33|197

347 60 15
                                    

197: The Mirror of Truth

Akhirnya, kami berdua sampai di depan sebuah bangunan itu.

"Apa ini... Sebuah kuil?"

Itu terlalu berlebihan untuk disebut kuil.

Bangunan berwarna abu-abu tua berbentuk persegi tanpa jendela itu seperti penjara yang terbuat dari beton.

"Begitulah cara mereka menyebutnya...."

Putra mahkota menjawab, mengangkat bahunya.

"Ayo"

Dia menaiki tangga lebih dulu, mengulurkan tangannya padaku. Empat lubang persegi terlihat di belakang punggungnya. Itu adalah pintu masuk.

Melihat ke dalam kegelapan, tanpa sebuah pintu, aku merasa sedikit ketakutan. Aku ragu-ragu sejenak dan segera memegang tangan putra mahkota.

Dia melenturkan ototnya dan dengan mudah menyeretku ke atas. Setelah itu, kami masuk ke dalam gedung.

Tidak lama setelah berjalan melalui lorong sempit, ada tangga batu menuju ke bawah tanah.

'Orang-orang ini sangat suka ruangan bawah tanah '

(Yang dimaksud Penny ini suku kuno Leila yah)

Itu adalah tempat berisikan makam misterius yang tampak seperti tempat persembunyian sekelompok orang jahat, mengingat fakta bahwa sebuah altar dibangun jauh di bawah tanah di pulau itu bahkan di pulau Soleil.

"Hati-hati..."

Calisto, yang saat ini telah mencabut pedang, berbicara dengan suara rendah dan pergi ke depan.

Aku mengikutinya dari belakang dalam diam.

Lebar tangga, yang cukup sempit untuk dimasuki satu orang, berangsur-angsur melebar saat turun.

Bagian dalamnya tidak lebih gelap dari yang saya kira. Karena Ada lampu yang tergantung di mana-mana.

Lebih aneh dari itu, tidak ada yang bisa mencegah orang luar menyerang seperti jebakan misalnya. Ku pikir akan ada banyak makhluk jahat atau pengikut leila yang jahat.

'Nah, tidak ada yang bisa ke sini, jadi mereka tidak perlu memasang jebakan di sini '

Pulau terpencil yang besar dan sesuatu seperti ini dibangun di tengah-tengah tempat itu, tanpa sepengetahuan orang lain.

Aku juga memiliki peta ajaib, tetapi aku yakin ini tidak terdaftar dalam peta.

Tidak ada yang keluar, tapi kami terus menaiki tangga dan menuruni tangga.

Akhirnya, tangga yang tampaknya tak berujung berakhir dengan bentangan sebuah ruangam yang sangat luas.

"Ini..."

Kami berdiri di dasar tangga yang tersisa. Ada segunung koin emas, permata, dan harta karun yang bersinar dalam cahaya.

Dan seribu lebih tulang belulang berserakan dimana-mana dan ikut memenuhi ruangan ini.

"Akh!"

Aku melangkah mundur, menahan nafas saat melihat dan menyadari itu adalah tulang manusia.

"Pengikut Leila, mereka menculik orang, menyiksa mereka, dan menyembunyikan nya disini? Ada banyak hal kotor ditempat ini ..."

Putra Mahkota mengerutkan kening dengan kasar, mungkin karena sisa-sisa tulang yang banyak

"Tidak"

"Apa?"

"Disini, ini adalah makam dari suku Leila kuno."

"Makam?"

White Lily Means Death[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang