3. Jodoh-Jodohan

8.1K 846 23
                                    

Syafa melirik ke arah kanannya, sementara tangan gadis itu menepuk-nepuk pelan lengan sang bunda. 

"Tante Dira kenapa sih?" Tanya gadis itu. 

Sementara subjek yang sedang menjadi pusat keheranan Syafa hanya tersenyum-senyum aneh memandanginya. 

"Syafa nggak mau sama Rio?" Satu pertanyaan itu sukses membuat mata gadis itu membulat sempurna. 

"Ini tante sama bunda nggak lagi bikin plot perjodohan kayak di novel-novel kan?" Tanya Syafa penuh curiga.

Bunda dan wanita yang dipanggilnya Tante Dira itu terkekeh.

"Nggak." Jawab bunda.

"Tante cuma iseng aja sih... habis si Rio itu antara cinta sama bego nggak bisa di bedain." Timpal Tante Dira yang dengan enteng mengejek putranya sendiri. 

"Kenapa bisa gitu?" Syafa jadi ikut heran. Seingatnya, Rio adalah anak ganteng dan pintar di sekolah. Selalu juara dan tidak pernah macam-macam. Maksudnya dia anak baik. Syafa tahu itu karena dulu mereka selalu bersekolah di tempat yang sama. Sering juga pergi berlibur karena keluarga mereka memang bersahabat dekat.

"Masalahnya, tiap jatuh cinta pasti ceweknya itu cuma morotin aja. Tante kan jadi kesal. Kalau misalnya sama kamu, pasti nggak morotin kan?" Ucap Tante Dira dengan yakin.

"Siapa bilang? Bisa aja aku minta hal-hal aneh." Tanggap gadis itu, membuat sang bunda menatapnya tidak percaya.

"Misalnya?" Tanya bunda.

"Beli gerobak bakso langganan? Biar puas gitu makannya." Jawaban yang akhirnya membuat Tante Dira terpingkal.

"See? Morotinnya begitu sih, nggak masalah. Bisa di bisnisin lagi dong." Tanggap Tante Dira.

Syafa hanya bisa cengengesan. Memang morotin seperti apa sih yang dilakukan para pacar Rio sampai membuat orang tuanya pusing begini?


.

.

.


"Banyak kak. Pergi liburan ke luar negeri, minta mobil, minta berlian, ada yang minta helikopter juga." Adu Rio.

Setelah sebelumnya bergumul dengan para ibu-ibu, Syafa memilih mendatangi orang yang bersangkutan saja. 

Hari ini memang sedang ada acara kumpul-kumpul. Orang tua Syafa dan Rio bersahabat dekat. Satu geng malah sejak SMA. Makanya, tidak heran jika anak-anak mereka pun juga bisa bersahabat karib. Contohnya Syabil, Malik, dan Pelita. Mereka dijuluki trio maung. Lalu ada F4 Squad yang terdiri dari Syana, Maula, Bintang, dan Juna. Terkadang Syafiq juga ikut walau lebih sering tersingkir karena beda umur. Kasihan. 

Syafa sendiri sangat akrab dengan Sally, namun sayang hari ini gadis itu tidak bisa hadir. Biasa, dokter muda yang sedang menjalani masa residensi karena mengambil spesialisasi. Akhirnya ia bergabung dengan Rio yang jarak usianya tidak begitu jauh. Hampir dua tahun sih sebenarnya. 

"Ya jelas orang tua kamu marah." Tanggap Syafa.

"Gue juga ngerasa bego banget." Lelaki itu menggelengkan kepalanya. "Apa mungkin gue kena guna-guna ya?" 

"Bisa jadi. Mungkin kamu jarang ke masjid." Analisa Syafa.

"Enak aja. Rajin dong tiap jumat." Ucap Rio.

Ekspresi Syafa hanya datar. Ia mendengus sebal mendengar penuturan anak sahabat ayahnya itu. 

"Inginku berkata kasar." Gumam Syafa. Sementara Rio hanya cengengesan. 

Partner Kondangan (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang