Langit malam bertabur bintang terpantul di mata nya. Kedua tangannya terlipat di depan dada dengan arah pandangan lurus menatap indahnya langit yang menerangi malam.
"Hufft... Kemana perginya si bodoh itu ?" Gumam pria itu.
Pria manis bersurai pirang itu tenggelam dalam lamunannya dan tidak mendengar langkah kaki yang mendekat.
Tap !
"Bakugo-sama, ini sudah larut. Bakugo-sama harus segera tidur karena Bakugo-sama baru saja siuman dan harus banyak beristirahat," Ujar seorang pria remaja bersurai perak sembari menyampirkan selembar selimut pada punggung atasannya itu.
Bakugo melirik remaja itu sekilas lalu menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan anak buahnya itu. Ia menarik selimut yang tersampir di punggungnya dan membawanya ke dalam kamarnya.
"Oi, bocah ! Apa tadi benar-benar tidak terjadi sesuatu selama aku pingsan ?" Celetuk Bakugo yang menghentikan langkahnya dan berbalik menatap lurus manik mata remaja itu.
" .... Itu benar Bakugo-sama. Tidak terjadi apa-apa selain Midoriya-sama yang memeluk Bakugo-sama selama pingsan untuk menenangkan Bakugo-sama hingga tertidur," Jawab remaja itu, Ryoka, sopan.
Bakugo mengerutkan keningnya dalam mendengar jawaban yang remaja itu berikan padanya. Ia sudah mendengar cerita tentang apa yang terjadi selama dirinya pingsan tadi pagi dari ketiga remaja yang menjadi anak buahnya itu. Tetapi entah kenapa ia merasa jika ketiga bocah itu menyembunyikan sesuatu darinya dan tidak menceritakan kejadian pagi tadi dengan lengkap.
Ia tau ia tidak punya bukti untuk itu. Akan tetapi, ia merasa sangat yakin jika telah terjadi sesuatu selama ia pingsan pagi tadi. Semenjak ia siuman ia terus saja merasakan perasaan yang tidak enak, seperti ada yang mengganjal, tetapi ia tidak tau apa itu.
Terlebih lagi, seharian ini pikirannya dipenuhi oleh pria brokoli hijau, sahabatnya sedari kecil itu. Tanpa mengetahui penyebabnya, pikirannya terus saja terfokus pada pria itu. Setiap kali teringat wajah pria hijau itu, hatinya terasa gundah, jantungnya seolah diremas kuat, dan nafasnya tercekat. Ia benar-benar tidak tau apa yang membuatnya terus merasa seperti itu dan ia menjadi frustasi karenanya.
"Apa ada yang ingin Bakugo-sama tanyakan lagi ?" Tanya Ryoka membuyarkan lamunan Bakugo.
"Tidak. Tidak ada," Ujarnya acuh sembari berbalik dan melanjutkan langkahnya melewati lorong menuju kamarnya.
"Ah ! Bangunkan aku saat si bodoh itu datang !" Titah Bakugo sesaat sebelum ia memasuki kamarnya untuk bersiap tidur.
Ryoka menganggukkan kepalanya menanggapi perintah yang Bakugo berikan. Setelah memastikan pintu kamar atasannya itu tertutup rapat, ia membalikkan tubuhnya menuju ruang tengah kemudian mendudukkan dirinya sembari menonton film.
Manik matanya melirik seorang gadis bersurai hijau yang bergelung di atas sofa dan tertidur lelap. Senyum tipis terukir di wajah tampannya saat teringat saudara kembar gadis itu yang memiliki warna rambut dan manik mata yang serupa.
Beberapa detik kemudian senyum itu luntur saat perintah Bakugo terngiang di kepalanya diikuti dengan kejadian yang terjadi pagi tadi. Kejadian dimana sang pahlawan nomor 1, Midoriya, tergesa-gesa pulang dengan penuh kekhawatiran karena sahabat pirangnya jatuh pingsan dan tidak segera sadarkan diri.
Masih teringat jelas di ingatannya, ketika Midoriya melukai pergelangan tangannya dan memberikan darahnya pada Bakugo yang membutuhkannya untuk membuatnya kembali tenang. Lalu, tanpa merawat pergelangan tangannya yang terluka dan masih meneteskan darah segar, pria hijau itu melangkah pergi meninggalkan penthouse dengan kedua ujung matanya yang basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katsuki - Kitsune [THE END]
FanfictionAll for One telah di kalahkan dan Aliansi Penjahat telah musnah. Tetapi ledakan gas beracun membuat sebagian populasi manusia berubah menjadi beast man !! Apa yang terjadi jika Bakugo, sahabat baik Midoriya juga berubah menjadi beast man karena kec...