"Hoaahhmmm....""Uraraka, kau mengantuk ?" Aku meletakkan selembar berkas yang ku baca. Aku mendengar sekertaris ku baru saja menguap.
Kulihat jam tangan milikku. Waktu telah menunjukkan pukul 9 malam. Wajar jika ia merasakan kantuk saat ini. Terlebih hari ini kita memulai pekerjaan jauh lebih pagi daripada hari-hari biasanya.
"Ah, ya begitulah Deku-... Eh! Maksudku Midoriya-sama." Jawabnya cengengesan.
Aku mendengus pelan mendengar panggilannya itu. Sedikit membawaku ke masa lalu saat di U.A.
"Berhenti memanggilku seperti itu Uraraka. Aku bukan lagi pahlawan. Gunakan 'Izuku' saja jika kau memanggilku." Aku berdiri dan meninggalkan meja kerjaku.
"Tapi kau memang seorang pahlawan. Kau yang mengalahkan nya kan." Bantah Uraraka sembari merapikan berkas-berkas di meja ku.
"...."
"Lagipula, aku tidak berani memanggilmu dengan nama depan." Imbuh Uraraka.
"Kenapa ?" Aku membuka pintu ruangan kecil di dalam ruangan ku. Itu adalah toilet pribadi ku.
"Tentu saja karena kau atasanku. Kau pendiri dan pemilik perusahaan ini. Apa kau lupa dengan jabatanmu, huh ?" Aku membasuh mukaku dengan air keran. Bayangan wajah ku terpantul jelas di cermin.
Pembicaraanku dengan Uraraka barusan membuatku teringat dengan masa lalu. Seorang pahlawan, huh ? Aku memang mengalahkannya. Tapi aku tidak bisa menyelamatkan semua orang seperti idolaku.
"Ini jaket dan syal mu Midoriya-sama." Aku menyisir rambutku ke atas dan kembali ke ruangan ku.
Uraraka terlihat membawa jaket dan syal milikku di kedua tangannya. Aku mengambilnya dan memakainya. Uraraka beralih mengambil sarung tangan hitam milikku dan memberikannya padaku.
"Kau ingin membawa pulang berkas-berkas ini Midoriya-sama ?" Uraraka menunjuk berkas-berkas yang ia bawa.
Sembari memakai sarung tangan aku memikirkan ucapannya sejenak. Aku menggeleng kan kepala ku sebagai jawabannya.
"Aku ingin beristirahat malam ini." Gumamku pelan. Tapi kurasa Uraraka cukup jeli untuk mendengarnya.
"Baiklah Midoriya-sama."
Aku melangkahkan kaki ku meninggalkan ruangan ku. Di depan pintu ruangan aku berhenti dan sedikit menoleh pada Uraraka.
"Segeralah pulang, ini sudah malam."
"Baik !"
.
Aku menghentikan mobilku di parkiran. Aku membuka pintu mobilku dan menguncinya. Meninggalkannya menuju apartemenku.
Ah, apartemen yang saat ini kutempati bukan apartemen yang dulu. Kami, aku dan ibuku, sudah meninggalkan apartemen itu semenjak pertarungan besar selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katsuki - Kitsune [THE END]
FanfictionAll for One telah di kalahkan dan Aliansi Penjahat telah musnah. Tetapi ledakan gas beracun membuat sebagian populasi manusia berubah menjadi beast man !! Apa yang terjadi jika Bakugo, sahabat baik Midoriya juga berubah menjadi beast man karena kec...