Pada hari penobatan, cuaca sudah cerah sejak pagi.
Itu adalah hari yang istimewa, dan itu sama baiknya dengan para petani, kecuali bahwa aku kini menjadi boneka yang kelelahan dan sudah lapuk sejak pagi hari karena kembali dipoles.
Ketika aku diliputi oleh rasa kekecewaan, aku memprotes karena tidak puas dengan mata ku yang bengkak.
"Tokoh utama adalah pemilik istana ini, mengapa aku juga harus....!"
Namun, para pelayan sangat keras kepala seolah mereka tidak akan pernah bisa mundur hari ini untuk mendandaniku.
"Ya Tuhan, Putri Mahkota! Anda tidak tidur nyenyak, bukan? Ada lingkaran di bawah matamu? Apa yang sedang kamu lakukan? Bersiaplah untuk pemijatan!"
"Iya! Nyonya!"
Sesaat, aku tidak bisa menghentikan pelayan mertua yang memanggilku Putri Mahkota.
Karena, dengan sekali tepuk tangan dari tangannya, para pelayan datang dan segera membungkus ku.
Setelah aku menyelesaikan riasan ku, aku mengenakan aksesori yang diberikan pangeran kepada ku beberapa hari yang lalu, dan wajah ku tampak bersinar cerah saat ini.
Ketika sebuah tiara berbentuk mahkota diletakkan di atas kepala, yang telah ditata dengan halus, perasaan tajam dari mata terbuka dan perasaan yang mulia muncul dalam diriku.
'Tapi selalu ada sesuatu yang berharga.'
Setelah menyelesaikan diri dengan riasan, lama sekali aku melihat wajahku di cermin yang terlihat bercahaya dengan tatapan puas.
"Putri."
Cedric berkunjung dengan satu dua ketukan dipintu.
Sebagai asisten setia putra mahkota, dia juga berpakaian mewah.
"Anda sangat cantik hari ini."
"Terima kasih atas pujiannya."
"Aku datang untuk membawamu atas nama Yang Mulia."
Tidak seperti biasanya, dia menemaniku dengan wajah kaku yang terlihat aneh. (Kenapa lun selalu mikir bahwa Cedric ini adalah Cedric ajudannya papa nya Sofia the first hah?!)
Bersamaan dengan dia yang meninggalkan istana megah milik Pangeran, gerbong kereta megah yang diukir dengan naga kuning ditempatkan didepan pintu istana.
Upacara penobatan diadakan di aula utama Istana Matahari yang telah dipugar.
Sesampainya di depan pintu utama di istana matahari, ada banyak bangsawan yang sudah duduk rapi di masing-masing kursi berdasarkan nama keluarga mereka.
Sebagai satu-satunya burung merak terbaik kekaisaran, tentu saja Ekcart berada jauh di barisan depan.
Di sebelah kanan ada sang duke, rambut hitam yang seperti ebon dan rambut pink cantik terlihat bersebelahan.
Satu kursi kosong di sebelahnya.
'kau masih memiliki Eckart sebagai nama belakang mu, jadi apa yang bisa aku lakukan dengan ini?'
Sudah waktunya berjalan di menjauh dari Cedric.
Seolah-olah aku terlihat sedang mencari seseorang, mata ku bertemu dengan sosok Rennald, yang sedang berjuang mencari seseorang dengan kepalanya.
"Penelope—!"
Dia tiba-tiba bangun dan melambai tepat kearahku, melambaikan tangannya dan segera berteriak.
"Hei—!"
"Tempat Putri ada di sini, silahkan."
Cedric mematahkan arah jalannya dengan cepat
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lily Means Death[✓]
Random[ Just a Projects ] HUSH! Jauh-jauh sana! Jangan hiraukan keberadaan ku!