Part 35

10.5K 1K 53
                                    

Please like dan follow dulu sebelum baca, jangan lupa komen juga tentang feel kalian setelah baca part ini, ok👌

🥀

Matt usia 8 tahun..

Hari itu sudah sangat lama, sangat lama hingga kebencian yang ada di dalam ingatan bocah laki-laki bernama Matthew Wyman berkarat. Matt benar-benar hancur oleh rasa kehilangan kedua orang tuanya.

Dendam, amarah dan ketakutan yang menumpuk di dalam dadanya perlahan mengkristal layaknya bongkahan es yang hampir meledak.

Setelah hari itu Matt hanya punya satu tujuan bertahan hidup, menghabisi orang yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya, meleburkan mereka semua hingga menjadi abu. Bocah laki-laki dengan pikiran mengerikan yang ingin mendengar jeritan kesakitan dari mereka yang telah lancang menyentuh keluarganya.

Derasnya salju di Kota New York tak kunjung reda sejak semalam, warnanya putih dan terasa dingin hingga harus menyalakan penghangat ruangan sepanjang hari. Setiap kali memasuki bulan Desember rumah-rumah di sana akan dihiasi beragam lampu dan pernak-pernik Natal, pusat perbelanjaan pun ramai dikunjungi, dan akan banyak acara bertema keluarga yang disiarkan televisi.

Di antara sukacita menyambut Natal pagi itu ada sebuah rumah yang ditinggali seorang bocah laki-laki yang tidak cocok dengan perilakunya sebagai anak berusia delapan tahun. Kebanyakan anak-anak akan bermain salju atau menonton televisi sepanjang hari sambil memakan cookies saat liburan panjang, tapi bocah laki-laki itu malah berjaga sepanjang malam karena terlalu penasaran dengan buku sistem monarki absolut koleksi Ayahnya.

Sejak kecil Matthew Wyman sudah tahu kalau dirinya berharga, sungguh arogan karena ia menyadari bakat dan pemikirannya yang lebih teliti dari pada anak seusianya, mirip seekor singa yang tertidur dan menunggu untuk dibangunkan. Bahkan terkadang merasa bosan untuk datang ke sekolah karena menurutnya tidak ada yang layak untuk dipelajari, semuanya membosankan.

Sebuah pemikiran yang akan menjadi sangat berbahaya ketika tersentuh oleh perasaan haus darah dan balas dendam. Bocah laki-laki itu adalah api kecil yang akan melahap segalanya jika tersulut minyak, pada akhirnya menjadi bencana yang mengerikan.

Matt menutup lembar terakhir dari buku itu untuk kemudian mencari Ibunya— Juliet De Opera— yang sedang mengurus pakaian di bassemen rumah mereka. "Ma.. Mama ada di bawah sana?" Teriak Matt dari ujung tangga.

"Ya sayang, Mama sedang mengeringkan pakaian."

"Apa Papa bergadang di Kantor sampai tidak pulang semalaman?" Tanya Matt sekali lagi.

"Papa kamu harus mengurus pekerjaannya sebelum malam Natal tiba. Oh iya.. Ada susu dan nasi goreng di atas meja, habiskan sarapan mu karena kamu sedang dalam masa pertumbuhan Matt."

Setelah mendengar perintah Ibunya kemudian Matt berjalan menuju ruang makan untuk sarapan, tidak berfirasat sedikitpun jika nasi goreng pagi ini akan menjadi yang terakhir.

Matt kecil tubuh dilingkungan keluarga yang sangat normal. Ayahnya merupakan blasteran Indonesia-Amerika dan memiliki bisnis produksi obat-obatan yang di distribusikan ke beberapa Rumah Sakit di Amerika, sedangkan sang Ibu yang keturunan Jerman adalah pegawai di Wall Street.

Keluarga itu nampak seperti keluarga bahagia dengan orang tua dan seorang anak laki-laki yang saling menyayangi.

Suara televisi yang sedang menyiarkan berita mengenai badai di wilayah lain Amerika terdengar biasa saja ketika Matt menyuapkan sendok nasi goreng kedalam mulutnya, ia hanya mengumam sekilas untuk sedikit bersimpati. "Ya mau bagaimana lagi, itu hanya sebagian kecil dari bencana alam yang tidak bisa diprediksi."

THE WIDOW ON MY BEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang