MIDORIYA POV
Pukk!
"Tenang saja. Tidak akan ada yang mengenalimu, Kaachan." Ucapku berusaha memberinya ketenangan sembari menepuk bahu nya pelan.
Kaachan menoleh dan menatapku dalam diam. Bisa kulihat manik Ruby nya memancarkan kegugupan.
Aku menggenggam tangannya dan menariknya melewati kabin pesawat menuju pintu keluar. Para pengawal ku yang menyamar berada di depan dan belakangku. Setelah turun dari pesawat mereka menyebar dan membaur diantara orang-orang.
Remasan pada tanganku terasa menguat sesaat setelah kami turun di bandara dan melangkah keluar melewati berbagai lorong. Aku tersenyum tipis melihat wajahnya dari samping.
Kaachan memakai pakaian yang tidak jauh berbeda dengan pakaian yang ia pakai saat di festival. Hanya saja, kini ia memakai masker dan kacamata untuk menutupi wajahnya. Yah, meski begitu, aku masih bisa mengenali wajahnya yang manis itu dari samping.
"Tenanglah Kaachan. Aku ada disini." Bisikku pada nya saat kami berada di elevator yang bergerak ke bawah.
"Tidak ada yang mengenaliku ?" Tanya nya sambil berbisik.
"Tidak ada. Tenangkan dirimu dan rileks lah sedikit Kaachan." Jawabku padanya sembari melepaskan genggaman tangan kami dan beralih memeluk pundaknya.
Kaachan hanya diam tak merespon saat aku memeluk pundaknya dan menariknya lebih mendekat padaku.
Mataku melirik ke arah kanan. Aku merasa ada seseorang yang memperhatikan kami. Ah, tidak. Tidak hanya seorang. Tiga... Empat orang !
Cih ! Siapa mereka ? Kenapa mereka memperhatikan kami ? Apa mereka mengenali Kaachan ? Tidak. Itu tidak mungkin. Kaachan sudah menyamar dengan baik. Aku juga mengeluarkan sedikit aura ku menutupi aura keberadaan Kaachan sebagai beast man yang cukup kuat. Para pengawal ku juga melakukan hal yang sama. Jadi, kurasa sedikit tidak mungkin jika mereka menyadari keberadaan Kaachan.
Tapi, siapa mereka ? Anak buah Todoroki kah ?
"Deku, ada apa ?" Tanya Kaachan yang menyadari perubahan raut wajahku.
Aku menggeleng pelan dan kembali mengubah raut wajahku agar Kaachan tidak bertanya lebih jauh. Kaachan akan merasa lebih gugup jika ia sadar ada yang memperhatikan kami.
"Ah, tidak. Aku merasa haus. Aku ingin membeli minuman di cafe itu. Apa kau juga mau ?" Balasku berkilah sembari menunjuk cafe minuman yang berada tepat di sisi kanan elevator.
Kami melangkahkan kaki turun dari elevator. Aku melepaskan pelukan pada bahu nya dan kembali menggenggam tangannya.
"Tidak. Aku akan tunggu di mobil." Jawab Kaachan tegas.
Sepertinya ia masih tidak mau berada di dalam keramaian dalam jangka waktu lama.
Aku menurutinya dan mengantarkannya ke dalam mobil. Aku menghidupkan mesin mobil dan menyetel AC mobil agar Kaachan merasa nyaman.
"Apa kau ingin sesuatu ?" Tawarku padanya.
Ia menyamankan posisi nya sembari melepaskan topi, kacamata, dan masker yang dipakai. Yah, kaca mobilku cukup gelap, jadi tidak akan ada yang bisa melihat keberadaan Kaachan jika tidak di perhatikan dengan serius dan dalam jarak dekat.
"Ice cappucino." Jawabnya singkat.
Aku tersenyum tipis dan mengangguk mengerti. Aku mengusap surai pirang nya yang lembut. Telinga rubahnya berdiri tegak, tampak senang mendapat usapanku. Ah, tapi itu hanya asumsiku saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katsuki - Kitsune [THE END]
FanfictionAll for One telah di kalahkan dan Aliansi Penjahat telah musnah. Tetapi ledakan gas beracun membuat sebagian populasi manusia berubah menjadi beast man !! Apa yang terjadi jika Bakugo, sahabat baik Midoriya juga berubah menjadi beast man karena kec...