Part 14 🔞

14.7K 979 24
                                    

WARNING!!! [18! Adult content] 🔞🔞🔞

🥀

"Sugar Daddy kamu ini ingin mengambil imbalannya, Babe." Matt mengatakannya dengan suara mesum menyebalkan.

Rachel mulai tahu bagaimana memuaskan Matt, dan yang di sukai pria itu. Matt meminta Rachel agar duduk ketika ia membuka resleting celananya, memamerkan ereksinya yang sangat jantan kepada Rachel.

Matt mengusap bibir wanita itu, kemudian menciumi Rachel sampai lipstiknya menjadi berantakan, menuntut dan dominan. Sudah tidak waras karena Rachel selalu membuatnya tidak sabaran, begitu bergairah ketika Rachel membuka mulutnya agar menerima ereksi Matthew Wyman dengan senang hati.

"Fuck. Help me... with your mouth, now Babe!" Matt mendesah kesetanan. Mulut Rachel penuh, kejantanan Matt ada di dalam sana bercinta dengan tenggorokannya.

Pria itu mencengkram rambut Rachel keseluruhan, membimbing wanita itu agar bergerak lebih cepat. Matt suka karena Rachel pintar menggunakan mulutnya, ia tahu kapan harus mengambil nafas dan tidak terbatuk-batuk.

Jari-jemari Rachel yang lentik juga tidak tinggal diam, ia punya inisiatif untuk menggoda buah zakar dan area di sekitarnya agar makin terangsang. "Kamu membuatku nikmat, Babe."

Rachel tersenyum, senang karena Matt memuji service nya yang memuaskan. Sudah lama ia tidak mendapatkan pujian seperti itu. Namun Matt tidak punya niatan menumpahkan benihnya di mulut Rachel. Lelaki itu ingin sesuatu yang lebih.

Matt meminta Rachel duduk di atas pahanya, dengan posisi menatap wajahnya, berada di dalam dekapan tubuh Matt yang besar.

Tangan Matt baru saja menemukan kain bra yang membungkus payudara Rachel, melepaskan pengaitnya, lalu meremasnya dari dalam. Tangan besar penuh biceps itu sungguh dominan ketika merasakan payudara Rachel sepenuhnya. Bahkan ciuman mereka tidak melambat, malah semakin panas. Saling menyelipkan lidah dan merasakan saliva masing-masing.

Mereka sangat berani karena gairah liar itu sudah menggerogoti sampai ke ubun-ubun, sehingga memilih sebuah lokasi dekat pantai sebagai tempat melakukan seks.

Tentu saja awalnya Rachel menolak, melakukan blow job di toilet umum saja sudah berbahaya, apa lagi seks. Tapi dengan sejuta taktik dari Serigala seperti Matthew Wyman akhirnya wanita itu menurut.

"Boss..." Rachel mendesah kecil ketika pria itu tersenyum senang. Lalu berusaha mengatur nafasnya.

"Kamu suka, hmm?" Matt bertanya dengan seductive. "Kamu harus bilang suka kalau memang sudah basah, Babe?" Wajahnya sangat nakal.

"Kamu! Ini toilet umum, Boss. Kenapa kita nggak pergi ke Hotel aja, dari pada melakukannya di sini?" Rachel gelisah, panik. Jelas saja, karena yang mereka lakukan sekarang akan sangat memalukan jika orang lain melihat. Mirip gadis remaja yang baru pertama kali melakukan seks di tempat asing.

Itu adalah toilet pria dengan banyak bilik di sana, memang tidak kotor, tapi karena lampunya bernuansa warm light suasananya jadi lebih menantang. Darah Matt mendidih, ia harus menuntaskan sekarang jika tidak mau bermimpi buruk nanti malam.

"Sssshh.." Telunjuk Matt menekan bibir ranum Rachel. "Apa kamu tidak pernah melakukannya di dalam toilet saat sekolah dulu?" Berbisik serak.

Rachel menggeleng. "Tentu saja tidak, itu hanya ada di film. Apa kamu pernah melakukan di toilet?" Tanya Rachel polos.

Matt tersenyum geli. "Yeah, dan itu sudah sangat lama." Lelaki itu masih mencengkram pinggang Rachel, dengan posisi Rachel yang duduk di atas pangkuannya. "So, sekarang kita akan membuat film di sini. Aku akan mengajarkan betapa menyenangkannya seks di tempat ini."

Rachel terlambat membantah karena mulut Matt lebih cepat membekap bibirnya. Lalu dengan gesit jari-jari lelaki itu mencapai titik terliar di tempat paling lembab, sumber kebahagiaan Matthew Wyman— kewanitaan Rachel.

Sangat sinting! Tapi Rachel La Waldorn sudah pasrah untuk di tiduri si pria sinting di dalam bilik toilet umum!

Kini terdengar suara sabuk dan celana jeans yang terjatuh di lantai, teronggok begitu saja. Setelah Matt membuat penampilan Rachel makin tak karuan, sekarang giliran Rachel membantu Matt melepaskan kancing kemejanya, Rachel tidak mau naked sendirian.

"Lets's begin? Without a condom?" Matt tidak melupakan consent nya.

"Yeah! Everything will be alright." Ujar Rachel sangat yakin.

Rachel merancu, seluruh tubuhnya panas. Matt meraba tubuh indah itu dimana-mana ketika ia menekan ereksinya semakin dalam, sangat liar dan erotis. "Ah, Boss! please, faster please.."

Matt senang karena Rachel memohon dengan wajah yang hampir menangis. "Katakan, apa ini enak? Seks di tempat ini, luar biasa bukan?"

"Brengsek, cepat lanjutkan!" Matt tertawa ketika Rachel kesal karena ia berhenti sebentar.

"Akan aku lanjutkan setelah kamu menjawab." Perintahnya.

"Yes! The only thing fuck me, you, Sir." Matt puas mendengarnya.

Matt menarik rambut Rachel ke belakang untuk menikmati seluruh permukaan payudara Rachel yang menggantung sangat indah, bulat sempurna, dengan puting merah muda yang menyembul ke luar karena bergairah.

"Shit! Boss, your dick is too big, ah!" Rachel tidak dapat mengontrol desahannya karena Matt terlalu hebat dalam hal ini.

"Jangan berisik, Babe. Apa kamu ingin kalau seseorang memergoki aksi ku yang sedang memasuki vagina kamu?" Matt mengeram dominan. Rachel langsung memelankan desahannya agar tidak terdengar keluar. "Good girl!" Matt menciumi lagi bibir Rachel setelah itu.

Mereka berdua berusaha menahan desahan dengan ciuman menggebu sambil memaju-mundurkan tubuh mereka. Pantat Rachel bersuara, mengentak-hentak, menusuk perlahan, tepat pada kewanitaan Rachel, awalnya pelan kemudian semakin cepat.

Peluh dan aroma parfum menjadi satu, layaknya tubuh mereka yang sedang menyatu seutuhnya, memuaskan milik satu sama lain.

Entah kenapa Rachel selalu terkagum-kagum dengan cara Matt melakukan seks, tidak membosankan dan sangat intim. Rachel membalasnya, ikut menikmati tubuh pria seksi itu ketika Matt melakukan hal yang sama pada tubuhnya.

"Nakal! Aku sangat suka wanita nakal!" Seperti pelacur berpengalaman, Rachel dengan cepat mengimbangi arus permainan Matt. Saat ereksinya terlepas, Rachel segera memasukannya lagi agar tidak menjadi bad mood.

Rachel membantu Matt mengancingkan kemejanya kembali setelah pengalaman menakjubkan di bilik toilet umum. Mereka sudah kelelahan, dan sekarang giliran perutnya yang minta dipuaskan.

Sebuah Restoran yang sudah di reservasi telah menanti, lalu di lanjutkan dengan menonton pertunjukan salsa sesuai janji Matthew Wyman.

Matt mengandeng tangan Rachel tanpa bersuara, keluar dari toilet. Matt tidak tahu alasannya ketika tanpa sadar ia bersikap protektif terhadap Rachel, menjaga wanita yang sejak tadi panik kalau aksi mereka akan ketahuan.

Matt tidak mengatakannya, namun ia diam-diam telah memerintahkan anak buahnya untuk mengosongkan tempat itu dan mengawasi dengan ketat saat Boss nya bermain.

🥀

Gimana toilet umum nya?

Gue nggak tanggung jawab ya kalau habis baca ini, lo jadi mupeng pengen nyobain toilet umum. Iya nyobain, buat boker maksutnya 😂😂

THE WIDOW ON MY BEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang