Keesokan harinya
Bakugo menatap botol kecil berisikan pil supresan yang Midoriya berikan padanya semalam. Ditatapnya botol itu dalam-dalam. Entah kenapa ia merasa jika pil supresan yang ada di dalam botol itu terlihat mencurigakan. Sedari tadi ia juga merasakan perasaan yang tidak enak setiap kali melihat botol itu.
"Oi, Deku ! Apa kau yakin aku harus meminum pil aneh ini ?" Celetuk Bakugo curiga.
Midoriya menghentikan gerakan tangannya ketika menyendok kan sarapan ke dalam mulutnya dan meletakkannya kembali di atas piring.
"Itu bukan pil aneh, Kacchan. Itu supresan. Apa kau ingat Katsuma pernah bilang jika ia butuh data untuk membuatkan mu pil khusus untuk menekan luapan hormon mu ? Supresan ini lah yang ia maksud," Jelas Midoriya santai.
Ia meneguk air minumnya beberapa kali kemudian melanjutkan kegiatannya, melahap sarapannya.
Bakugo menaikkan alisnya melihat tingkah laku sahabat hijau nya saat ini yang sedikit berbeda dari biasanya. Ia sedikit mencondongkan tubuhnya dengan tangan yang terulur untuk menyentuh kening Midoriya.
Midoriya sedikit tersentak karena terkejut saat telapak tangan Bakugo menyentuh keningnya. Menyadari pria hijau itu tiba-tiba saja tersentak hanya karena ia menyentuh kening pria itu membuat Bakugo membeku sejenak di tempatnya.
"....Apa terjadi sesuatu ? Kau terlihat banyak pikiran," Tanya Bakugo setelah mendapatkan kembali kesadarannya.
Bakugo menarik tangannya dan kembali duduk di kursi nya kemudian meneguk air minumnya beberapa kali.
Manik hijau milik Midoriya bergerak acak menghindar dari manik ruby milik Bakugo. Bakugo mengerutkan keningnya kesal melihat tingkah laku Midoriya saat ini.
"Ti-tidak terjadi apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Kau tidak perlu khawatir, Kacchan," Balas Midoriya sedikit gelagapan di awal.
"Cih ! Jangan besar kepala, nerd ! Buat apa aku mengkhawatirkan mu ?" Sangkal Bakugo kesal sembari berdecih mendengar balasan Midoriya.
"A-ahahahaha..... Kau benar, Kacchan," Sahut Midoriya yang diawali dengan tawa canggung.
Bakugo mendengus sebal melihat respon Midoriya yang terdengar di buat-buat. Tanpa berbicara apapun, ia memilih untuk melanjutkan kegiatannya menghabiskan menu sarapannya.
Bakugo menghentikan kegiatannya saat mendengar suara kursi yang bergesekan dengan lantai ketika Midoriya bangkit dari duduknya. Pria hijau itu menumpuk piring kotor dan gelas kosong miliknya dan membawanya ke dapur lalu mencucinya hingga bersih.
Midoriya mengeringkan tangannya sembari melangkah menuju kamarnya untuk mengambil tas kerja miliknya. Pria hijau itu melangkahkan kakinya menuju pintu penthouse melewati ruang makan dan ruang tengah.
Midoriya menghentikan langkahnya sebentar untuk mengusap lembut surai pirang favoritnya. Tanpa sadar, tubuhnya bergerak menunduk dan mengecup ringan puncak kepala pria pirang itu.
"Jangan lupa minum supresan mu setelah sarapan. Katsuma bilang kau harus rutin meminum nya seminggu sekali," Ujar Midoriya lembut sembari sekali lagi mengusap surai pirang itu lalu kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.
"Hubungi aku jika terjadi sesuatu. Ja nee, Kacchan !" Sambung Midoriya sekaligus berpamitan dari depan pintu.
Pria hijau itu melangkahkan kakinya ringan menuju lift diikuti dua orang pengawal di belakangnya. Meninggalkan pria pirang yang membeku di dalam penthouse karena perlakuannya.
Dengan gerakan lambat, Bakugo menyentuh puncak kepalanya sembari menunduk dalam menyembunyikan pipinya yang memerah.
"Cih ! Deku sialan !" Decihnya lirih dengan perasaan yang tidak menentu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katsuki - Kitsune [THE END]
FanfictionAll for One telah di kalahkan dan Aliansi Penjahat telah musnah. Tetapi ledakan gas beracun membuat sebagian populasi manusia berubah menjadi beast man !! Apa yang terjadi jika Bakugo, sahabat baik Midoriya juga berubah menjadi beast man karena kec...