"Izuku, bisa bantu Okaa-san menyiapkan makan malam ?" Panggil Inko lembut dari dapur.
Midoriya mengalihkan perhatiannya dari Bakugo yang sedari tadi menempel padanya dan memintanya untuk mengusap perutnya.
"Baik, Okaa-san !" Jawab Midoriya patuh.
Midoriya menghentikan usapannya di perut Bakugo lalu beranjak menuju dapur untuk membantu Ibu nya, meninggalkan Bakugo yang merengut kesal karena pria hijau itu berhenti mengusap perutnya.
Tap..tap..tap..
Mitsuki memperhatikan ekspresi anaknya yang sedang merajuk karena Midoriya meninggalkannya. Mitsuki melirik sekilas pada Midoriya yang sedang membantu sahabatnya untuk menyiapkan makan malam.
Wanita itu mendudukkan dirinya bersebelahan dengan Bakugo yang duduk di sofa ruang tengah. Ia menumpukan dagunya pada kedua tangannya yang juga bertumpu pada kakinya.
Bakugo menyadari tatapan Ibu nya yang menatapnya dengan intens. Tanpa ia sadari, ia menjadi gugup di tatap seperti itu oleh Mitsuki.
"A-apa yang kau lihat ?" Celetuk Bakugo bertanya karena merasa tidak nyaman terus-menerus di tatap oleh Ibu nya.
"Aku tau kalian berbohong," Ucap Mitsuki setelah terdiam beberapa saat.
"Apa ?" Bakugo menatapnya bingung.
"Izuku-kun tidak memaksamu untuk tidur dengannya. Tetapi kalian melakukannya dengan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan. Itulah kenyataannya. Aku benar kan ?" Tanya Mitsuki retoris.
Bakugo menegang mendengar pertanyaan Mitsuki yang tidak perlu di jawab pun sudah jelas jawabannya. Mitsuki menghembuskan napasnya lelah melihat anaknya terdiam mendengar pertanyaannya.
"Aku anggap diam mu adalah benar," Putus Mitsuki sepihak.
"Tidak, itu--" Mitsuki meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Bakugo dan membuatnya berhenti bicara.
"Jika benar dia memaksamu, seharusnya kau membencinya. Tapi kau justru bergelayut manja padanya," Ungkap Mitsuki tepat sasaran.
" ... " Bakugo memilih untuk diam dan tidak mengatakan apapun menanggapi ucapan Ibu nya.
Mitsuki menatap manik Bakugo yang berwarna ruby seperti miliknya dalam diam. Berbagai macam pikiran melewati isi kepalanya. Ia menggenggam kedua tangan Bakugo di atas pahanya dengan lembut.
"Katsuki, Okaa-san ingin kau berpisah dengan Todoroki," Pinta Mitsuki serius.
Bakugo melotot mendengar permintaan Ibu nya yang tersengar tidak masuk akal di telinganya.
"Wanita tua, aku tidak bisa. Dia kekasihku dan aku mencin-" Bakugo berusaha memberikan penolakan, tetapi di potong oleh Mitsuki.
"Apa kau benar-benar mencintainya ?" Mitsuki menatap Bakugo dalam.
Bakugo terdiam sesaat mendengar pertanyaan Ibu nya. Apakah ia benar-benar mencintai kekasihnya, Todoroki ? Jika iya, lalu apa arti debaran jantungnya yang berdetak cepat saat ia bersama dengan Midoriya ? Tapi jika tidak, bukankah itu aneh ? Todoroki itu kekasihnya, bagaimana mungkin ia tidak mencintainya, kan ?
"Tentu saja aku-"
"Kalau begitu berpisahlah dengan Izuku-kun," Lagi-lagi Mitsuki memotong ucapan anaknya.
"A-apa ? Ta-tapi kami bahkan tidak b-bersama--" Bakugo terdiam mendengar kalimatnya.
Deg !
Bakugo menelan ludahnya serat saat ucapannya itu terngiang di kepalanya. Ia menolehkan kepalanya ke arah Midoriya yang sedang membantu Ibu nya menyiapkan makan malam dengan cepat. Jantungnya kembali berdetak kencang karena gugup. Ia berharap Midoriya tidak mendengar ucapannya barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katsuki - Kitsune [THE END]
Fiksi PenggemarAll for One telah di kalahkan dan Aliansi Penjahat telah musnah. Tetapi ledakan gas beracun membuat sebagian populasi manusia berubah menjadi beast man !! Apa yang terjadi jika Bakugo, sahabat baik Midoriya juga berubah menjadi beast man karena kec...