"WHAT! Are you married? You're kidding, right?" Tanya Matt, jelas dan sangat panik.
Rachel hanya mengangguk.
"Oh, No! Bagaimana bisa aku tidur dengan Istri pria lain! Aku benar-benar bajingan sialan!" Teriak Matt sambil menjambak rambutnya frustasi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Matt suka laut dan suara angin sepoi-sepoi yang membelai rambutnya seksi. Pria itu selalu menikmati aroma asin yang menyergap tubuh dan tulangnya tiap kali mengunjungi laut. Membiarkan tubuhnya didekap agar ingatan masa lalu yang menyakitkan itu membeku. Mengeraskan hatinya karena orang-orang yang Matt cintai telah pergi lebih dulu.
Semakin mengeras, dan terus bersikap keras kepada diri sendiri. Begitulah cara Matt bertahan di dunia menjijikkan ini.
Matt kecil telah melewati banyak penderitaan. Hidupnya gelap tanpa cahaya, karena masa lalu selalu mempengaruhinya. Persetan dengan cinta dan keluarga, Matt tidak pernah memimpikan untuk memilikinya. Ia tidak mau merasakan kehilangan untuk kedua kalinya.
Suara Rachel tiba-tiba muncul setelah wanita itu kembali dari membeli sesuatu, terdengar serak dan halus. Matanya yang bersinar indah selalu berhasil membuat Matt gugup sejak insiden siluet hari itu. "Gelato!dragon-manggo buat kamu, vanilla-strawberry buat aku."
Matt berdecak heran. "Dari mana kamu tahu kalau aku akan suka rasa ini?"
"Kamu menghabiskan makanan yang aku masak tadi siang, termasuk fruit salad nya. Aku bekerja sebagai Chef, jadi sudah seharusnya kalau aku bisa menilai selera pelanggan yang memakan masakan ku dengan baik." Ujar Rachel.
Matt tersenyum, karena teringat sesuatu. "Saat aku kecil, aku benci buah dan sayur, tapi Ayah angkat ku selalu memaksaku untuk memakannya. Lalu setelah dewasa aku malah benar-benar menyukainya." Dada Rachel sedikit berdesir menyaksikan Matt menceritakan kehidupannya dengan bahasa tulus, penuh senyum.
Namun Rachel hanya mengangguk, tidak menanggapi. "Kamu tidak penasaran" Tanya Matt kemudian.
"Tentang? Kehidupan kamu? Mungkin lebih baik bagi aku untuk tidak mengetahui lebih banyak. Itu kesepakatan kita, kan? Lagi pula, kalau kamu ingin mengatakannya pasti akan kamu katakan tanpa aku minta, suatu saat nanti.. tentunya kalau kita punya kesempatan bertemu kembali setelah ini." Rachel tersenyum ringan, karena ia pikir takdir seperti itu tidak mungkin terjadi.
"Kadang kamu jadi sangat dingin ya, Nona."
Kemudian Rachel mendekatkan bibirnya pada telinga lelaki tampan yang sedang duduk di sampingnya. "Bukannya kamu menginginkan wanita yang tidak suka ikut campur, Boss?" Lalu di akhiri dengan tiupan yang sialan— merangsang.
"Jangan memancingku, atau aku akan membuka pahamu sekarang juga, di tempat ini!" Kata Matt dominan.
"Oh, Really?"
"Ya, Trust me, Babe."
"Then what?"
"My lips walk wild on your skin, your breast, and pussy. Rawrr.." Matt tidak mau kalah, karena sekarang pemuda itu sedang menjilat telinga Rachel dengan gelato yang masih menempel di mulutnya, setelah melontarkan sebuah kalimat mesum.
Sialan, pria ini adalah Iblis dengan aroma kuat dan jantan yang luar biasa seksi.
Rupanya Matt masih belum puas. "Aku bisa mengosongkan pantai ini, sekarang, lalu membuat kamu memohon untuk di puaskan, di tempat ini. Do you want?"
"Aw, kasar. Kamu memang penjahat sejati, Tuan." Rachel tertawa mengejek. "Aku ingin memohon, tapi tidak di tempat umum, Boss."
"Dan aku ingin membuat kamu memohon di tempat umum, Babe."
"Absolutely not." Kata Rachel agak galak.
"Baiklah, aku nggak mungkin memaksa, walaupun sebenarnya sangat ingin menghukum kamu sampai menangis." Balasan Matt terdengar frustasi. Pria itu memang egois terhadap keinginannya.
Rachel tak habis pikir tapi sekarang Matt sedang mendekatkan wajahnya, di tempat umum. Lalu sesuatu yang begitu lembut ia rasakan menyentuh bibirnya, dengan cara yang manis dan bergairah. Melumat sangat dalam.
Tidak ada penolakan untuk berciuman di public area, Rachel pikir ini lebih baik dari pada rencana gila barusan. Rachel menerimanya, ciuman dari friend with benefits nya.
Hasrat nya seperti menari, sehingga matanya ikut terpejam saat merasakan getaran di sekujur tubuhnya. Kedua tangan Rachel melingkar pada bahu Matthew Wyman. Pria itu benar-benar bisa merasakan penyerahan diri Rachel, sehingga wanita itu terlihat semakin menggoda, mirip buah delima yang menggiurkan.
Ini sangat brengsek, karena aku begitu frustasi untuk menelanjangi wanita ini, di sini!
Mereka masih berciuman, tidak perduli dengan beberapa orang yang berlalu lalang, Matt tetap menciumi Rachel dengan liar dan kuat. Nafas mereka satu, hanya berhenti saat mengais sedikit udara untuk bernafas. Matt tersenyum ketika mengusap bibir Rachel, karena sore itu Rachel terlihat sangat cantik.
Matt berkata serak."Want More? At another place?"
Pipi Rachel memerah karena ingin lagi, kemudian mengigit bibir dengan cara yang membuat Matt mau gila. "Kamu tahu, kamu sangat brengsek, Sir!"
Pemuda itu menciumnya lagi, mengulum bibirnya bergantian, atas dan bawah. Ciuman itu menjadi kecupan basah yang menuntut. Rachel mengeram lirih sehingga Matt membalas ciumannya dengan lebih serakah, ia bersumpah akan memakan Rachel, sampai habis.
Matt sudah tidak waras karena sekarang dirinya benar-benar ingin merobek pakaian Rachel, untuk menidurinya.
🥀
Kasih gue bintang dan komentar ya banyak dong, yang asik. Thanks ⭐⭐⭐
Official cast:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Matthew Wyman
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rachel La Waldron
[Kalian boleh bayangin cash versi masing", karena ini pilihan gue]