Damara Akbar & Milliea [Sweet As Hell]

4.7K 209 3
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bodo! Kak Damar nyebelin!" Kata Milliea Ilsa Atmaja, setelah berpaling dari wajah tampan gue.

Nah, ini penyakit cewek!

Senjatanya adalah 'terserah' dan 'bodo', mereka akan bilang kayak gitu kalau udah kepepet dan nggak bisa jawab, lalu endingnya nangis. Rese', kan?

Ya Tuhan, kami para cowok nggak akan pernah paham kalau para cewek nggak menjelaskan penyebab perubahan suasana hati kalian. Kami bukan cenayang atau dukun yang ahli main tebak-tebakan isi hati.

Gue mengendus napas kasar, gue capek mau tidur. Ini muka yang nulis pengen gue becek-becek udah berani bikin cerita yang bikin gue capek ati. Wedus!

Melirik ke arah Millie dan doi sedang melipat tangan saat tatapan kami tak sangaja bertemu. Kami sama-sama diam, nggak ada obrolan.

"Sekarang lebih baik lo pulang dan—"

"Aku mau waffel sama es coklat," sela Millie cepat, sementara gue nggak mengerti dengan perubahannya. Ini cewek sangat random, ekspresinya cepet banget berubah. Tadi hampir nangis, sekarang malah haus. Geje.

"Lo bisa ke Cafe ujung jalan, waffelnya enak," gue ikutin obrolan ini biar doi cepet pergi.

Tapi tiba-tiba Millie menarik tubuh gue untuk mendekat pada tubuhnya yang menempel di tembok. Telapak tangannya menyentuh bibir gue, doi berjinjit sedikit dan mencium tangannya sendiri. Bibir gue dan Millie terpisah oleh tangan doi. Sementara tangan satunya ada di dada kanan gue.

Njir, apa maksudnya ini? Gue dapat melirik sekilas dari kaca kelas. Ah, I see... Ginu ada dibelakang gue dan tampangnya asem banget. Gue auto ngakak dalem ati.

Lalu tangan kanan gue sengaja melepaskan tangan Millie dari bibir aduhai gue.

"Kalau mau pacaran sama gue, lo harus melakukan dengan sungguh-sungguh, iblis kecil. Jangan pura-pura." Bisik gue sambil menyelipkan surai rambut doi ke telinganya.

Tatapan kami bertemu dalam sorot mata yang sama, gue rasa Millie tahu apa yang gue pikirkan karena sekarang doi tersenyum penuh makna. Sama-sama kepengen. Meski pikiran gue berbisik, ini salah.

"Beri gue perintah, gue sangat ingin mencium bibir lo sekarang..." gue merasa brengsek karena gue memiliki fantasi seperti ini. Seharusnya gue ditampar agar sadar.

Tapi doi malah menutup mata sambil berkata, "kiss me... sweetly," yang terdengar sangat seksi.

Hay, ini story tentang gue... Damara Akbar. Lebih tepatnya short story (6 chapter termasuk prolog) tentang cerita masa muda gue yang galauable, minim akhlak, dan unfaedah.

Yang baca cerita The Widow On My Bed, pasti udah tau gue, tangan kanannya Matt. Hello cantik 👋🏻👋🏻

Ada yang udah kenal Milliea? Yupz, doi ada di cerita I Feel Your Touch. Baca aja lah, gue males ngejelasin.

Nah, yang mau tahu kelakuan Matt pas jaman-jaman sekolah, lo bisa kepo dicerita gue. Sekelas bos mafia jadi figuran. Ngakak, wkwk 🤣

Tapi, terserah lo sih mau baca atau kagak, karena gue sendiri nggak ngerti kenapa cerita roman picisan ini ditulis. Mungkin si author dendam sama gue, atau muak pengen ghibahin gue. Terniat emang.

Lo bakal ngerasa beda pas baca cerita gue, karena gue langsung yang bakal cerita buka si author kampret. Seolah lagi gue curhatin gitu. Asek.

Oke, tak usah berlama-lama, buat yang kaypoh silahkan cek lapak sebelah dengan judul;

'SWEET AS HELL'

Idihhh, dari judulnya aja udah bikin males, kan? Merinding! Jangan harap gue bakal seromantis Nicola Saputra atau Iqbal Ramadhan karena gue lebih suka jadi ngeselin, dan gue jamin lo bakal muak pangkat kesel sampe pengen nimpuk muka gue pake sandal swallo. 🤢🤢

Merdeka! Salam, Jakarta keras!

Bye 👻

THE WIDOW ON MY BEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang