Part 41 🔞

10.9K 863 54
                                    

[DISCLAIMER! 18+++!]

Hai, I'm back!! Kalian sehat, kan?

Setelah baca, gue tunggu like, follow dan spam komen yang seru" ya guys, jangan lupa (*❛‿❛)

🥀

Matt yang terluka dan kesedihannya saat ini benar-benar ditujukan untukku..

"Rasanya sangat sakit seolah tulang dadaku hancur.." Ketika Matt mengatakan itu Rachel masih meringkuk seperti bayi, tengelam dalam pikirannya.

Rachel pernah hidup bersama pria pemarah yang suka memukulnya, tapi bukan amarah yang membuatnya bisu saat ini. Ini adalah fakta bahwa seseorang kini menyayanginya dengan begitu luar biasa, memperlakukannya sangat baik padahal pria itu sebenarnya adalah Serigala yang menyembunyikan taringnya.

"A-aku juga minta maaf, maafkan aku karena membuat kamu cemas, Matt." Prianya mengernyit sedikit, menarik tangan Rachel untuk ia tempelkan di pipinya. Matt menggosok-gosokan tangan Rachel pada rahangnya, menyesap aroma kulit kekasih yang teramat ia rindukan.

"Setiap hari sejak kita berpisah beberapa waktu lalu, kamu selalu ada di pikiranku. Rasanya seperti bertahun-tahun merindukanmu, sialan," Matt menghembuskan nafas kasar dengan nada serak. "Mungkin lain kali aku harus membawamu saat berpergian cukup lama. Kita bisa sambil berlibur, dan aku akan memanjakan kamu, Babe."

"Oke, ayo pergi bersama, Sugar." Suara lembut Rachel meruntuhkan segalanya, amarahnya menghilang begitu saja, menjadi lemah di hadapan wanitanya.

"Aku akan benar-benar menjadi sinting jika terlalu lama berpisah denganmu, Babe."

Rachel teringat dirinya yang selalu sepi, walaupun memiliki keluarga dan segalanya, tapi kekhawatiran tak berujung kalau ia akan terus kesepian selalu saja kembali. Malam-malam dingin ketika meringkuk di atas ranjang yang lebar sendirian, trauma akan masa lalunya, dan perasaan putus asa karena ketidaksempurnaannya. Tapi, kini Rachel tak perlu khawatir karena ada seseorang yang memeluknya dengan luka dan kesedihan yang sama.

Mengingat masih mengenakan jaket kulit dan sebuah pistol yang tersembunyi di dalamnya, Matt akhirnya melepaskannya, meletakan di samping tempat tidur Rachel dengan santai.

"Katakan, bagian mana saja yang terluka?" Tangan kapalan Matt menyentuh Rachel dengan perlahan.

Rachel berkedip binggung, "Apa?"

"Satu luka yang aku temukan pada kamu, sepuluh peluruku akan meledakan organ-organ tubuhnya, karena aku selalu membalas mata dengan kepala, gigi dengan leher." Matt menjelaskan, bisikan hangat yang membuat Rachel merinding di sekujur lengannya, mulai terbiasa saat Matt mengatakan sesuatu yang terdengar horor.

"Aku ingin dia memohon di kakiku untuk sebuah kematian."

Rachel gemetar ketika Matt mulai membuka satu-persatu baju pasiennya, jari-jari Matt bekerja dengan cekatan menanggalkan pakaian Rachel, menyentuh kulit pucatnya yang menegang.

Matt akhirnya mengatakan, "Sepuluh peluru," setelah menemukan sebuah luka lecet di sudut pelipis Rachel.

Mata gelapnya terus menyapu ke bagian dada yang masih ditutupi bra, hingga tulang pinggul ketika Rachel merasakan napasnya menegang dan terus menjadi berat akibat jari-jemari sensual Matt yang menyentuhnya.

Matt menundukan kepalanya, melepaskan kain lainnya, sementara Rachel yang tidak bisa membantah hanya sanggup mengigit bibir. Lalu secara refleks menggenggam bahu Matt sebagai tumpuan ketika bibir pria itu dengan sengaja memberikan serangkaian kecupan-kecupan lembut saat posisi Rachel berubah berbaring.

THE WIDOW ON MY BEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang