Lima menit berlalu sejak Kaachan kembali 'menyantap' leherku. Tetapi kenapa tidak terjadi perubahan apapun pada tubuh Kaachan ? Kenapa telinga dan ekor terakhirnya tidak menghilang seperti ekor yang lainnya ? Apa yang salah disini ?
Ia masih meminum darah yang sama seperti sebelumnya. Tetapi kenapa tidak memberikan efek yang sama seperti sebelumnya. Ada apa ini ?
Nyutt !
Argh ! Sial ! Pandanganku sedikit mengabur dan kepalaku terasa sangat pusing. Sepertinya aku telah kehilangan banyak darah. Aku harus segera menghentikan ini. Jika tidak aku akan pingsan. Tapi, aku masih belum menemukan hasil seperti yang kuinginkan.
Bagaimana ini ?
Tiba-tiba Kaachan melepaskan taringnya dan menjauhkan tubuh kita. Kami bertatapan dalam diam. Senyuman syarat akan kekecewaan pada diri sendiri aku tampilkan padanya.
"Maafkan aku Kaachan. Sepertinya ini tidak berhasil." Kaachan masih saja diam tak bersuara.
Aku mendorong tubuhnya, memintanya untuk berdiri dari pangkuanku. Ia menurutinya dan berdiri menatapku dalam diam.
Aku memijat perlahan kedua pelipisku. Berusaha menghilangkan rasa pusing yang mengikat kuat di kepalaku. Dengan sebelah tangan aku membantu tubuhku untuk berdiri dari sofa dan beranjak menuju kamarku.
Aku berjalan dengan perlahan sembari menahan keseimbangan ku yang semakin lama semakin hilang. Saat akan mencapai pintu kamar, pandanganku berubah menjadi gelap, dan aku kehilangan keseimbangan ku sepenuhnya.
Ah, kurasa aku jatuh pingsan. Kuharap aku tidak menakuti dan merepotkan Kaachan karena ini.
.
Bakugo bergerak cepat saat melihat tubuh Midoriya yang terhuyung ke depan tanpa adanya keseimbangan. Ia menahan tubuh Midoriya agar tidak jatuh menyentuh lantai.
Dengan cekatan ia memapah-lebih mirip menyeret- Midoriya dengan mengalungkan tangan Midoriya ke lehernya dan ia menumpu tubuh Midoriya dengan menahan pinggangnya.
Bakugo membawa Midoriya ke kamar milik Midoriya dan merebahkannya perlahan di kasur. Ia sedikit kebingungan ketika menaruh tubuh Midoriya di kasur, karena takut menyakiti punggungnya yang terluka juga lehernya yang masih terlihat merah menampilkan darah segar.
Sejujurnya, ada secuil keinginan dalam diri Bakugo untuk memangsa Midoriya sepenuhnya hingga tak bersisa. Tetapi ia menahan keinginan itu. Bagaimanapun ia tidak bisa melakukan itu.
Bakugo beranjak mengambil P3K dan mulai merawat luka-luka milik Midoriya yang di sebabkan oleh dirinya. Dengan telaten ia membersihkan darah yang mengalir di leher Midoriya, memberinya obat, dan menutup lukanya dengan rapi.
Ia sedikit kesusahan ketika mengobati luka di punggung Midoriya, karena luka yang ia buat terlalu panjang. Luka di punggungnya cukup dalam, tetapi tidak terlalu lebar. Ia bersyukur karena tubuh Midoriya sangat terlatih. Sehingga luka yang ia buat tidak lah separah yang ia bayangkan.
Bakugo terlihat puas melihat hasil perawatan yang ia lakukan pada Midoriya. Seluruh lukanya tertutup rapi dan tidak lagi terlihat bercak darah yang tersisa.
Ia menatap lekat kelopak mata yang tertutup rapat dan menampilkan wajah damainya seperti sedang tertidur. Midoriya masih belum sadar dari pingsan dan itu membuat Bakugo sedikit merasa tidak nyaman melihatnya.
Ia merebahkan tubuhnya di sisi Midoriya dan bertumpu dengan tangan kanannya ia tidur menyamping sembari memperhatikan Midoriya dari samping. Dilihat nya wajah pucat Midoriya dalam diam. Berbagai pikiran berkecamuk di dalam kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katsuki - Kitsune [THE END]
FanfictionAll for One telah di kalahkan dan Aliansi Penjahat telah musnah. Tetapi ledakan gas beracun membuat sebagian populasi manusia berubah menjadi beast man !! Apa yang terjadi jika Bakugo, sahabat baik Midoriya juga berubah menjadi beast man karena kec...