66|230

323 65 13
                                    

Terimakasih atas bantuannya
Kak AyuJohari

Oh, kalau mau baca chap Ini, Luna saranin deh, pakai lagu yang mellow nguras air mata gitu, (kek lagu K-drama yang mellow gituloh) rekomendasi kih:')

•°•°•

230

Aku melihat ke bawah kepada sosok Yvonne yang tergeletak mati pada bagian bawah menara dari kejauhan dan hanya berbalik tanpa memedulikan nya.

Tiba-tiba sesuatu yang sangat besar jatuh dari jendela. Sesaat, cahaya keemasan yang cemerlang telah lewat didepan mataku.

“hah!”

Aku melihat. ke jendela lagi.

"Kuu-ung, ou-uh-uh-uh-uh"

Tubuh naga emas yang berat itu jatuh dari menara.

Hatiku hancur saat itu juga.

“Calisto!”

Saat aku berbaring seperti akan jatuh dan meneriakkan namanya, disaat itulah tiba-tiba aku tersadar dan segera berlari ke tangga.

“Tidak, tidak, tolong!”

Aku memohon tanpa henti kepada seseorang saat aku dengan panik turun dari menara.

Ketika aku akhirnya berhasil mencapai pintu masuk dari menara dan melompat keluar dengan cepat, hari sudah kembali fajar di luar, setelah malam panjang yang mengerikan berlalu.

Memutar mataku yang gemetar tanpa tujuan.

Segera setelah itu, tidak jauh dari menara, ada massa dari cahaya emas yang sangat besar.

Itu adalah tubuh dari naga emas.

"yang mulia!"

Aku berlari ke tempat itu seperti orang gila.

Tapi tubuh naga itu begitu besar sehingga aku tidak tahu harus mencari dan memulai dari mana.

“Jika calisto berada di bawah naga, apa yang harus aku lakukan?”

Saat aku memikirkannya, darah di sekujur tubuhku sepertinya mengucur di jari kakiku.

"yang mulia! Yang Mulia, bisakah kau mendengarku? Aku disini!"

Aku menepuk sisik naga yang keras.
Berteriak seperti orang gila tanpa tujuan.

Itu dulu.

“Oh, sial! Ini Sangat kotor dan berat. "

Dengan suara yang familiar terdengar, sayap dari naga itu mengepak.

Aku berlari ke arahnya seperti batu bergulir, ikut menarik sayap naga kesisi lain tempat.

"yang mulia! ugh! "

Aku mencoba menariknya keluar dengan kekuatan apa pun yang tersisa dari tubuhku.

Dia segera merangkak keluar dari kekacauan itu.

"bagaimana kabar mu, putri?"

Akhirnya putra mahkota, yang seluruh tubuhnya sudah ditarik keluar, tersenyum dan menyapa ku.

"yang mulia!"

Aku berlari ke arahnya, meninggalkan sayap naga yang aku pegang. Dan aku memeluk pinggangnya.

“Ugh!”

"kamu mengagetkanku!"

Calisto, yang telah didorong mundur beberapa langkah dengan erangan singkat karena terburu-buru, segera memelukku secara langsung.

White Lily Means Death[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang