Double Up! Yuhu ayo di ramaikan dengan like dan komennya!
🥀
Wanita itu tersentak, menatap seorang pria dengan kemeja hitam dan rambut berantakan yang juga sedang menatapnya. Dari tubuh pria itu menguar aroma cerutu yang sangat pekat. Anehnya, Rachel malah menyukai aromanya.
Rupanya dia benar-benar Chef, lihatlah caranya memasak, sangat menyenangkan untuk di tonton. Matt sedang fokus memperhatikan apa yang di kerjakan Rachel layaknya menonton acara Master Chef secara live.
Kehadiran Matt langsung mempengaruhi konsentrasi Rachel, membuat atmosfer di ruangan itu terasa berbeda, tapi Rachel berusaha untuk tetap tenang. "Maaf, aku hanya kelaparan, dan aku butuh makan. Aku akan membayar untuk bahan makanan ini jika kamu tidak terima, pria pelit." Rachel menjawab seperlunya.
"Siapa yang pria pelit?"
"Kamu!"
Matt mengendus agak sebal.
"Jika tahu membutuhkan makanan, kenapa kamu menolak undangan makan malam ku?" Tanya Matt to the point.
"Tidak ingin saja. Aku tidak suka makan malam dengan kamu. Kamu kurang ajar, arogan, mesum dan menjijikan." Jawab Rachel blak-blakan. Lalu meletakan satu persatu hidangannya di atas meja.
Semengerikan itu kah aku di matamu?
"Ck!" Matt tersenyum kecut. "Oke oke.. aku memang bersalah atas kejadian hari ini. Tapi kamu harus tahu kalau aku sungguh-sungguh menginginkanmu." Kali ini mata mereka saling bertatapan.
Deg!
Namun Rachel segera mengalihkan.
"Jangan pernah mengatakan hal-hal yang akan membuat orang lain salah paham. Saya tahu anda hanya menginginkan saya sebagai alat." Rachel berharap kalau ia bisa menikmati hidangannya tanpa gangguan siapapun. Tapi kenyataannya, sekarang pria ini malah muncul, mengajaknya berdebat.
"Apa kamu selalu seperti ini?"
"Seperti apa?"
"Yeah.. menyebalkan!"
"Perlakukan orang lain seperti kamu ingin di perlakukan. Karena kamu tidak sopan, maka aku juga bisa jadi menyebalkan, bahkan di luar batas. Aku harus menjaga diri sendiri dari orang seperti kamu!" Pernyataan Rachel terdengar sarkas. Sekilas Rachel yang sedang menata hidangannya malah ikut menatap Matt dengan jengkel.
Bukannya marah mendengar penuturan Rachel, Matt malah semakin betah berada di sisi wanita itu. Pemuda itu pun menghampirinya, mengambil tempat duduk tepat di depan hidangan yang telah di buat Rachel.
"Mau apa?" Tanya Rachel.
Aku benar-benar tidak suka situasi saat ini. Batin Rachel.
"Makan. Aku berhak memakannya karena ini di beli dengan uangku, Nona." Balas Matt penuh penekanan. Rachel memilih tidak membalas.
Awalnya Matt hanya ingin mencari udara segar, siapa sangka kalau angin malam malah menggiring kakinya untuk melewati dapur. Di susul perut Matt yang justru bereaksi setelah mencium bau masakan Rachel.
Rachel pun mengambil lagi satu set peralatan makan, menatanya tepat di depan Matthew Wyman. Rachel sadar jika bahan makan itu bukan miliknya, sehingga mau tidak mau dirinya harus berbagi.
"Makan saja, dan jangan ajak aku berbicara!" Kalimat Rachel terdengar dingin. Jujur, Rachel sudah lelah menghadapi kelakukan pria di hadapannya. Di mata Rachel, Matt terasa begitu mendominasi, penuh ambisi, dan ia merasa tidak sanggup jika harus melawan pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE WIDOW ON MY BED
Romance"WHAT! Are you married? You're kidding, right?" Tanya Matt, jelas dan sangat panik. Rachel hanya mengangguk. "Oh, No! Bagaimana bisa aku tidur dengan Istri pria lain! Aku benar-benar bajingan sialan!" Teriak Matt sambil menjambak rambutnya frustasi...