46

1.5K 168 53
                                        

*Cklek* 

"Aahh.... Aku lelah," Keluh Uraraka lesu. 

Midoriya melirik sekertarisnya yang mengeluh lelah dengan acuh. Ia melangkahkan kakinya menuju kursi kebesarannya di kantor sementara yang Kambe Corp berikan padanya selama bekerja di London. 

"Masalah skandal ini benar-benar merepotkan ! Dasar penjilat tidak tahu diri !" Omel Uraraka melihat tumpukan berkas di meja kerjanya. 

"Setidaknya kita berhasil meyakinkan para petinggi Kambe Corp untuk sepenuhnya bekerja sama dengan kita sebagai bentuk kompensasi yang mereka berikan atas kejadian yang disebabkan oleh bawahan mereka ini," Sahut Midoriya. Uraraka menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan atasannya.

Midoriya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sembari mengeluarkan ponselnya yang ia non aktifkan sejak keberangkatannya ke Inggris. Ia menyalakan ponsel itu lalu mengutak-atiknya dalam diam. 

Kedua matanya melotot melihat layar ponselnya. Ketiga remaja yang ia pekerjakan untuk melindungi Bakugo, mengiriminya pesan yang isinya melaporkan bahwa Bakugo telah jatuh sakit beberapa hari lalu. 

Ritme detak jantungnya berdetak dengan cepat saat membaca pesan yang mereka kirimkan dengan teliti. Raut wajahnya yang kaku sedikit melemas saat ia membaca pesan yang mengatakan bahwa Katsuma telah memeriksa keadaan Bakugo dan kemudian baik-baik saja. 

Uraraka menyandarkan kepalanya di atas meja kerjanya karena lelah melihat tumpukan berkas. Manik matanya menangkap perubahan raut wajah Midoriya. 

"Ada apa ?" Celetuk Uraraka penasaran. 

"Kacchan sakit," Sahut Midoriya sekenanya. 

"Apa ? Bagaimana keadaanya ? Apakah ia baik-baik saja ?" Tanya Uraraka.

"Tidak apa-apa. Katsuma sudah memeriksanya dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Ah ! Tunggu. Ada 198 panggilan tak terjawab dari Kacchan-" Midoriya menghentikan ucapannya saat melihat jumlah panggilan tak terjawab dari pujaan hatinya. 

Uraraka terdiam mendengar ucapan Midoriya. 

'Kenapa aku merasa bahwa alasan Bakugo-kun menelpon sebanyak itu karena masalah skandal kemarin ?' Batin Uraraka bertanya-tanya. 

Mengabaikan Uraraka yang tenggelam dalam lamunannya, Midoriya memilih untuk mengutak-atik ponselnya untuk menghubungi Bakugo dan menanyakan apa yang terjadi. 

Tutt..tutt..tutt..

Tutt..tutt..tutt..

Tutt..tutt..tutt-

.

.

.

- Calling Kacchan -

'Hallo, Kacchan ! Apakah terjadi sesuatu disana ? Apa kau baik-baik saja ? Bagaimana keadaan-'

' ... '

'Kacchan ? Kau dengar aku ?'

' ... Deku baka...hiks...'

'E-eh ?? Kacchan kau menangis ? Apa kau merasa sakit ?'

' Anta tte honto baka ! ! Kau dengar aku ? Deku baka ! hiks... hiks...'

Katsuki - Kitsune [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang