananku"
Anissa berdiri, mendongakkan kepalanya menatap Adit. "Cuma kamu bilang? Kamu tau nggak sih, dia di rumah itu seperti apa? Di rumah dia sendiri tapi bagaikan seperti orang asing. Mau makanpun dia harus menghindari kontak mata langsung dengan mama. Kamu tuh sebenernya tau nggak sih perasaan dia itu gimana? Pernah mikir nggak sih, kamu tuh? Bagaimana rasanya dibenci oleh orang tua?"
Adit memejamkan matanya sebentar. "Asal kamu tau ya, mamaku membenci dirinya itu adalah hal yang wajar. Karena dia itu anak pembawa sial dan anak penghancur kebahagiaan keluargaku. Seharusnya dia tuh nggak lahir di dunia ini!"
Plak!
Tamparan keras mendarat di pipi Adit. Ya, tamparan itu istrinya berikan padanya.
"Cukup! Lo keterlaluan! Bisa-bisanya lo ngatain adik lo sendiri dengan seperti itu. Asal lo tau aja ya, dia tadi sepulang sekolah habis itu kerja terus sempetin mampir ke kantor lo cuma sekedar titip kado buat mama dan juga ingin cerita sama lo, dia itu butuh teman. Tapi apa? Lo justru marah-marah ke dia dan mengusirnya secara tidak manusiawi!" tekan Anissa lalu pergi meninggalkan suaminya yang diam termanung.
Adit sangat memahami sifat Anissa. Bila perempuan itu sudah mengubah nama panggilan dengan "Lo, gua" itu artinya istrinya benar-benar marah besar padanya.
***
Malam ini Anissa sengaja tidur di kamar anaknya karena masih kecewa dan marah terhadap suaminya."Mama kenapa tidul disini?" tanya Raka polos pada sang mama.
Anissa tersenyum kepada putranya dan mengelus pelan rambut putranya."Mama ingin tidur aja disini, emangnya Raka nggak ngebolehin mama tidur disini?"
Raka menggeleng. "Tidak sepelti itu mama, laka bolehin mama tidur disini. Laka seneng mama tidul disini"
Anissa tersenyum mendengar putranya itu berkata. Dia mengelus pelan kepala putranya itu hingga terlelap dalam tidur.
***
Hari ini tepat ulang tahun mama Ira. Di ulang tahun beliau kali ini nampak berbeda karena salah satu anaknya yakni, Bagas tidak ikut serta dalam merayakan ulang tahun mamanya.Adit yang baru datang bersama istri dan anaknya itu turut bergabung dalam acara dinner dalam rangka merayakan hari ulang tahun mamanya.
Sebenarnya diantara Adit dan Anissa masih saling diam karena permasalahan kemarin. Tapi, berhubung ini adalah acara ulang tahun mamanya. Mereka mencoba terlihat akur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ligatus [ SUDAH TERBIT ]
DiversosSinopsis Seperti apa rasanya dibenci oleh seorang Ibu? Di permainkan oleh keadaan, dan berusaha bangkit dari sebuah keterpurukan? Menyakitkan bukan? Itulah yang kini dirasakan oleh seorang pemuda bernama Bagas. Pemuda yang hidup tumbuh dalam tekanan...