Part 29

10.8K 1.1K 126
                                    

Rachel La Waldron terlambat untuk sarapan bersama keluarga besarnya karena bangun kesiangan, tidurnya tidak nyenyak dan baru bisa tidur setelah lewat pukul tiga dini hari. "Selamat pagi, aku sungguh minta maaf karena sangat terlambat."

Semua kata-kata aneh Matt sungguh menganggu pikiran Rachel."Setidaknya di mataku, membuat aku begitu jatuh cinta," Suara pria itu terus menghantuinya dimana-mana. "Kamu suka atau tidak, mulai saat ini, hari ini, aku akan terus menemui kamu," Membuat Rachel semakin stres karena terngiang-ngiang di kepalanya. "Kamu milik aku sekarang, wanitaku."

Hah! Rasanya mau gila saja, kenapa dia malah semakin menyebalkan setelah beberapa bulan berlalu. Seharusnya kami nggak bertemu seperti ini. Rachel berdecak tak habis pikir.

Keluarga Rachel sengaja menyewa ballroom De Opera Hotel untuk sarapan pagi alih-alih sarapan di kamar masing-masing atau Restauran Hotel, katanya demi privasi keluarga ternama itu. Tentu saja, mereka adalah Waldron, menyulap tempat itu menjadi Restauran buffet khusus untuk keluarganya ibarat menjentikkan jari, lengkap dengan pelayan dan hidangan mewah.

"Kak Rachel duduk di samping aku, please." Pinta Selina Waldron, sepupunya yang susah sekali ia temui karena sibuk dengan kegiatan sosial. Rachel mengambil tempat duduk di samping Selina dan gadis itu langsung memeluknya.

"Pagi Selina, pagi semuanya." Tak lupa Rachel juga menyapa sepupunya yang lain.

Selina selalu mengagumi Rachel dan menganggapnya sebagai role model, bagaimana bisa seseorang terlahir sebagai Aphrodite di dunia nyata, begitu anggun walau hanya mengenakan kaos polos biasa, nyaris sempurna. Membuatnya sangat miris ketika seseorang berani menyakiti wanita secantik Rachel, yang benar saja, Selina yakin kalau mantan suami sepupunya itu mengidap kelainan jiwa.

Selina mengatakan. "Aku ingin ngobrol lebih banyak dengan Kakak soal masakan, akhir-akhir ini aku belajar memasak sendiri di rumah melalui video."

"Dia ingin membuat dapur di rumah kebakaran agar kami menjadi gelandangan kak." Sahut Xavier Waldron—sepupu Rachel yang lain, adik laki-laki Selina.

"Xavier! Tutup mulut kamu!" Selina nampak kesal sekarang.

"Itu kenyataan, kamu bodoh dalam memasak kak Selina. Jadi berhentilah sekarang agar keluarga kita tidak menjadi gelandangan."

Rachel tertawa kecil melihat kedua sepupunya. "Tapi itu tetap luar biasa karena Selina mau berusaha. Sejak kapan kamu belajar memasak, Selina?"

"Dua bulan yang lalu," Selina banyak bercerita, tentang ia yang berhasil membuat nasi goreng pertamanya, hingga insiden ketika tangannya berdarah-darah teriris pisau "..Oya, Kakak harus janji untuk mengajari aku memasak kalau ada waktu luang ya?"

Rachel mengangguk santai. "Iya, Selina. Kamu tinggal datang saja ke Restauran aku, akan Kakak ajarkan semuanya."

Sarah Waldron melangkah ke arah meja mereka setelah muak mendengarkan obrolan para ayah tentang catur "Hai, Mommy bergabung di meja kalian ya, obrolan mereka benar-benar membosankan."

Semuanya mengangguk mengiyakan. Rachel lalu bertanya. "Kak Robin dan Kellani nggak ikut sarapan disini, Mom?"

"Kak Rachel gimana sih, tentu saja mereka lebih memilih sarapan di kamarnya supaya bisa terus berduaan." Sahut Selina yang sedang memakan puding.

"Betul kata Selina, namanya juga pengantin baru, kita ini hanya pemeran pembantu disini." Sarah Waldron terlihat sangat bahagia ketika putranya akhirnya menikah kembali.

"Morning, Babe."

Oh, No! Rachel sudah terlanjur panik saat mendengar suara berat yang berasal tepat di belakangnya. Menjadi makin gila ketika Matt tiba-tiba mencium kedua pipinya padahal jelas-jelas mereka sedang berada dihadapan seluruh keluarga Rachel.

THE WIDOW ON MY BEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang