199: The Truth
"Ha...."
Aku tertawa getir pada jendela pencarian utama yang baru dan mengucapkam beberapa kata-kata kasar untuk pencipta system' sialan ini.
"Jangan bercanda denganku. Kenapa harus aku!... Kenapa aku harus menyelesaikan pencarian utama sialan yang tiada habisnya ini?"
Kenapa aku masih berada dalam game ketika mode sulit ketika semua ini sudah berakhir?
Kegagalan untuk melarikan diri membuat ku menyerah sampai batas tertentu. Kalau tidak, aku pikir lama kelamaan aku akan gila.
Bahkan jika aku tidak bisa keluar dari sini, yang aku inginkan hanyalah menghentikan penyebab ketakutan ku akan kematian yang melirik kearahku setiap saat.
Aku tidak ingin menderita karena takut dibunuh oleh game itu lagi.
Jadi aku ingin keluar dari siklus cerita mengerikan ini saat ini juga.
dunia ini hancur atau tidak, apa hubungannya dengan ku? Aku tidak peduli.
"Berikan saja Yvonne pada orang lain, karena aku tidak membutuhkannya sama sekali! "
Tiba-tiba, sesuatu yang aneh terjadi.
Seolah mereka mengerti apa yang baru saja ku katakan, huruf putih baru melayang di bawah jendela pencarian.
<system '> setelah Anda menyelesaikan misi utama, permainan akan berakhir dengan hadiah. Anda bisa menyelamatkan nyawa orang dengan hadiah [taring naga emas]
Tetapi jawaban dari jendela sistem sama sekali tidak menghibur ku.
"Jadi kenapa aku yang harus menyelamatkan nyawa orang-orang?"
Aku gemetar dan berteriak mengutuk kepada takdir yang begitu kejam pada diriku.
"Aku sudah mati, aku telah diseret ke tempat sialan ini, dan aku telah melalui banyak hal, dan sekarang aku tidak punya tempat tujuan. Mengapa harus aku, mengapa!"
Rasa Frustrasi dan putus asa yang kupendam selama ini untuk dapat bertahan hidup tiba-tiba pecah seketika itu juga.
Bahkan jika itu bukan karena sihir pencucian otak milik Yvonne, aku menebaknya sejak aku melihat diriku tertidur dalam mimpiku setelah minum racun.
'mungkin tubuh asliku benar-benar telah meninggal...'
Jadi jikapun aku sudah mati dan pergi dalam kehidupan nyata, dan ini semua hanyalah ilusi.
Aku, dibawa ke neraka ini dan dihukum.
Jika tidak, kenapa Penelope dan situasi ku sangat serupa. Bukankah itu sangat menyakitkan?
'tetapi jika ini benar-benar neraka, kesalahan apa yang telah aku lakukan duku? Apakah itu dosa besar karena aku telah bermain game sepanjang malam? '
Merasa sangat tidak adil, aku muak sampai rasanya ujung leher terasa sakit.
Aku pikir aku akan menangis, tidak pantas jika aku terus begini, jadi aku menggertakan gigiku kuat.
Tadinya seperti itu. Tiba-tiba saja, tulisan putih perlahan menghilang dan tergantikan dengan video yang dimainkan.
"....ah."
Aku mendengar suara yang tidak asing.
Dan aku berhenti bernapas tanpa sadar.
"Ugh..."
Bagian dalam layar adalah kamar rumah sakit.
Aku bisa melihat diriku dengan mata terpejam yang terbaring di tempat tidur dengan memakai alat bantu pernafasan oksigen.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lily Means Death[✓]
Casuale[ Just a Projects ] HUSH! Jauh-jauh sana! Jangan hiraukan keberadaan ku!