98|262|31

207 38 25
                                    

Note: garis miring itu calisto yang bicara yaa^^

Kemudian, aku juga harus menyiapkan semua sarapan sebelum menyentuh bola kristal untuk kontak video dengan Callisto.

Segera setelah aku mengirim nomor kontak, cahaya keluar dari bola kristal.

(Handphone zaman dulu lebih keren bahkan dari Sams*ng yang bisa dilipat sekalipun 🤣🤣)

"—Ayo kita lakukan setahun kemudian, kenapa tidak?"

Wajah Calisto, yang terlihat penuh ketidakpuasan, muncul di udara.

"Bolehkah kita?"

Ketika aku bertanya padanya dengan acuh tak acuh, makan sedikit roti, dia melotot kearahku.

"Cobalah Jika kau benar-benar ingin aku memindahkan ibu kota ke Maltban."

"Hanya bercanda! Aku memang terlambat sehari untuk menghubungi mu, jadi silakan lihat aku sepuasnya, Yang Mulia. "

"Baiklah. Jika tiga hari ini seperti terakhir kali, kita akan benar-benar bertatap muka sekarang. Ini pasti kesempatan yang bagus untuk menyapa orang-orang Maltban dalam waktu yang lama."

Dia telah mengunjungi Maltban secara langsung karena keterlambatan kontak yang pernah terjadi sekali.

Aku berbalik ketakutan, menggigil saat melihat orang yang akan melakukannya setiap saat.

"Apakah kamu sudah sarapan?"

"Aku tidak bisa memakannya. Aku  sedang menunggu seseorang menghubungi ku, jadi aku tidak tahu apakah makanan itu masuk melalui hidung atau mulut ku."

"Mari makan bersama. Aku sudah menghubungi mu di pagi hari karena aku ingin makan denganmu."

"Lagipula aku memang lemah dengan mu... Ha."

Masih menatapku, dia menghela nafas pendek dan memerintahkan pelayan untuk menyajikan makanan didepannya.

Meskipun disini aku tidak sarapan dengan baik, aku selalu patah hati dengan kebiasaannya yang menyediakan makanan untuk aku yang makan sendiri.

"Aku mendengar ada serangan mana lagi hari ini."

"Jean baru saja melaporkan? Seberapa cepat sebenarnya dia..."

Dia tampaknya mendongkrak saat berbicara dengan Marienne tadi.

Aku tidak menyukainya, tetapi aku tidak bisa menambahkannya lagi.

Beruntung dia tutup mulut dengan fenomena aneh yang berulang kali muncul setiap kali iblis juga muncul.

"Penelope Ekcart, kau akan menyesal jika terus bersikap seperti itu. Apakah aku juga harus menjadi orang terakhir yang mengetahui tentang keadaan tunangan ku?"

Callisto sangat menyebalkan.

'Si cerewet, dia mulai lagi!'

Setelah menahan keinginan untuk menutup telinga ku, aku menjawab dengan mempoutkan pipi, makan sup  dengan uap yang naik bersamaan dengan sendok yang terangkat.

"Bukan apa-apa. Aku hanya tidak punya waktu untuk melaporkan keadaan ku. Bagaimana bisa aku —Huuft!"

Itu dulu.

Tiba-tiba, bau menjijikkan masuk ke hidung ku dari suatu tempat, dan aku tidak bisa menghentikannya, ada rasa mual ini melonjak diperutku.

"Apa itu?"

Callisto berdiri dengan cepat dari kursinya saat aku meletakkan sendok dan menutup mulutku dengan tangan.

Sekilas, dia mencurahkan tatapan mengerikan seperti api yang cepat dengan wajah kaku.

White Lily Means Death[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang