26. Pepet Terooss

4.2K 467 12
                                    


"Tada!" Seru si tampan Rio sambil merentangkan tangannya. "It's me Mario!"

Syafa ingin sekali menghapus wajahnya karena malu. Sebab Rio muncul di parkiran sekolah saat masih ada banyak guru dan staf.

"Ngapain sih?" Tanya gadis itu sambil merengut sebal.

"Menjemput Tuan Putri. Berhubung lewat dan searah ke tujuan kita. Jadi sekalian aja." Ujar Rio. Mata coklat hazelnya berbinar disertai senyum ceria.

"Mas!"

Kali ini seruan datang dari balik punggung Syafa. Beberapa langkah kaki menyerbu. Mendekati tempat Syafa dan Rio berdiri.

"Guys! Let's go!" Pekik Rio sambil memimpin jalan menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh.

Syafa melihat pemandangan itu seperti induk bebek yang diikuti oleh anak-anaknya. Alias Maula -adik Rio, Syana -adiknya, Juna -sepupu Rio, si kembar Kejora dan Bintang -anak sahabat ayah.

Mengapa mereka bisa pulang rombongan begitu?

Well, ini adalah sebuah tradisi dalam geng ayah Syafa. Liburan bersama. Biasanya diadakan sekali saat akhir tahun.

Berhubung anak-anak sekolah baru selesai ujian, jadi mereka bisa leluasa bermain saat liburan bersama.

"Sayang personilnya nggak lengkap. Kita kurang Pelita aja. Trio Maung melempem tanpa maung aslinya." Komentar Rio saat mobil sudah berjalan membelah jalanan padat di siang ini.

"Ah elah, Mas. Gitu-gitu kakak gue primadona ya." Bintang membela kakaknya.

"Kak Pelita itu badass ya. Girl crush banget." Kejora ikut membela seperti kembarannya.

Syafa yang mendengar hanya bisa tertawa kecil. Tampaknya Rio salah waktu dan tempat untuk melakukan aksi ghibah.

"Nge-fans amat sama Pelita." Gerutu Rio.

"Kayak Mas Rio nggak bucin Kak Elle aja." Maula ikut berkomentar. Membuat Rio mati kutu.

Tawa Syafa akhirnya meledak. Apalagi melihat hidung Rio kembang kempis karena kesal.

"Ketawa aja kak. Ketawa sampai puas. Asal lo bahagia, rela gue dinistain bocah-bocah." Ujarnya sok kesal. Namun sudut bibir lelaki itu menarik senyuman.

Syafa yang duduk di sebelah Rio hanya menggeleng heran sambil meredakan tertawanya. Gadis itu sampai saat ini masih belum percaya, kalau Rio seorang bos saat di kantor. Masalahnya di luar kantor ia berkelakuan konyol seperti tadi.

"Mas, mami kirim WA. Sebelum nyusul ke puncak, tolong beliin bahan makanan katanya." Maula menginterupsi. "Wow... panjang juga list belanjanya."

"Asyik! Shopping!" Seru Kejora dengan riang.

"Otak lo belanja mulu." Bintang menoyor kepala kakak kembarnya.

"Gue laporin bapak ya."

Keributan kembali terjadi. Prahara saudara kembar yang tiada hentinya.

"Udah-udah. Bintang sama Kejora kalau ribut terus diturunin aja nih." Ancam Syafa. Sontak membuat si kembar kembali anteng.

Mobil Rio kini memasuki area swalayan. Tampaknya mereka akan memborong. Sebab list yang dikirim oleh maminya Rio sangatlah panjang.



.
.
.



Swalayan hari ini cukup ramai. Mungkin karena besok akhir pekan dan orang-orang berbelanja untuk besok.

Syafa sebagai yang tertua berdiri menghadap para adik yang sudah membawa tiga tiga troli.

"Bagi kelompok ya." Ucap gadis itu. "Syana, Juna, sama Kejora. Terus Maula sama Rio. Bintang ikut Syafa."

Partner Kondangan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang