"Ini malam terakhir kita." Gumam Rachel. Wanita cantik itu sedang berbaring di dada telanjang Matthew Wyman, sambil memeluk pinggangnya manja. Mengalungkan kaki keduanya saling tindih-menindih.
Mereka sama-sama kelelahan setelah seharian jalan-jalan dan berjemur di pantai Playas de Este, lalu makan di gang dengan rasa kehidupan jalanan Havana sejati, Dona Eutemia. Restoran itu memasak masakan Creole klasik seperti gorengan malanga dan ropa vieja (domba parut), disertai dengan kacang hitam, salad dan nasi, di dampingi banyak makanan laut segar dan buah-buahan eksotis. Rachel sangat menyukainya, karena kebetulan ia seorang Chef yang gemar mencicipi hal-hal baru.
Matt merengkuh pundak wanita itu sambil bersandar pada bibir ranjang. Matt sedang fokus pada ponselnya. Entah siapa yang sedang ia hubungi, tapi Rachel di larang bertanya lebih jauh. Apa lagi mengorek informasi tentang dirinya. Itu kesepakatan mereka di awal.
"Mmm." Ucap Matt singkat.
"Hey bodoh. Kamu mendengar aku kan?" Rachel bertanya sambil bermain-main di atas dada seksi pria itu. Membuat bentuk lingkaran di sekitar putingnya. Berputar-putar seperti komedi putar.
"You.." Desis Matt. "Berhentilah memainkan dadaku. Kamu bisa mengambil crayon dan buku gambar jika ingin menggambar lingkaran." Geram Matt yang mulai tak tahan dengan jari-jari Rachel yang terus bermain-main di dadanya. Kuku lentiknya membuat Matt bernafsu ingin memakan wanita itu.
Rachel hanya terkikik dan tetap melanjutkan kejahilan nya. Matt meringis menahannya sambil tetap fokus pada ponselnya.
"Bahkan sampai hari terakhir pun aku masih belum tahu nama kamu." Kata Rachel bisa.
Kemudian Matt meletakan ponselnya. Ternyata bukan hanya Rachel, Matt juga makin penasaran dengan nama wanita cantik yang telah memuaskannya selama dua minggu belakangan, darahnya mendidih dan urat-uratnya mengeras setiap kali menyentuh Rachel dengan hasrat yang hampir meledak.
"Begitu juga dengan aku. Itu kesepakatan kita, Babe." Jawab Matt. Lalu kemudian mulai membelai punggung Rachel lembut.
Rachel menengadah menatap mata gelap Matthew Wyman. "Ya. Itu kesepakatan aku sama kamu. Just vacations friend with benefit. Tanpa tahu nama, nomer handphone dan asal usul masing-masing." Ujar Rachel memperjelas.
"Kamu senang?" Tanya Matt datar, menyembunyikan rasa penasarannya dengan baik.
"Aku bahagia. Dan aku nggak nyangka malah ketemu kamu di Negara asing ini." Rachel tertawa, semua yang terjadi memang karena takdir, tapi bukankah pertemuan mereka benar-benar luar biasa.
Rachel meneruskan, "Dimana lagi aku bisa menemukan vacations friend yang sangat seksi?" Rachel menekankan kalimat akhirnya sensual.
"Aku? Seksi? Kamu orang pertama yang mengatakannya." Matt tersenyum, tersanjung atas pujian Rachel. "Mereka lebih sering menyebutku bajingan atau Iblis dari pada pria seksi." Kemudian tertawa keras.
"Dengan dada naked dan rambut berantakan. Well, you are the hottest." Kemudian Rachel melumat bibir Matt rakus. Pria itu kaget, namun Matt menyukai permainan lidah yang di ciptakan Rachel. Menghisap dan terus mengulum disertai erangan-erangan kecil yang tertahan, nakal.
Ini adalah malam terakhir mereka, Rachel tidak perduli jika ia harus menjadi jalang malam ini. Toh, mereka tak akan bertemu lagi. Tak ada yang perlu di khawatirkan.
"And, I can't refuse your tatto. Sekarang ceritakan padaku tentang tulisan purpose di balik lehermu. Pasti ada makna khusus bukan?" Pinta Matt.
"Tato ini aku buat ketika umurku 18 tahun, saat aku menemukan tujuanku untuk memasak." Jelas Rachel.
"Aku masih belum percaya kalau seseorang yang memiliki banyak tato seperti kamu jago memasak. Tapi, setelah mencoba masakan mu beberapa hari ini aku rasa kamu memang layak jadi Chef." Puji Matt tulus.
![](https://img.wattpad.com/cover/241177360-288-k812723.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WIDOW ON MY BED
Romantik"WHAT! Are you married? You're kidding, right?" Tanya Matt, jelas dan sangat panik. Rachel hanya mengangguk. "Oh, No! Bagaimana bisa aku tidur dengan Istri pria lain! Aku benar-benar bajingan sialan!" Teriak Matt sambil menjambak rambutnya frustasi...