114|278|47|7

260 38 2
                                    

"...Apa?"

"Mengapa kamu memanggilnya 'pengemis' setiap hari dan dengan begitu kejam menyakiti dirinya disudut rumah. Mengapa kamu menyia-nyiakan nasi yang diam-diam dia makan seperti tikus karena dia tidak bisa makan sesuatu dengan baik selama ini?"

"...."

Dengan kata-kataku, dia mengigit mulutnya sendiri.

Aku kembali bertanya, melihat kembali para anggota keluarga lainnya.

"Dan kau! Mengapa kau tidak memberikan pujian atau uang saku kepada seorang anak yang lulus di perguruan tinggi sendiri tanpa pergi ke akademi sama sekali?"

"...."

"Mengapa kau tidak memberikan kamar yang layak untuk seorang anak yang tidak tahan dengan kejamnya dunia dan berpikir dia dapat bertahan hidup sendiri?"

"...."

"Dia tidak tahan terhadap kecoak dan jamur, jadi dia melakukan tiga pekerjaan paruh waktu dalam sehari, kembali dan belajar sepanjang malam tanpa sedikitpun istirahat. Mengapa kalian tidak menelepon anak yang hidup seperti itu bahkan sekali pun sejak dia pergi meninggalkan rumahnya?!"

"...."

"Aku tidak tahan karena aku sangat ingin tahu jawaban tentang itu."

Ketika 'cermin kebenaran' menunjukkan bagaimana manusia-manusia ini menyesali perbuatan mereka, aku...

Aku sangat penasaran.

Mengapa kalian menyesali semua hal yang kalian lakukan terhadap ku?

Terus terang, ketika aku mengingat apa yang telah aku alami di sudut rumah itu, akan lebih tepat bagi Leila untuk meludahi potret ku daripada mencuci otak ku....

"...Menunggu di bawah seperti itu dan akhirnya menyebabkan dia terjangkit penyakit seperti seorang pengemis dan kemudian membuangnya, bukankah ini yang kalian harapkan?"

Anak kedua yang menyebalkan biasanya mengatakan 'seorang gadis seperti pengemis' setiap kali dia melihatku berada disisinya.

Meskipun aku tidak mengatakannya dengan lantang, ayah ku dan putra pertama ku juga memandangnya.

Itu tidak terdengar seperti kebohongan. Aku benar-benar akan mati setelah hidup seperti pengemis.

Seolah-olah tidak peduli seberapa keras aku berjuang untuk hidup, aku akhirnya menjadi apa seperti yang mereka bicarakan.

"...."

Aku hanya mengajukan pertanyaan, tetapi bagian dalam kamar rumah sakit dengan cepat menjadi sunyi seolah-olah itu adalah pemakaman.

Aku memalingkan kepalaku dari manusia yang tidak menjawab tiap-tiap pertanyaan ku dan menatap kosong ke tubuh asliku.

Tubuh ku yang malang berulang kali disuntik dan menghembuskan udara dengan alat bantu pernapasan oksigen.

"....kau ingin aku melepaskannya? Jika aku jadi dirimu, aku tidak ingin bangun selamanya."

"...."

"Seberapa ingin kamu mati jika kamu tahu kamu harus hidup begitu sengsara sampai akhir karena keserakahan mereka?"

Kesedihan dari akhir yang mengerikan itu hanya sesaat.

Mungkin karena aku tidak lagi membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari manusia ini, semua ini tampak seperti komedi.

Aku mengalihkan pandangan dari tubuhku dan berbicara dengan kejam kepada tiga pria yang berdiri di depanku seperti orang berdosa.

"Kau tahu? Mungkin karena melihat wajahmu yang mengerikan itu lah yang membuat dia tidak ingin bangun."

White Lily Means Death[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang