Waktu telah menunjukkan pukul 11 siang. Beberapa jam terlewat setelah mereka tertidur karena kelelahan.
Midoriya mengulurkan tangannya dan menarik tangan Bakugo hingga terduduk. Ia melihat raut wajah Bakugo yang meringis.
"Masih sakit ?" Tanya nya ragu.
Wajah Bakugo sedikit bersemu merah. Ia menggelengkan kepalanya.
"Ini bukan apa-apa." Jelas Bakugo mengelak kenyataannya.
Midoriya mengangguk kecil dan beralih mengambil seporsi makanan yang ia letakkan di meja kecil dekat ranjang.
15 menit yang lalu, tepatnya setelah ia bangun dari tidurnya karena kelelahan setelah berolahraga pagi ditambah lagi olahraga ranjang yang mereka lakukan, Midoriya memilih memasak makanan untuk mereka berdua. Midoriya telah memakan makanannya lebih dulu di meja makan.
"Sarapan ?" Tawar Midoriya sembari menyodorkan sepiring makanan.
Bakugo mendengus mendengar ucapan Midoriya. Ia membenarkan letak selimut yang menutupi tubuh polosnya. Berbeda dengan Midoriya yang telah memakai celana panjangnya, Bakugo baru saja terbangun dari tidurnya saat Midoriya masuk ke dalam kamar dengan membawa seporsi makanan.
"Ambilkan baju untukku." Titah Bakugo sembari menerima piring yang Midoriya berikan.
Bakugo memakan makanan yang Midoriya buat dengan lahap. Tangannya terulur untuk mengambil segelas air minum di atas meja samping ranjang. Beberapa saat kemudian, Midoriya kembali dengan sehelai pakaian milik Bakugo.
Bakugo meletakkan piring dan gelas kosong ke atas meja, lalu memakai pakaian yang Midoriya ambilkan. Midoriya mendudukkan dirinya di pinggir ranjang. Di tatapnya tubuh polos Bakugo yang dipenuhi oleh bercak merah karena ulahnya, ditutupi oleh pakaian yang Bakugo pakai.
Bakugo yang menyadari tatapan Midoriya, menatapnya balik dengan tatapan yang seolah berkata "Ada apa ?".
"Aku berencana untuk konsultasi pada Katsuma mengenai hal ini. Kau mau ikut atau tidak ?" Ucap Midoriya sembari sekilas menatap ke arah ekor Bakugo.
Bakugo mengikuti arah pandang Midoriya sembari berpikir.
"Kalau kau ingin ikut konsultasi, aku bisa meminta Katsuma kemari. Tapi jika kau tidak mau, aku akan menemuinya sendiri." Imbuh Midoriya.
"Aku ikut. Aku ingin tau apa yang terjadi pada tubuhku. Aku ingin lebih mengerti tentang diriku saat ini." Setelah terdiam beberapa saat, Bakugo mengalihkan pandangannya dari ekornya dan menatap lurus pada manik hijau itu.
"Eh ?! Kau serius Kacchan ?!" Manik hijau itu berbinar. Bakugo tertegun melihat binarnya.
"Kupikir, sudah saatnya aku bergerak maju dan menerima keadaanku saat ini." Bakugo memalingkan wajahnya ke lain arah karena binar mata itu terasa seakan menekannya.
"Wuaahh yokatta !!" Bakugo sedikit tersentak saat Midoriya mendekat dan memeluknya erat. Bisa ia dengar hembusan nafas lega dari Midoriya yang meletakkan wajahnya di ceruk leher Bakugo.
"Kau... merasa lega ?" Celetuk Bakugo. Midoriya terkejut mendengar celetukan Bakugo.
"Tentu saja. Aku senang kau mau membuka diri. Meski harus menunggu lama, aku senang kau mulai menerima keadaanmu saat ini. Aku janji padamu, jika suatu saat nanti aku menemukan cara untuk membuatmu kembali seperti dulu, aku pasti akan mengembalikanmu seperti semula. Sampai saat itu, aku mohon, terimalah keadaanmu saat ini." Ucap Midoriya penuh kesungguhan. Ia sedikit mengeratkan pelukannya.
"..."
".....Aku benar-benar senang dan lega disaat bersamaan. Arigatou." Imbuh Midoriya lembut penuh ketulusan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Katsuki - Kitsune [THE END]
FanfictionAll for One telah di kalahkan dan Aliansi Penjahat telah musnah. Tetapi ledakan gas beracun membuat sebagian populasi manusia berubah menjadi beast man !! Apa yang terjadi jika Bakugo, sahabat baik Midoriya juga berubah menjadi beast man karena kec...