Terimakasih atas bantuannya
Kak vlady_225•°•°•°•
221
Kereta kuda berhenti tepat di depan istana yang indah.
Aku tidak terlalu hafal area istana kekaisaran karena belum datang ke sini lagi sejak kompetisi berburu terakhir kali.
Paling-paling, aku hanya tahu jalan dari istana menuju perpustakaan istana.
Apalagi istana kekaisaran lebih besar beberapa kali lipat dibanding kediaman Duke.
'Toh, akan sulit untuk kabur juga...'
Eclise mengerahkan orang-orang yang mengelilingiku untuk melindungi dan memindahkanku ke dalam istana.
Istana asing ini tampak sepi, entah apakah kabar bahwa para pemberontak sudah mengambil alih istana hanyalah kabar bohong atau tidak.
Kukira dia akan membawaku ke ruang bawah tanah atau semacamnya dan mengurungku, tapi aku malah melewati koridor megah menuju suatu ruangan yang luas dan mewah.
Saat sampai ke meja yang ada di tengah ruangan itu dia menoleh ke padaku dan berkata.
"Tolong keluarkan semua yang ada di dalam saku mu."
Pemandangan pria yang berdiri menjulang di istana antik ini terasa aneh.
Aku memandangnya dengan tatapan asing dan segera memasukkan tanganku ke saku lalu mengeluarkan potongan itu dan meletakkannya di atas meja.
'Lebih cepat dari yang kubayangkan.'
Meskipun aku sudah mengeluarkan potongannya dia hanya menatapku dala diam.
"Apa?"
Aku membuka mulutku dan bertanya sambil memiringkan kepala.
"Kamu mau aku menggeledah sakuku sendiri?"
"Tuan bisa memberiku potongannya saja."
Aku acuh tak acuh kepada lelaki yang menyuruhku mengosongkan semua isi dari kantongku sendiri.
"Aku tidak yakin tuan akan menggeledah kantong dengan benar jika aku tidak menyentuh nya dengan tanganku sendiri."
"Bajingan gila."
Aku mengumpat lalu memasukkan tanganku ke kantong dengan kasar.
Ada empat ramuan yang tersisa dan setangkai mawar yang sudah layu.
Bam! Aku melempar benda-benda itu ke atas meja.
"Sudah semua."
Kukira aku akan melakukan semuanya sendiri jadi aku membalik keluar kantong jubahku dan menunjukkannya.
"Ini..."
Pandangan seorang pria yang sedang mengambil dan memeriksa barang-barang itu tiba-tiba berhenti pada mawar layu tersebut.
Tatapan matanya seperti bertanya-tanya benda apa itu, aku menjawab tanpa menunjukkan ekspresi.
"Itu adalah peninggalan dari penyihir yang mati di tangan Yvonne."
"Apakah benda ini... berharga?"
"Ya. Dulunya dia adalah wali dari anak-anak yang ditawan oleh Yvone. Dialah yang mengatur kegiatan mulia itu."
"....."
"Kamu membawaku ke sini, aku jadi tidak bisa menahan perasaan sedihku untuk sesaat."
Awalnya dia hanya terikat di lingkaran sihir, tetapi aku membuat dia yang masih hidup menjadi seperti orang mati dalam sekejap.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lily Means Death[✓]
Random[ Just a Projects ] HUSH! Jauh-jauh sana! Jangan hiraukan keberadaan ku!