38

1.2K 169 75
                                    

Brumm..Brumm... CKITT ! ! 

Tap-tap-tap-tap- whuushh ! 

Midoriya mematikan motornya dan segera berlari menuju gedung. Manik hijau nya melirik sekilas lift kosong yang terdapat di lorong. Menurut perhitungannya, lift bukanlah pilihan yang tepat untuk mencapai penthouse secepat mungkin. Dalam satu kali hentakan ia membelokkan tubuhnya menuju tangga darurat dan menaikinya secepat mungkin menggunakan kekuatannya.  

Ryoka berlari melewati lorong dan menaiki lift yang langsung menuju ke penthouse milik atasannya. Ryoka melirik jam tangannya dan pintu lift secara bergantian. Ia tidak memiliki stamina sebesar atasannya itu untuk menaiki ratusan anak tangga menuju penthouse, tetapi ia berharap lift ini dapat membawanya secepat mungkin ke lantai atas tanpa ada gangguan. 

Brakk !! 

Midoriya membanting pintu penthouse dan berlari cepat menuju kamar Bakugo. Midoriya melangkahkan kakinya menuju ranjang dan mendudukkan dirinya di pinggir ranjang. 

Manik hijau itu menyorotkan kekhawatiran melihat keadaan Bakugo yang tampak kacau. Tangannya terulur menyentuh kening Bakugo yang berkeringat. 

"Ngg~" Geram Bakugo tidak nyaman dalam keadaan tidak sadar. 

"Apa yang terjadi ? Kenapa Kacchan bisa pingsan ?" Tanya Midoriya khawatir tanpa menatap ke arah ketiga remaja yang kini berdiri berjajar di depan pintu kamar Bakugo.

"Se-setelah Bakugo-sama meminum sesuatu, Bakugo-sama terlihat pucat dan berkeringat dingin. Ka-kami tidak tau apa yang terjadi karena Bakugo-sama hanya diam dan tiba-tiba saja pingsan saat menuju kamarnya," Jelas Reiko sembari meremas ujung pakaiannya gugup.

"Memangnya apa yang Kacchan minum ?" Celetuk Midoriya sembari menyibak selimut yang menutupi tubuh Bakugo yang bergerak tidak nyaman. 

"Ba-bakugo-sama bilang itu supresan," Ujar Reiko.

"Supresan ? Sialan !" Umpat Midoriya kesal.  

"Ck ! Lalu, apa sedari tadi kalian hanya berdiam diri di depan pintu kamar dan tidak melakukan apapun sekalipun kalian tau keadaannya seperti ini ?!" Seru Midoriya penuh emosi melihat ketiga anak buahnya yang hanya berbaris rapi di depan kamar Bakugo tanpa ada satupun yang mendekat.

Ketiga remaja itu tersentak mendengar seruan Midoriya. Ketiganya menundukkan kepalanya dalam-dalam, merasa takut untuk sekedar menatap wajah atasan mereka.

"Ma-maafkan ka-kami Midoriya-sama. Bukannya kami tidak mau merawat Bakugo-sama, tetapi kami tidak bisa mendekat lebih dari ini karena aura di sekitar Bakugo-sama terasa berat dan sulit bagi kami untuk menembusnya," Jelas Harumi tergagap menjawab pertanyaan atasannya. 

Midoriya berdecih kesal mendengar jawaban yang gadis itu berikan. Apa yang gadis itu katakan memang benar. Suasana di dalam kamar ini memang terasa berat dan sedikit menyesakkan. 

Pria tampan itu mengeluarkan ponselnya dan mengutak-atiknya sejenak lalu mendekatkannya pada telinganya. Beberapa detik kemudian, sambungan telepon tersambung. 

.

.

~Calling Katsuma~  


'Ohayou Deku-kun. Ada apa ?'

'Katsuma ! Kacchan pingsan ! Tubuhnya berkeringat dingin, aura disekitarnya terasa berat dan menyesakkan. Apa yang terjadi padanya ? Apa yang harus kulakukan ?'

Katsuki - Kitsune [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang