31|195

594 76 43
                                    

195: In the Same Boat

[warning: tujuh chap kedepan siapkan hati, BAPER GAK KETOLONGAN WOEY!]

Kemunculan Callisto yang tiba-tiba membuatku merasa linglung untuk beberapa saat setelah beberapa kejadian mengerikan yang menimpa.

Namun Teriakannya berhasil  mengembalikan kesadaran ku.

"Fi, Fire Pishon!"

Aku lupa rasa malu dan dengan cepat menyerang kaki tentakelnya yang putus.

Ssshhhh—. Bagian kaki tentakel yang terputus terbakar sebelum bisa tumbuh.

'(2/14)'

'berhasil!'

Jumlah yang melayang di udara meningkat.

"keuweeeeeg-!"

Tentunya itu berhasil? Monster gurita itu melompat lebih keras dari sebelumnya dilaut.

Melayangkan tentakelnya kemana-mana, tentakel berair cepat, perahu hampir pecah dan miring ke samping.

Hal-hal terus jatuh dan menggelinding ke laut.

"Ahhh-!"

Seorang pelaut yang tertabrak tong kayu tergulung jatuh ke laut dalam dan menghilang dalam sekejap.

"Uh, uh....!"

Saat aku juga tersandung dan jatuh.

"Putri!"

Putra Mahkota tiba-tiba memelukku erat-erat.

Dengan satu tangan di pinggangku, dia dengan cepat naik ke atas kokpit untuk menghindari benda-benda yang jatuh.

Putra Mahkota, yang melompat dari atap dan tiba di bagian belakang kapal, dengan ragu-ragu memotong kaki gurita besar yang telah melilit kapal.

Sementara itu, aku merasa seperti sekarung barang yang dibawa dipundak. Semuanya terlihat berputar di mataku.

"Oh, astaga, ini membuatku pusing! jatuhkan aku!"

"Teriakkan mantramu seperti yang kamu lakukan sebelumnya!"

"Fire Pison!"

Setelah memanggil mantra itu  dengan cepat api melahap bagian tentakelnya.

"Courchan, Kuooh Oh!"

Dengan teriakan monster yang dikalahkan, kapal yang miring itu kembali ke posisi horizontal dengan baik.

"Kerja bagus."

Baru kemudian Putra Mahkota menjatuhkanku ke lantai kapal.

Aku menyatukan kepalaku yang pusing dan melihat dengan hati-hati ke bagian yang terbakar.

Setelah dipotong, pada kaki baru tidak tumbuh tentakel baru.

'Oh, urutan angkanya.'

Begitu aku memiliki perasaan baik dalam bagaimana cara menghadapinya, aku segera mulai menghafal mantra sihir.

"Wind prison! Fire prison! Wind prison! Fire Pison!"

'(7/14)'

Jumlahnya meningkat dalam sekejap.

Aku bisa merasakan Callisto menatapku seolah-olah dia malu karena aku segera sadar dan bertarung tanpa meminta bantuan nya.

"Kweeek!"

Tapi karena aku yang agak ceroboh, masih ada satu kaki lagi yang akan menghantam  kami.

"Tch."

White Lily Means Death[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang