19

1.6K 193 159
                                        

Sinar matahari masuk melalui celah, membangunkan pria bersurai pirang yang tertidur dalam pelukan pria tampan bersurai hijau. Lengan kekar milik sahabatnya itu menjadi bantalnya tidur dan juga memeluk pinggang rampingnya erat seperti tidak ingin melepaskannya.

Wajah tampan yang dihiasi dengan bintik-bintik hitam yang samar, menjadi hal pertama yang dilihat oleh Bakugo saat ia membuka mata. Manik ruby itu menatap wajah tampan di hadapannya dalam diam. Bakugo telah benar-benar bangun dari tidurnya, tetapi ia enggan untuk beranjak dari tempatnya.

Ia merasa nyaman dengan posisinya saat ini. Bangun di pagi hari dalam pelukan hangat seseorang, lengan yang menjadi bantalnya tidur dan lengan lainnya yang memeluk pinggangnya erat. Rasanya hangat tidak menyesakkan. Hawa dingin karena AC di dalam kamar tidak terasa.

Bakugo menyingkirkan lengan kekar yang berada di pinggangnya perlahan. Ia sedikit kesusahan memindahkannya, karena lengan itu memeluknya cukup erat. Ia juga tidak bisa menyingkirkannya dengan kasar, karena ia tidak ingin membangunkan tidur lelap pria itu. 

Bakugo turun dari ranjang dan beranjak menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Ia menarik kedua tangannya ke atas untuk meregangkan tubuhnya sembari melangkah menuju dapur. Ia memakai apron miliknya, lalu membuka kulkas dan mengeluarkan beberapa bahan mentah. 

Ia akan memasak Oyakodon untuk menu sarapan mereka. Awalnya ia berencana memasak Omurice untuk sarapan karena cukup mudah dan lebih simpel, tetapi urung karena ia merasa Midoriya akan mendapatkan lebih banyak energi jika memakan Oyakodon sebagai sarapannya. 

Bakugo meletakkan dua mangkuk Oyakodon di atas meja makan, lalu kembali ke dalam dapur untuk membuat secangkir kopi dan segelas coklat panas. Tak lupa ia juga menyiapkan air mineral di atas meja selain kopi dan coklat panas. 

Ia melirik ke arah jam dinding. Waktu menunjukkan pukul 6.30 pagi. Ia melepas apron yang dipakainya dan melangkahkan kakinya memasuki kamar. Di dalam kamar, Midoriya masih bergelung nyaman di atas ranjang. 

"Oi, Deku. Ini sudah pagi, cepatlah bangun. Aku sudah memasak sarapan." Ujar Bakugo.

Bakugo berjalan mendekat dan mendengus melihat Midoriya yang masih enggan membuka matanya meski sudah ia panggil beberapa kali. Ia mendudukkan dirinya di pinggir ranjang, lalu tangannya terulur untuk mengguncang bahu Midoriya. 

"..."

Midoriya masih belum memberikan respon apapun meski Bakugo mengguncangkan bahu nya cukup keras. Bakugo menghentikan gerakannya dan menatap wajah tampan yang masih tertidur itu. Tangannya beralih menuju surai hijau yang berantakan. 

Ia menyisir surai itu perlahan, kemudian mengusap gemas surai hijau itu. Rasanya lembut dan terlihat menggemaskan saat surai hijau itu semakin berantakan karena ulah tangannya. 

"Enggh...." Gerakan tangan Bakugo terhenti saat mendengar lengguhan malas dari bibir Midoriya. 

Sepertinya usapan gemas dari Bakugo berhasil mengusik Midoriya dari tidurnya yang lelap. Midoriya membuka kedua matanya perlahan dan mengedip-kedipkan kelopaknya yang masih terasa berat. 

"Pfft-" 

Pandangan kosong Midoriya beralih menuju satu fokus saat mendengar suara orang yang sedang menahan tawa nya. Tatapannya berhenti pada wajah Bakugo yang tertutupi oleh tangannya, menahan tawa nya untuk lolos. 

"Ohayou Kacchan. Kenapa kau tertawa ? Ada yang lucu ?" Ucap Midoriya dengan suara yang cukup serak, khas orang bangun tidur. 

Bakugo tersentak mendengar suara Midoriya. Ia mengalihkan tatapannya dan berdeham pelan menutupi rasa gugupnya yang tiba-tiba saja muncul.

Katsuki - Kitsune [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang