Sudah satu bulan lebih Anye menjadi pacar Arsen. Anye pacar Arsen. Jika dulu frasa itu menjadi tema untuk story line khayalannya, sekarang menjadi kenyataan. Anye bahagia memilih menerima tawaran Arsen untuk menjadi pacarnya.
Anye bahagia. Arsen benar-benar melakukan banyak hal untuk membuatnya bahagia. Dia selalu menyempatkan diri mengajak Anye keluar dan memberi Anye barang-barang mahal. Arsen benar-benar menjadi yang pertama dalam banyak hal bagi Anye.
Termasuk... Berhubungan seksual. Yah, mereka sering melakukan "rekreasi" di apartemen Arsen. Anye selalu msncoba setuju dengan apapun yang Arsen inginkan. Entah gaya kalajengking terbalik, kostum kelinci, atau tali dan penutup mata. Anye berusaha menikmati semuanya walau dia masih sangat kaku dan amatir.
Meskipun begitu, kenyataan bahwa mereka harus backstreet cukup membuat Anye terasa tercekik. Dia harus menghadapi Arsen yang dingin dan galak ketika di kantor. Dia juga harus pintar-pintar berbohong pada Bu Sari agar bisa bersama Arsen lebih lama. Tata juga menjadi salah satu yang Anye bohongi. Tidak ada yang tahu hubungan mereka selain Arsen, Anye, dan Dafi. Yah, Arsen mengizinkan Dafi mengetahui soal hubungan mereka.
"Nye." Tata yang baru datang langsung heboh menggoyang lengan Anye.
"Kenapa, Ta? Ada berita besar, ya?"
"Besar banget," ujar Tata mantap. "Katanya Pak Arsen baru putus sama pacarnya."
Anye mengernyit. Hei! Baru semalam mereka bercinta dengan panas. Bagaimana mungkin sekarang putus.
"Emang pacar Pak Arsen siapa, Ta?"
"Mbak Cika dari HRD. Mbak Cika yang bohai itu, Nye. Nggak baru, sih, putusnya. Tapi baru kesebar rumornya sekarang."
"Kok bisa sampai kesebar? Ada fotonya? Atau bukti chat?"
Tata menggeleng.
"Katanya Mbak Cika sendiri yang bilang dia pernah pacaran sama Pak Arsen. Terus beritanya langsung nyebar."
Anye tertawa kecil. Pacar aslinya Arsen saja di depannya, tapi Tata malah termakan rumor palsu.
"Kok malah ketawa, sih? Harusnya lo potek, dong. Katanya lo ngefans sama dia."
Anye meletakkan kedua tangan di pundak Tata.
"Lo jangan percaya sama rumor murahan gitu. Kalau cuma katanya, semua orang bisa, kali. Nih, kata gue, gue sekarang pacaran sama Pak Arsen. Lo percaya?"
"Ya nggak, lah." Tata menurunkan tangan Anye. "Bilang aja lo nggak terima kenyataan kalau misal mereka beneran pernah pacaran. Lo terlalu bucin sama dia! Udah, deh, Nye. Gue tahu lo cantik, tapi Pak Arsen itu ketinggian."
Anye hanya tersenyum. Ketinggian tapi berhasil ia gapai juga.
"Jangan sampai kebucinan lo itu bikin lo buta."
Lagi-lagi Anye hanya tertawa. Kalau saja Tata tahu soal hubungannya dengan Arsen, dia pasti akan menarik semua kata-katanya.
***
Arsen melirik wanita di depannya dan tersenyum. Dia meletakkan berkas terakhirnya sebelum menggeser kursi dengan roba itu."Sini."
Anye melangkah maju, lalu duduk di pangkuan Arsen.
"Kamu udah lama nunggu?"
Arsen mengecup lengan Anye yang terbuka. Anye hari ini memakai dress tanpa lengan yang dibelikan Arsen beberapa hari lalu. Arsen suka memainkan lengan Anye yang kenyal seperti squishy.
"Nggak lama, kok," ucap Anye lirih.
Jujur saja Anye masih merasa canggung untuk bersikap di depan Arsen. Hubungan mereka yang telah sampai pada tahap tidur bersama tidak membuat Anye serta merta menjadi merasa leluasa di dekat Arsen. Masalahnya ini adalah Arsen, pria dengan posisi tinggi di kantor yang selama ini menjadi dambaan hatinya. Siapapun mungkin akan merasakan hal yang sama seperti Anye.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fam-ily
Ficción GeneralAlasan Arsen menikahi Anyelir adalah kehadiran bayi mungil yang masih merah itu. Jika tidak ada dia, mungkin Arsen telah melupakan Anye dan mencari perempuan lain. Namun Arsen lupa bahwa kehadirannya bukan hanya dibutuhkan di mata hukum. Arsen lupa...