All for One telah di kalahkan dan Aliansi Penjahat telah musnah. Tetapi ledakan gas beracun membuat sebagian populasi manusia berubah menjadi beast man !!
Apa yang terjadi jika Bakugo, sahabat baik Midoriya juga berubah menjadi beast man karena kec...
Aku menguap malas sembari mengusap kedua mata ku yang masih terasa berat. Aku menoleh ke seluruh isi kamar mencari keberadaan si kepala brokoli itu, tetapi tidak bisa menemukannya.
Aku beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lalu menuruni anak tangga menuju lantai bawah.
Bugh !
Bugh !
Bugh !
Aku mempercepat langkahku setelah melihat pria bersurai cokelat bergaya jabrik yang tidak lain dan tidak bukan adalah ayah ku yang terlihat emosi dan sedang memukuli sesuatu dengan penuh amarah.
"Oi, pria tua ! Apa yang kau lakukan disi- !! TOU-SAN !!" Aku berteriak panik kala melihat Deku yang kucari sejak tadi ternyata sedang dihajar oleh Tou-san dengan membabi buta.
Aku menarik kasar baju yang dipakai oleh Tou-san hingga Tou-san berdiri dan mundur beberapa langkah agar Tou-san berhenti menduduki tubuh sahabat sialanku ini.
Deg !
Napasku tercekat dan jantungku seolah berhenti berdetak sejenak melihat wajah Deku yang penuh dengan lebam akibat pukulan Tou-san.
Aku mendorong punggungnya dan membuatnya duduk dengan bersandar padaku. Deku melirikku lembut lalu tersenyum tipis. Dasar bodoh !
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lihatlah mata dan pipinya yang lebam, lalu hidung yang mimisan dan juga bibirnya yang berdarah. Disaat seperti ini, bisa-bisanya dia tersenyum ! Argh ! Sialan !
"Apa-apaan ini Tou-san ?! Kenapa kau menyerang nya seperti itu ?" Celetukku tidak terima dengan perlakuan yang Deku terima.
Tou-san menatapku tajam dengan kedua tangannya yang masih mengepal erat. Di sebelahnya, Kaa-san terlihat panik dan juga terkejut melihat Tou-san menghajar Deku. Lalu di belakang mereka, ada Inko baa-san yang menahan tangis dengan kedua tangannya yang menutupi mulutnya.
"Dia berhak menerima itu," Sahut Tou-san dingin.
Aku menekuk kedua alisku tidak mengerti maksud ucapannya.
"Apa maksudmu, pria tua ? Deku tidak melakukan apapun hingga berhak menerima amarahmu seperti itu !" Balasku tidak terima.
Tou-san berdecak kesal sembari menunjuk lurus ke arah perutku. Urat-urat lehernya menonjol karena amarahnya yang melonjak.
"Jangan membelanya, Katsuki !! Kalau memang pria brengsek itu tidak melakukan apa-apa, lalu bagaimana janin itu bisa ada di perutmu ?!!" Serunya marah.
![Katsuki - Kitsune [THE END]](https://img.wattpad.com/cover/231564060-64-k637651.jpg)