WARNING! [18+ Adult word!] 🔞🔞🔞
🥀
Sekarang gemetar tubuh Rachel sudah sedikit berkurang saat Matt mulai membersihkan tubuhnya lembut menggunakan sabun. Laki-laki itu mengurus setiap jengkal tubuh Rachel sepenuh hati tanpa ia sadari, mengeringkannya juga, kemudian saling memakaikan bathrobe masing-masing.
Tak ada suara, hanya mata dan tubuh mereka berdua yang saling berbicara.
Matt sadar jika tidak seharusnya ia pulang dengan aroma darah yang masih tercium pekat, membuat Rachel takut. Jika dibandingkan dengan dirinya yang biasanya, Matt tidak pernah buru-buru ingin pulang, seperti hari ini.
Rachel benar-benar candu untuk Matt. Seperti narkotika.
Setengah ingin tertawa, kenapa ia bisa sebahagia ini saat menghabiskan waktu dengan wanita asing. Padahal yang mereka lakukan adalah sesuatu yang biasa ia lakukan setiap hari, hanya mandi.
Melihat perempuan yang aku pikir kuat dan dewasa walaupun sifatnya galak itu gemetaran cukup mengejutkanku.
Sejujurnya, aku baru pertama kali berpikir seperti ini untuk seseorang.
"Kamu sudah makan malam? Mau makan di luar?" Matt menanyakan itu ketika Rachel sedang memakai night skincarenya, sementara tangan lelaki itu mencari kesibukan lain dengan meremas payudara Rachel yang tertutup bathrobe, perlahan nan menyenangkan.
"Aku kenyang. Kamu lapar?" Tanya Rachel kembali dengan suara yang seolah tertahan,ingin mendesah.
"Aku sudah makan di luar." Matt menatap lurus ke arah cermin, ada pantulan sosok mereka berdua ketika Matt tengah mengamati raut wajah Rachel yang nampak menikmati sentuhannya.
Wanita itu tidak protes, justru mulai berani mendesah kecil, sesekali tubuhnya bergerak gelisah. Lalu tak lama kemudian Matt melepaskan tangannya. "Sudah puas menjadi nakal?" Kata Rachel dengan candaan.
"Nakal? Aku hanya melakukan sedikit pijatan kecil, Babe." Matt memberikan alasan.
"Pijatan kecil? Touch my breasts?"
"You want more?" Goda Matt.
Rachel mengerutkan kening, tidak tertarik untuk melanjutkan pembicaraan dewasa itu. "No, thank you, Boss."
Setelah menghabiskan liburan mengairahkan bersama Matthew Wyman, Rachel mulai paham dengan mulut nakal lelaki berambut gondrong itu. Rachel lanjut bertanya. "Pekerjaan kamu banyak, sampai harus pulang malam?"
Rachel semakin penasaran kemana gerangan lelaki itu pergi, dan apa yang ia sembunyikan.
"Hanya membereskan beberapa hal kecil."
"Hal kecil?"
"Ya." Jawab Matt singkat seolah tidak ingin Rachel mengorek lebih jauh ketika wanita cantik itu sibuk menyemprotkan parfum di lehernya. "Kamu wangi mawar.." Rachel tersenyum kepada ucapan Matt yang tengah merayunya.
Lalu kenapa pulang dengan bau darah di tubuhmu? Aku tahu kamu bukan pria sembarangan, bahkan mungkin kamu sangat berbahaya.
Tapi, kenapa aku ingin tahu segalanya? Mungkin tidak tahu apa-apa adalah pilihan terbaik.
Lagi pula perjanjian kita akan segera berakhir.
Rachel menarik napasnya, mencoba untuk tidak penasaran.
Sejauh ini hubungan mereka nampak baik, bahkan keduanya tak sungkan menebar kemesraan layaknya pasangan sungguhan. Mungkin orang lain akan sangat terkejut jika mengetahui fakta bahwa dua sejoli ini bahkan tidak tahu nama satu sama lain setelah pergumulan panas mereka di ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WIDOW ON MY BED
Romance"WHAT! Are you married? You're kidding, right?" Tanya Matt, jelas dan sangat panik. Rachel hanya mengangguk. "Oh, No! Bagaimana bisa aku tidur dengan Istri pria lain! Aku benar-benar bajingan sialan!" Teriak Matt sambil menjambak rambutnya frustasi...