Terimakasih atas bantuannya
Kak vlady_225•°•°•°•
222
Itu baru setengah hari, tetapi ketika aku melihat wajah kotor dengan abu, aku merasa seperti aku telah bertemu dengannya lagi setelah sekian lama tidak melihatnya, dan aku sangat senang bertemu dengannya lagi.
"Apa yang terjadi? Bagaimana dengan pertempurannya?"
"Kita tidak punya waktu. Ayo bicara di jalan."
Dia mempercepat waktu ku. Aku mengangguk dan mengambil jubah yang telah aku lepas sebelumnya.
'Aku tidak berharap untuk pergi begitu aku sampai di sini....'
Pelarian dan rencana untuk kabur itu diharapkan hanya setelah pertempuran penuh antara pasukannya dan pemberontak dimulai. Aku akan menemukan tongkat cermin dan melawan Yvonne di tengah kebingungan mereka, tapi sekarang setelah aku memikirkannya, itu adalah rencana tanpa harapan.
"Kemarilah, Putri."
Aku segera mengambil ramuan itu dan bangkit dengan kuat berjalan kembali kepada Putra Mahkota. Kemudian dia menunjuk ke perapian tempat dia keluar tadi.
"Kamu harus turun."
"Di...di sini ...?"
Aku melihat ke bagian sempit dengan tampilan yang agak ketakutan. Itu sangat gelap dan suram sehingga tidak ada yang salah dengan kawanan tikus yang kemungkinan langsung turun. Tentu saja, Callisto merangkak keluar dari sana, jadi aku tahu hanya ada jalan keluar lewat situ, tapi aku tahu itu hanya dalam pikiran ku.
"Apa, kamu tidak mau pergi? Jalan Itu Bersih karena aku sudah menyapu jauh-jauh sampai ke sini. Jangan khawatir, aku sudah membunuh tikus dan kelabang dari waktu ke waktu selama aku melewati nya."
"Tidak, itu.... bukan seperti itu."
Ketika Calisto melihatku, yang tidak berniat untuk pergi lewat jalan itu, dia mengerutkan kening di belakang hidungnya dan berkata dengan nakal, 'Aku tidak bermaksud kamu pergi sendiri', tetapi yang mengejutkan, aku lega mendengar kata-katanya yang mengatakan bahwa dia membersihkan nya tadi.
'Lipan, lipan!'
Aku berhasil meremas tubuh ku karena perasaan jijik untuk jatuh dan merangkak ke dalamnya. Tidak lama kemudian, kegelapan total datang 'gedebuk'. Itu karena Callisto menutup lorong.
Untungnya, kegiatan merangkak yang menyesakkan itu tidak berlangsung lama. Setelah beberapa saat, lorong, yang harus dirayapi, menjadi semakin lebar, dan pada satu titik, aku keluar menghadap ruang yang sangat luas.
"Sini, Putri."
Putra Mahkota mengambil sesuatu dari pelukannya dan membawaku tanpa istirahat. Dorongannya mencerahkan lingkungan yang gelap. Yah, itu bijih. (Keknya semacam batu sihir yang bisa mengeluarkan cahaya)
Baru setelah itu aku dapat melihat sekeliling dan cukup terkejut. Lusinan jalan bercabang tampak seperti labirin. Calisto berjalan tanpa ragu ke salah satu dari jalan itu. Mengikuti dia, aku bertanya dengan tatapan bingung.
"Yang Mulia, kita mau kemana?"
"Ini jalan rahasia yang hanya diketahui keluarga kekaisaran."
"Oh."
Entah bagaimana, aap yang dilakukan itu adalah pelarian yang sia-sia, tidak seperti penculikan pagi sebelumnya.
"Bajingan bodoh. Bukankah wajar jika ada jalan rahasia di istana? Yah, aku bisa menemukanmu dengan mudah berkat itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lily Means Death[✓]
Random[ Just a Projects ] HUSH! Jauh-jauh sana! Jangan hiraukan keberadaan ku!