97|261|30

222 36 20
                                    

Whing, whing, whing-!

Saat fajar, suara sirene tanda bahaya yang bergema dengan keras di aula yang sunyi. Setelah begadang semalaman, aku merasa sangat lelah sehingga ketika aku tiba-tiba membuka mata aku hanya bisa mendengus kesal.

'....lagi?'

Aku menghela napas dan bangkit dari tempat tidur sambil terburu-buru.

Meskipun aku sangat kesal dengan situasinya, tangan ku tetap sibuk membuka laci dan mengemasi beberapa gulungan sihir untuk menyerang dan bertahan dari serangan.

Itu adalah momen ketika aku dengan buru-buru meninggalkan pintu yang terbuka dengan jaket di atas piyama ku.

"Kee-ee-ee"

Dari kejauhan terdengar suara monster yang mengacung keras.

"Boo-ooh-ooh"

Bayangan hitam segera melintas di atas kepalaku.

Ketika aku mendongak dan melihat ke atas, aku dapat melihat seekor lebah kuda seukuran mobil sedan yang melayang dengan cepat di atas permukiman desa.

"....gila."

Pemandangan pada sengatan lebah yang besar dan tajam, yang cukup untuk dijadikan senjata tombak, membuatku merinding.

Itu adalah saat ketika aku hendak meneriakkan mantra dari gulungan sihir yang aku bawa.

Itu dulu.

"Tangan Freeze!"

Seseorang bergegas meneriakkan mantranya lebih dulu.

Mana sihir yang dilemparkan kearah tawon besar yang terbang di langit segera membuatnya jatuh ke tanah dan membeku seketika, lalu lebah itu pecah menjadi puluhan bagian kecil.

Untungnya, tidak ada kerusakan karena lokasi jatuhnya adalah tanah lapang tanpa bangunan.

"Professor!"

Karakter utama yang menembak jatuh monster itu memanggilku dan lari dengan tergesa-gesa kearahku.

"Jean."

Aku menyambutnya dengan panggilan akrab. Penyihir Callisto yang menyelamatkan ku saat itu adalah orang asing yang awalnya pergi bersamanya tempo hari untuk mencari tanah kosong.

Di usia yang sangat muda, Jean berhasil menjadi Hakim yang cukup ulung. Cukup baik untuk dimengerti mengapa Callisto memilihnya sebagai pengawalku.

"Itu iblis kelas rendah, jadi jangan khawatir. Ada banyak dari mereka yang datang melalui lembah."

"Benarkah?"

Jean menjawab dengan wajah pucat.

Ikatan pertahanan yang dibuatnya di seluruh desa sangat kuat.

Namun, cakupannya begitu luas sehingga ketika Jean harus memperhatikan berbagai hal seperti ini, dia tidak bisa tidak membuat celah kecil.

'Nah, karena lebah berkerumun dalam kelompok.'

Melihat lima atau enam tawon yang masih terbang di langit, aku pikir itu adalah yakgwa.

(Note: Yakgwa adalah jenis kue tradisional khas Korea yang terbuat dari tepung gandum, madu dan minyak wijen. Kue ini biasa disajikan pada saat perayaan acara-acara penting dalam masyarakat Korea. Sejarahnya, kue ini telah dibuat sejak zaman Dinasti Goryeo dan tertulis dalam dokumen-dokumen kuno.)

Suatu hari, ketika segerombolan belalang datang ketempat penggalian sekitar sini, aku benar-benar merasa ingin berhenti dari pekerjaan ku dalam penelitian yang aku lakukan dan melarikan diri sejauh mungkin.

White Lily Means Death[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang