49. Partner Permanen (End)

9.6K 571 19
                                    


"Ini bagus, Kak. Couple, tapi nggak kayak seragaman. Corak sama warnanya senada. Pas banget untuk Kak Syafa sama Kang Gilang." Tawar Alin.

Syafa memang sedang mampir ke butik milik teman adiknya itu. Ia berencana membeli beberapa setel baju pasangan untuk menghadiri kondangan.

Akhir-akhir ini, baik Syafa dan Gilang mendapat kiriman undangan lumayan banyak. Sementara pakaian pesta yang mereka punya tidak seberapa. Gilang juga mengeluh, karena tidak mau terlihat memakai baju itu-itu saja.

Pagi ini saat berangkat ke kantor, lelaki itu memberikan kartu debit miliknya. Meminta Syafa untuk membeli beberapa pasang baju untuk mereka.

Ya... akhirnya Syafa terdampar di butik ini. Kebetulan juga kelasnya sampai siang.

"Boleh deh. Tapi kakak lihat-lihat yang lain dulu ya." Izin Syafa. Wanita itu berkeliling melihat koleksi baju-baju yang di desain langsung oleh Alin.

Iseng-iseng, Syafa mengecek tag harga dan matanya seketika membulat.

"Mahal juga." Gumam wanita itu.

Ia resah. Apa harus membeli beberapa pasang? Bagaimana jika tabungan Gilang habis hanya karena membeli baju?

Syafa jadi resah.

Jujur, ia tidak pernah bertanya berapa banyak gaji yang Gilang dapat. Mungkin cukup di atas rata-rata. Tapi tidak berarti ia dapat menghabiskannya untuk baju saja.





"Kenapa cuma sepasang?" Tanya Gilang saat Syafa memperlihatkan hasil belanjanya di rumah.

"Habis beli di butiknya Alin ternyata mahal semua. Besok aku cari lagi di online. Ini bisa kita pakai untuk besok."

Gilang tersenyum, "kalo istri lain mungkin bakalan ambil kesempatan dalam kesempitan."

"Ya nggak gitu."

"Besok beli lagi di tempat Alin. Nggak apa-apa. Gaji akang banyak kok, nggak bakalan habis cuma buat beli selusin baju di butik."

"Serius?"

"Serius lah."

Syafa tersenyum lebar. Ia memeluk Gilang dan mencium pipi lelaki itu sekilas.

"Tau gitu, langsung beli banyak."

"Ya kamu nggak tanya."

Keduanya tertawa bersama. Terkadang Syafa memang suka begitu. Ia tidak pernah ingin menyusahkan orang lain, termasuk Gilang yang adalah suaminya sendiri.


.
.
.


Kondangan kali ini merupakan acara teman SMA Syafa. Yudith namanya, ketua OSIS saat sekolah dulu.

Syafa cukup dekat dengannya karena sama-sama pengurus OSIS.

Jika ini acara teman SMA, biasanya akan ada Dahlia dan geng yang datang. Benar saja, Syafa melihat Dahlia dengan dandanan menor sedang ngobrol dengan Inge juga Vera.

"Fa, akang ambil makan duluan ya. Laper. Ntar samperin aja di bangku sana. Kamu ngobrol-ngobrol aja dulu sama teman kamu."

Sebenarnya itu adalah cara Gilang menghindar dari obrolan para mamah muda. Pasalnya, meski cepat akrab, ada kalanya Gilang juga merasa canggung bila berhadapan dengan orang baru.

Selepas bersalaman dengan pengantin, pasangan yang juga masih cukup baru menikah itu berpencar.

"Syafa!" Panggil Dahlia. Bibirnya yang dipoles lipstik merah menyala itu tersenyum lebar.

"Hai." Sapa Syafa.

"Sama siapa?" Tanya Inge. "Tadi aku lihat kamu sama cowok. Adik?"

Bukan salah mereka sih, sampai tidak tahu kalau Syafa sudah menikah. Waktu itu kan, ia hanya mengundang sedikit orang. Syafa juga bukan perempuan yang doyan update di sosial media.

Partner Kondangan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang