40

1.4K 171 124
                                    

Brumm...

Kedua kelopak mata yang tertutup itu terbuka perlahan saat mobil yang dinaikinya berhenti.

Midoriya melirik lelah pelayan mansion, Ilkies, yang membukakan pintu mobil untuknya. Ia melangkahkan kakinya lambat memasuki mansion miliknya.

Tubuhnya lelah, kepalanya pusing, ditambah lagi rasa kantuk yang menguasainya membuat langkahnya goyah. Ilkies meletakkan lengan Midoriya di atas pundaknya dan menuntunnya menaiki anak tangga menuju kamarnya. 

Midoriya menghentikan langkahnya sesaat setelah ia melihat sesosok wanita yang seumuran dengan ibunya dan memiliki warna surai yang sama dengan pria yang dicintainya. 

"Oba-san !" Panggil Midoriya membuat wanita itu mengalihkan perhatiannya dari segelas coklat panas yang ia bawa menuju wajah tampan Midoriya.

"Ara ? Izuku-kun, kau pulang !" Seru wanita itu senang.

Bakugo Mitsuki, ibu kandung Bakugo Katsuki. Wanita bersurai pirang itu memiliki sifat yang meledak-ledak dan hal itu diturunkan pada anak laki-laki nya yang manis. Mitsuki adalah teman ibunya sedari muda. 

"Lama tidak bertemu Oba-san. Bagaimana kabar Oba-san ? Apa Okaa-san meminta Oba-san untuk menginap lagi hari ini ?" Tanya Midoriya beruntun. 

Midoriya menarik lengannya yang tersampir di bahu Ilkies dan melangkah mendekat menuju Mitsuki yang duduk di bar dapur menikmati segelas coklat panas.

Mitsuki tertawa kecil mendengar anak dari sahabatnya itu bertanya bertubi-tubi. Wanita itu meletakkan gelas yang ia bawa ke meja bar melihat pria tampan itu berjalan mendekatinya. 

Tawa kecil Mitsuki terhenti saat matanya melihat kedua kelopak mata Midoriya yang memerah dan sedikit membengkak, ciri khas dari seseorang yang baru saja menangis. 

"Izuku-kun, kau menangis ? Apa anak sialanku itu membullymu lagi ?" Celetuk Mitsuki lembut sembari menatap lekat Midoriya yang mendudukkan dirinya bersebelahan dengannya. 

Mitsuki mengulurkan tangannya mengusap ujung mata Midoriya yang masih basah. 

"Oba-san, aku sudah dewasa. Aku tidak akan menangis lagi seperti dulu, sekalipun Kacchan meledakkan wajahku," Ucapnya bercanda menenangkan dengan senyum tipis di wajahnya.

" ..... Maafkan aku, Izuku-kun," Ujar Mitsuki setelah terdiam beberapa saat.

"Eh ?" Balas Midoriya bingung.

"Maafkan aku, Izuku-kun. Aku tidak pernah mengira anak bodoh itu memiliki hati nurani sekeras ini. Seolah tidak cukup telah membullymu secara fisik saat kecil dulu, sekarang anak bodoh itu justru membully perasaanmu !" Ungkap Mitsuki penuh penyesalan.

"..."

Tangan besar Midoriya bergerak ke atas dan menyentuh tangan Mitsuki yang masih berada di wajahnya dengan lembut. Mitsuki menatap terkejut pada ekspresi wajah yang Midoriya perlihatkan padanya saat ini. 

Senyuman penuh kelembutan yang terukir di wajahnya yang tampan dan tatapannya memancarkan kasih sayang yang besar itu membuat Mitsuki tertegun sekaligus terharu. 

"Oba-san. Apa yang Kacchan lakukan saat kami kecil dulu memang kesalahannya, tetapi kejadian saat itu dan saat ini berbeda. Kacchan tidak bersalah. Aku lah yang memilihnya, aku lah yang memutuskan untuk jatuh cinta padanya. Aku sudah tau resiko yang akan aku terima. Oba-san dan Kacchan tidak bersalah. Jadi, Oba-san tidak perlu meminta maaf," Ucapnya lembut. 

Di bawa nya tangan Mitsuki menjauhi wajahnya. Ia sedikit menundukkan kepalanya untuk mencium punggung tangan wanita itu penuh penghormatan. 

Tes..

Katsuki - Kitsune [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang