Alaska dan aileen memasuki rumah sakit, spesial paru paru, alaska sudah membuat janji dengan dokter pribadinya, sehingga dia tak perlu menunggu lama, seperti orang kebanyakan.
"ko kamu pucet by"
"engga, kecapean aja maybe" alaska memasuki ruangan dokter, terlihat pria yang tengah duduk melemparkan senyum ke arah keduanya.
Dokter tampaknya berbicara cukup serius mengenai kondisi alaksa bahkan dokter menyarankan bahwa alaska harus di rawat inap, agar kondisinya kembali stabil.
"papah kamu dan mama kamu pasti setuju" ujar dokter dengan nada serius.
"saya yang ga setuju dok"
"ini demi kesembuhan kamu, kami bakal berusaha semaksimal mungkin"
"al, nurut ya?"
"engga ra, aku gamau, sekalipun hidup aku galama aku mau nikmatin hidup bebas bukan kesakitan di rs"
"kamu bakal kesakitan, dokter berusaha agar kondisi kamu stabil sampi ada donor"
"betul apa yang di ucapkan beliau, kami pihak rs akan menyelamatkan dan memberi pertolongan terbaik"
Alaska tetap bersikeras tidak mau, dokter pun tidak dapat memaksakan, alaska di berikan obat penahan sakit tambahan jika dia tak mau di rawat inap, akhirnya alaksa menyetujui itu, dia lebih memilih meminum banyak obat, karena baginya rs adalah musuh nya.
Di sepanjang koridor rs aileen terus menyeramahi alaksa hingga alaska hafal kata kata apa saja yang di lontarkan aileen.
"akun yang stir mobil" tegas aileen.
"harusnya cowo dong by"
"kamu lagi sakit, biar sweet aku yang stirin"
di sepanjang perjalanan aileen masih tetap menceramahi alaska agar mau di rawat agar kesehatanya lebih terkontrol, sebab minum obat saja tidak cukup harus ada yang mengontrol dan makanan apa saja yang masuk kedalam tubunnya, tetapi alaska tetap ngeyel dia tetap teguh pada pendirianya jika dia tidak mau, sampai aileen pasrah.
"kamu maunya apa sih?" decak wanita di sampinya sambil fokus mengmudi.
"sama kamu terus, simple kan?"
"gombal, bukan itu by, kamu pengen sembuh tapi ga taat aturan, minum obat aja harus aku ingetin"
Alaska tertawa dan mengembangkan senyumnya, dadanya kembali sesak dia diam,keringat dingin mulai mengucur di pelipisnya, wajahnya pucat pasi ekspresinya datar.
"al"
"al"
"al"
"aku gapapa" ujarnya dengan nada lemah.
Aileen memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dia langsung meraba alaska pria tersebut badanya lemah pernapasanya mulai tidak berarti hingga sampai pucak alaska pingsan di bahu aileen,aileen kemudian menelfon ambulan, dia tak lupa menelfon semua teman temanya.
Mobil ambulan melaju kencang menuju rs spesialis paru paru, saat sampai disana aileen meneteskan air mata, disana sudah ada aliza edria hingga beberapa teman lainya. semua temen langsung mendekat ke arah aileen, dan melihat alaska di bawa menjauh untuk mendapat pertolongan.
aileen dan edria duduk di kursi tunggu, aliza terus menenangis dan di tenangkan oleh alano dan rael, terlihat juga shania datang bersama sean langsung memeluk aliza.
Kota jakarta di guyur hujan deras mengiringi kesedihan mereka, sudah 2 jam alaska di dalam ruangan dan dokterpun belum juga usai, setelah beberapa menit kemudian dokter dan beberapa suster keluar dari ruangan, pihak keluarga bahkan teman teman alaksa langsung menghampiri dokter dan menanyakan bagaimanan keadanya, domter dengan senyum ramahnya menjelaskan bahwa alaksa sudah mulai membaik dia bakal sadarkan diri.
Alaksa di pindahkan ke ruangan inap, dan setelah sadar dokter menyarankan dan mewajibkan alaska mendapat perawatan dirumah sakit beberapa minggu ini,dan izin cuti sekolah atau kegiatan lainya agar, kesehatan dan kondisi paru parunya lebih terkontrol.
"kami bakal mengusahakan yang terbaik hingga alaksa mendapatkan donor"
"terimakasih dok"
"sama sama bu" dengan senyum dokter dan beberapa suster mulai meninggalkan mereka, mereka langsung menemui alaska di ruangan, pria tersebut masih dalam pengaruh obat bius sehingga masih belum sadarakan diri. Aliza terus menangis di samping anak laki lakinyak tak lupa aliza memeluk dan mengelus rambut aileen.
"makasih ya kamu udah selaluada di samping alaksa"
"iya tan, aku sayang banget ama al kita semua sayang alaska tan"
"makasih" ucap kembali aliza dengan derasan air mata membanjiri pelukan aileen.
Alano, rael, shania dan edria keluar ruangan mereka menunggu di luar karena takut mengangu ketengan alaska mereka membiarkan aliza dan aileen berbicara, mereka peka akan hal itu, walaupun aliza tidak meminta mereka keuar tapi tampaknya aliza dan aileen perlu bicara berdua.
"Tantee, salut banget sama alaska dia pria yang tidak pernah merepotkan keluarganya, semua masalah dan beban hidupnya dia telan sendiri, tante merasa bangga dengan dirinya dia bisa menempatkan dirinya berada, sosok yang di kenal nakal mempunyai sisi lain yang semua orang ga pernah tau dari sosok alaska, walaupun prestasinya banyak orang meragukanya, orang yang selalu berjuang paling depan dalam kebenaran dan sangat pemberani menolak bahkan membantah baru sosok alaskw yang tante temuin, harusnya mama kandung alaksa bangga bukan sebaliknya membenci dengan alasan yang menurut tante kurang masuk akal" kata aliza sambil menderaikan air mata.
"semua orang tau sosok alaska bagaimana sosok itu urakan hingga bandelnya yang sudah kelewatan tapi semua gatau bahwa hari hari alaska sedih karena mamanya tidak mengangap dia ada, bahkan di saat terpuruk seperti ini sekalipun mamanya tidak tahu, alaksa memang merahasiakan sakitnya agar semua orang tidak kasian, tante bener bener bangga semoga tuhan mengangkat penyakitnya"
"amiin tante"
"alaska memang sosok baik dia berani mengeluarkan pendatnya sekalipun menuai banyak pro kontra dari banyak pihak, dia tulus dan sangat penyang tidak seperti basicnya yang orang kenal, kadang aku sendiri pun merasa sangat takut kehilangan sosok alaksa, aku takut dia gaada di samping aku lagi aku takut saat bangun tidur tidak bisa melihat wajahnya lagi, aku takut, aku takut,senua rasa takut mengenai alaksa selalu menyertai aku, walaupun kata dokter umur alaska tinggal beberapa bulan lagi jika tidak menemukan donor.kita semua percaya tan, tuhan bakal ngasih yang terbaik buat alaksa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska
RomanceTuhan selalu menghadirkan luka sekaligus bahagia, karena manusia hanya menjalakan irama dari sang pencipta. "Andai manusia bisa mengatur hati untuk suka kepada seseorang? mungkin gue gaakan terus mengejar lo?" Terkadang manusia memang begitu dia yg...