30|194

363 64 7
                                    

194: Monster'

Setelah beberapa persaingan sengit di antara para kapten kapal. Pada akhirnya aku membeli kapal beserta dengan awaknya.

Aku melihat ke garis pantai yang jauh dengan teleskop yang diberikan seseorang kepada ku.

Kepulauan Arkina tampak terlihat melalui kabut yang turun pada malam hari ditengah laut.

'Aku yakin tidak apa-apa jika aku pergi sendiri.....'

Namun aku sedikit khawatir tentang monster yang kemungkinan ada ditengah laut, tetapi pemimpin mereka kan ada di ibukota, jadi aku berharap tidak ada kerusakan serius pada ku nantinya. (Pemimpin yang dimaksud: Yvonne lucknut)

Setelahnya aku menurunkan teleskop dengan sangat rasional.

"Nah, disana....."

Saat itu, mantan pemilik kapal yang kini menjadi pelaut menghampiri dan mengatakan apakah aku sudah selesai mengatur tugas pada awal kapal.

"Keberangkatan harus dilakukan sekitar jam 3 pagi. Saat itulah monster paling tidak aktif dan waktu dimana ombak laut paling tenang."

Aku mengangguk dalam diam. Kemudian pria itu bertanya dengan hati-hati.

"Tapi orang macam apa yang suka pergi kesana ... Kamu mau pergi ke tempat berbahaya itu dengan alasan  apa?"

Matanya menatap rakus ke sisi bajuku.

Orang miskin yang mencoba mencicipi uang itu sungguh berbahaya.

Selama sisa waktu yang ada, aku berhenti berpikir untuk menyewa seorang penjaga yang lebih memilih gerak kaki ku saat ini.

Aku sendiri bertanya-tanya apakah aku bisa mendapatkan pendamping yang tepat, dan terlebih lagi, tas itu berada di bawah mantra sehingga tidak bisa dibuka kecuali itu adalah atas keinginan ku sendiri.

"Bukankah ada insiden beberapa bulan yang lalu saat Soleil tenggelam?"

Pada pertanyaanku, pria itu melebarkan matanya dan mengangguk.

"Oh, ya, ya! Pulau itu, yang baik-baik saja sebelumnya, menghilang dalam sehari dan semua orang dalam masalah! Karena hal itu!"

"Pulau itu awalnya digunakan oleh sisa-sisa Leyla sebagai jembatan perantara sebelum mereka menyeberang dari Arkina ke Tratan, yang disapu oleh tuanku." (Rasa nya biang keladi tenggelam nya pulau itu elu deh🙄😂)

Aku membuatnya takut dengan tatapan tegas.

"Hah, ap, APA....dimusnahkan?"

Aku sendiri tidak hanya bisa merasakan ketakutan pria itu, tetapi juga para pelaut yang sengaja mendengar ucapan ku menggerakkan tubuh mereka dengan takut.

Sungguh memalukan untuk mengatakan ini dengan mulutku, tetapi aku tidak bisa berbuat banyak untuk menekan tombol kanan dan memerintah mereka.

"Kalau begitu, arahkan kapal ke Kepulauan Arkina...."

Aku menambahkan ucapan ku dengan anggukan berat.

"Ingatlah. Tuanku sangat membenci orang yang mengganggu perintahnya."

"Ya ya! Aku akan melakukan yang terbaik untuk melayani mu! "

Untungnya, setelah melihat wajahnya yang dilanda teror mengerikan, sepertinya dia akan bekerja dengan baik setelah ini.

Untuk sisa waktu dan uang ku, aku membeli topeng dan jubah dalam kasus jika aku harus menutupi wajah ku dengan benar.

Dan pada akhirnya aku tidak menyisihkan uang untuk menggunakan lantai atas penginapan lama.

White Lily Means Death[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang