Part 10

15.2K 1K 73
                                    

Pria ini brengsek! Kelakuannya jauh lebih brengsek!

Rachel akan mengulanginya terus, mengumpat di dalam hati.

Rachel La Waldron sangat ingin membunuh Matthew Wyman detik ini juga. Kalau perlu mengelamkan pria itu ke laut untuk di jadikan makanan hiu. Bisa-bisanya pria arogan itu menjadikan tubuhnya sebagai meja makan, meletakan roti dan buah-buahan seperti sedang menyusun puzzle.

Di mata Rachel, Matt tak lebih dari seorang iblis yang sangat jahat, brengsek dan juga arogan. Raja dari semua Iblis.

Matt memang sialan, dan hukumannya lebih sialan.

Pria itu mengulum senyum, menatap Rachel yang sedang mengunyah makanannya, terpaksa. Jika Rachel membantah, Matt pasti akan semakin menjadi-jadi. Tindakan pria itu tak dapat di tebak, selalu seenaknya, dan super duper menyebalkan. Rachel hanya ingin acara sarapan mereka segera selesai, sehingga Matt akan melepaskan ikatan sialannya.

Kimono wanita itu memang tidak terbuka sepenuhnya, tapi tetap saja kulit semulus marmernya mampu membuat Matt menelan ludahnya kasar. Rachel menyadarinya, memilih tidak banyak bicara, apa lagi melawan, karena jika Rachel berbuat tanpa pikir panjang, Iblis itu akan menambah hukumannya.

"Dengarkan aku.." Ekspresi Rachel berubah tegang ketika Matt membuka obrolan. Lucu. "Aku sebenarnya tidak ingin menghukum mu. Tapi kamu sudah membuat banyak ulah, membuat aku kesal. So, aku harus menghukum mu." Ujar Iblis itu pongah, dengan wajah Malaikat nya.

"Kamu gila! Ini tidak masuk akal!" Rachel setengah membentak. "Dan aku ingin keluar dari kapal ini sekarang!" Rachel mulai berisik. Wajah perempuan itu akan sangat galak jika kesal.

Kemudian Matt menyuapi lagi dengan sepotong waffle yang baru di cocolkan selai, selai dari atas tubuh Rachel. Rasanya ia jijik sendiri harus memakan selai yang berasal dari tubuhnya yang belum mandi. Namun Matt menyukainya, ini adalah meja makan terseksi. Matt ingin mencicipinya.

"Nanti malam kita akan berlabuh." Suara Matt tenang.

"Sungguh?" Mata Rachel berbinar.

"Kamu tidak suka berada di kapal ini?" Jelas saja Rachel tidak suka, pertanyaan yang aneh.

"Jika aku menjawab kamu pasti akan menghukum ku lebih berat."

Matt tersenyum, rupanya Rachel sudah sedikit memahaminya. "Aku tahu kamu tidak suka. Makannya kita akan turun dari kapal, setelah itu kamu bebas."

Aku tidak salah dengar kan? Pria ini membebaskan ku?

Sekarang Rachel justru penasaran. "Kenapa kamu menginginkan aku? Aku yakin kamu punya banyak uang untuk membayar wanita manapun. Dan asal kamu tahu.. aku bukan wanita murahan yang butuh uang, jadi kamu salah alamat jika menginginkan ku." Rachel berkata halus.

Ya, Rachel La Waldron tidak butuh pria manapun untuk memberinya uang, karena ia memiliki pekerjaan sebagai Senior Executive Chef. Di tambah keluarganya merupakan orang yang berpengaruh di Australia, membuat Rachel tidak perlu khawatir akan jatuh miskin. Kekayaan keluarga Waldron tidak akan habis walaupun Rachel membeli chanel setiap hari, atau berganti mobil seminggu sekali.

Matt berfikir sejenak. "Entahlah, aku tidak menemukan jawabannya. Aku hanya menginginkan kamu, tidak ada alasan khusus.." Perlahan Matt menyentuh pipi Rachel lembut. "Dan kamu tidak murahan. Kamu cantik, pintar, senyum kamu manis.. ya walaupun agak galak."

Pipi Rachel memerah. Tidak bisa membedakan antar pujian dan gombalan. Pria di hadapannya jelas sangat tampan dalam mode tenang, namun saat menggila, nilai ketampanan nya seketika runtuh.

"Jika aku setujuh, kamu akan memberikan aku segalanya, benar?" Matt terkejut, mungkinkah Rachel sedang tawar menawar. "Lalu, bagaimana jika aku tetap menolak? Apa yang akan kamu lakukan?"

THE WIDOW ON MY BEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang