Alaska sedang duduk di kursi kamarnya sambil telfonan dengan aileen, mereka semua berkumpul karena akan berangkat makan malam bersama di salah satu resort mewah di jakarta.
Alaska kemudian duduk dan mengendong violet, pria tersebut tampaknya sedang asik menjahili adik bungsunya. papa alaska turun dari tangga mengunakan pakaian yang sangat rapih.
"alaksa" panggil papanya, alaska kemudian menghampirir papanya.
"jangan lupa bawa obat" sambungnya.
alaksa menganguk akhir akhir ini sakit nya sudah cukup semakin parah, kemudian dia harus menjaga kesehatanya agar tetap stabil.
Mereka semua melangkahkan kaki masuk menuju resort tersebut, pelayan langsung berdatangan dan membawakan tas edria dan aliza. malam ini adalah acara anniversary pernikahan aliza dan papnya yang ke 18 tahun.
waktu terasa begitu singkat, aliza memang berbeda dengan wanita lain, aliza mempunyai rasa adil walaupun alaska bukan anak kandunhnya sejak alaska kecil aliza tidak pernah memarahi bahkan sekalipun memperlakukan alaska beda.Alaska merasakan sakit di paru parunya, tetapi dia enggan mengahancurkan acara malam ini, bibirnya pucat pasi dia benar benar pandai menyembunyikan rasa sakitnya, hingga ada sosok wanita yang menghampiri meja mereka wanita tersebut memang tidak asing di mata mereka semua.
wanita tersebut memasangkan muka marah, bisa terlihat dari raut wajahnya.
"Arkana!!" teriak wanita tersebut.
Arkana langsung menatap wanita tersebut tajam, dia kemudian mulai bangkit dari duduknha , alaksa mencoba menghadang agar papanya tidak berbuat sesuatu kepada wanita di depanya, kejadian malam ini bener bener berbeda waktu bahagia berlalu, suasana mulai panas.
aliza kemudian menyuruh edria agar menjauhkan violet dari tempt mereka duduk, aliza kemudian mentap perempuan di depanya dengan tersenyum.
"ada apa, kemari marah marah tanpa sebab" ucap aliza, alaksa kemudian berdiri di samping aliza sambil memegangi tangan mamanya tersebut.
"ajari anak kalian sopan santun" tegas ibu kandung alaska.
"sopan santun, apa yang anak saya lakukan sampai kamu tiba tiba begini" jelas arkana.
"gara gara anak saya gleen main dengan anak kalian, anak saya membangkang kesaya, jadi didik anak yang benar, kalo gausah mendidik mending gausah besarin dia dari awal" kata perempuan di depanya.
Aliza langsung melayangkan satu tamparan di wanita di depanya, alaska langsung menenangkanya, alaska bisu badanya tak mampu berbuat apa apa, kata kata yang di lontarkan ibu kandungnya sendiri bagai tusukan pisau.
"jaga ucapan mu, saya membesarkan nya dengan baik, kamu menyuruh kami untuk tidak membesarkanya? lantas mengapa kamu membuatnya" tegas aliza.
ibu kandung alaska mulai panas dia kemudian menampar balik aliza, aliza tidak membalas dia tersenyum dan. menatap wanita di depanya.
"saya tanya kepada anda, jika anda wanita terhormat anda tidak mungkin menelantarkan anak anda sendiri! dimana hati nurani anda sebagai wanita? anda lebih menyayangi anak angkat anda atas dasar apa? HARTA?" bentak aliza emosi aliza sudah sangat memuncak.
Wanita tersebut kemudian menyiram muka aliza dengan minuman yang ada di meja kemudian pergi meninggalkan tempt tersebut, arakan mencoba mengejar tetapi aliza menahanya.
"kenapa kamu masih mau di perlakukan seperti itu, sudah 17 tahun kmau selalu mendapatkan perlakuan buruk dari wanita itu"
aliza kemudian memeluk alaksa, dia tau betapa terlukanya anaknya, dia kemudian memeluk erat dan mennagis di tubuh alaksa sambil mengusap kepala anak itu.
"kamu jangan membenci ibu kamu ya bang" ucap aliza deraian air mata sudah berada di pipi aliza dia menatap alaska tulus.
"Aku gapapa mah, sekarang kita pulang ya ma pah"
❄️❄️❄️
Aliza mencoba menenangkan arkana yang sedang marah, violet sudah tidur kemudian edria menghampiri arakana.
"pah udah pah, kasian abang di atas, kalo kalian berantem ngurusin wanita itu" teriak edria.
mereka sedang bertengkar, alaksa dapat mendengarnya dari bilik kamarnya, dia duduk kemudian memukuli dirinya sendiri, anak ya g tidak di inginkan mengapa harus terlahir kedunia?
arkana duduk sambil menaruk dasi di lehernya.
"harusnya kalian tidak tanggapi wanita itu, abang udah cukup sakit denger wanita sialan itu, apa salahnya abang berhubungan baik dengan gleen? apa salahnya abang hidup bahagia sekali ini aja di saat dia sakit tanpa ada bayang bayang wanita jahat itu, kalian harusnya lebih fokus ke abang bukan malah menanggapi wanita sialan itu, bagaimanapun itu ibu kandung abang, se jahat dan se hina apapun dia, surga alaksa tetep ada di telapak kaki dia!!" edria sudah tidak bisa membendung emosinya, dia kemudian menangis di samping aliza begitupun aliza.
"maafin mama udah ngelakuin hal tadi" ujar aliza.
"seharunya kalian support abang biar dia sembuh dari penyakitnya, kalian tidak inget kata kata dokter jika abang tidak mendapat donor umur abang.. umur abang ga lama ma pah!!" edria menangis histeris di pelukan ibunya. begitupun arkana pria yang tanpa basa basi yang selalu cuek pun turut menderaikan air matanya.
Alaksa kemudian turun dan duduk di samping aliza dan edria. dia mulai menangkan suasana rumahnya.
"kalian ga usah khawatiran abang, abang baik baik aja" alaska tersenyum kemudian memeluk dua wanita yang paling berharga yang ada di sampingnya tersebut, deraian air mata aliza dan edria sudah banjir di baju alaksa. papa alaska pun sama.
Alaksa kemudian merasakan nyeri kembali, bibirnya mendadak pucat pasi, penglihatannya mulai rabun, dia kemudian pingsan di pelukan edria dan aliza.
Semua keluarga yang ada di rumah tersebut panik, papa alaska segera menelfon ambulan dan polisi untuk mengawal mereka.
ini adalah kesekian kalinya alaska pingsan, aliza dan edria terus menangis, hingga mobil mereka sampai di rumah sakit.
alaksa sudah berada di rumah sakit spesialis paru paru, beberapa alat sudah berada di tubuh alaksa, edria dan aliza terus menangis.
rael dan alano datang, dan mulai menenangkan edria dan aliza.
"alaska pasti sembuh tan" ujar alano. sambil memeluk aliza.
"no,el abang bisa sembuhka". aliza menderaikan air matanya.
"alasaka pasti sembuh tan, kita berdoa"
langit jakarta mendadak sedu, malam itu turun hujan lembat seperti mengambarkan suasana hati mereka, tampaknya semesta turut bersedih karena alaksa kembali harus mendapatkan perawatan, ini bukan kasus pertama kali alaska pingsan tetapi tetap saja rasa ke khawatiran dan rasa takut kehilangan selalu tak beranjak dalam hidup mereka.
Shania datang dan langsung memeluk edria dan kedua sahabatnya, shania menangis kemudian berlari melihat alaska yang sedang di tangani oleh beberapa dokter di ruangan.
Alaska sengaja merahasiakan sakitnya, dia tipikal pria yang tidak mau menyusahkan orang banyak, sebab sakitnya hanya melukai dirinya dia tidak mau sakitnya menimbulkan rasa khawatir bagi lingkunganya.
jadi gais gimana ceritaya?
jangan lupa vote,coment, and share ,btw jangan lupa follow instagram author @irwnmlna.Salam
Alaska❄️

KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska
RomanceTuhan selalu menghadirkan luka sekaligus bahagia, karena manusia hanya menjalakan irama dari sang pencipta. "Andai manusia bisa mengatur hati untuk suka kepada seseorang? mungkin gue gaakan terus mengejar lo?" Terkadang manusia memang begitu dia yg...