***
Kemudian tibalah malam gelap gulita yang Bobby bicarakan padaku tadi siang.
Setelah memeriksa data-data penelitian, aku segera menyelinap keluar melalui jendela untuk mengetahui bahwa bulan purnama kini berada tinggi di langit malam.
Pagi-pagi sekali, semua orang kini lelah setelah berkelahi dengan iblis, tetapi desa itu masih baik-baik saja tanpa ada rumah yang terbakar.
Aku sangat lega menemukan bahwa lampu itu juga mati di penginapan Jean tepat di sebelah tempat tinggal ku.
Untunglah lokasi yang diberikan Bobby berada di dekat lokasi tempat penggalian sedang berlangsung.
"Jika aku ketahuan dalam perjalanan pulang, aku bisa mengatakan bahwa aku tadi berjalan-jalan lalu kembali."
Aku seger keluar dari pintu masuk desa dan mendaki jalan setapak di dalam hutan yang gelap.
Mungkin karena itu tempat yang sering aku datangi selama bekerja, jalannya akrab di mata ku meski cahaya penglihatan ku tidak cerah sama sekali.
Apakah ini sudah sekitar beberapa menit? Aku bisa melihat tiang bendera yang ditandai di tempat kerja ku biasanya.
Aku berjalan sedikit lebih jauh ke atas lereng dan melewatinya.
Di ujung tebing, ngarai yang terbuat dari lapisan bebatuan besar muncul didepan mataku.
Itu adalah tempat yang dikatakan oleh Bobby.
- "Apa kamu tahu bunga moonshadow? Tanaman liar yang tumbuh di celah batu dekat ngarai, ada buah-buahan di bawah kelopaknya yang matang dari kuning menjadi hitam itu akan mekar setiap malam bulan purnama. Itulah mengapa disebut Bunga moonshadow."
- "jika Orang normal akan langsung memuntahkannya begitu mereka memakannya, tapi anehnya bagi ibu hamil yang mual di pagi hari dapat dengan mudah memakannya dengan baik karena rasanya yang asam."
(Fix, mangga muda versi dunia isekai)
"Itu ada disana."
Aku segera menemukan bunga moonshadow yang diceritakan oleh Bobby padaku.
Sedikit di bawah sana, ada seikat bunga kuning bermekaran di seluruh celah di bebatuan besar.
'Maksudmu aku bisa mencobanya?'
Cara pengunaan yang dia beritahu pada ku lebih sederhana dari yang aku kira.
Seperti segala macam pengobatan tradisional, obat ini tidak terlalu dapat diandalkan, tetapi sulit untuk langsung dilihat.
"Yah, terserah."
Aku meraih pijakan batu itu dan melompat ke bawah.
Batuannya bergelombang, jadi agak berbahaya, tetapi di tahun kelima penjelajahan jarak jauh yang aku tempuh, dibandingkan dengan menaiki tebing yang dijaga oleh iblis, ini bukan apa-apa..
- "hati-hati. Sudah lama sekali anak-anak muda meninggalkan desa, jika anda terlalu lama berada disana.... Seringkali ular batu muncul."
Kekhawatiran terakhir Bobby masih melekat di telingaku, tapi tidak apa-apa.
Meskipun awalnya aku adalah orang yang membenci makhluk yang menggeliat dengan perutnya, tinggal di gunung selama hampir setahun, membuat ku merasa terbiasa dengan keberadaan mereka.
Mana sihir yang meledak jauh lebih buruk daripada hewan-hewan itu.
Tetap saja, aku membawa banyak gulungan sihir untuk mencegah kemungkinan situasi darurat yang akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lily Means Death[✓]
Random[ Just a Projects ] HUSH! Jauh-jauh sana! Jangan hiraukan keberadaan ku!