[WARNING: 18+ Adult content!] 🔞🔞🔞
Bijak dalam memilih bacaan. Bocil baca majalah bobo ajaaa 😊🥀
"Aku sangat hard, sial." Suara Matt terdengar mengumpat penuh geraman, matanya mulai terbuka pelan, dengan senyuman manis Rachel menyambutnya.
Matt terbangun ketika bibir Rachel yang membuatnya ketagihan menjelajahi dada shirtless pria itu erotis. Diam-diam menyusup ke dalam selimut, mencari mainan favoritnya, gairah menuntunnya untuk menggenggam sesuatu yang keras di balik celana Matt. Sangat nakal.
Senyum Rachel lebih lebar lagi dan luar biasa indah. Tutur kata lirih yang mirip desahan membuat Matt makin terangsang. "Morning, Boss. Apa tidur kamu nyenyak?"
Matt berdehem, ciuman selamat pagi mendarat lembut di bibirnya, melumat manis, seperti karamel yang di lelehkan.
"Morning. Shit. I'm horny" Matt tidak bisa tetap tidur ketika Rachel mulai menjamah ereksi pria seksi itu lebih berani, nakal. Membuatnya makin frustasi. "Apa yang kamu lakukan, Babe? Kamu sangat nakal pagi ini, kamu tahu?"
Rachel sengaja bermain-main di ujung sana menggunakan lidahnya. "Yaa, aku memang nakal, dan aku sedang membuat kamu senang, Boss." Rachel tertawa kecil. Lalu kemudian meneruskan pekerjaannya sampai Matt melambung tinggi ketika tenggorokan Rachel membuatnya begitu dimanjakan.
"So good, Baby.." Matt hilang akal dengan hisapan-hisapan kecil yang terasa hangat, bahkan ia memohon dan tak malu mendesah keras. Meremas rambut Rachel, menekan kepalanya agar masuk lebih dalam lagi.
Menatap penuh godaan, sangat seductive. Seperti wanita baik padahal sedang memegang kendali. Matt membiarkan Rachel bermain-main.
Tubuh Matt tegang, tak bisa menahan diri lagi. Matt tidak pernah memimpikan sebuah perasaan asing bangkit di dalam dadanya, menggelitik dan cukup menyenangkan, walau sebenarnya ia buta akan hatinya.
Matt sangat terpuaskan pagi ini, wanita itu berinisiatif. Membuat Matt panas hingga melambung tinggi, bersamaan dengan urat-urat kejantanannya yang menegang ada di dalam mulut Rachel.
Segera setelah Matt menumpahkan benihnya di dalam tenggorokan Rachel, pria itu langsung merubah posisi. Melebarkan kaki Rachel, dan jari-jemari Matt sudah membelai liang kenikmatan itu, basah, merinding, meriang keterlaluan.
"Fuck me, Boss.." Rachel mengumpat dan melengkungkan punggungnya saat Matt menghujamkan kejantanannya tanpa ampun. Mereka sama-sama mencari kenikmatan lewat ereksi Matt yang memenuhi Rachel.
Awalnya Rachel hampir kesulitan berjalan karena milik Matt sangat besar, namun setelah beberapa hari Rachel mulai terbiasa. Malah menjadi nikmat dengan barang pria itu.
Rachel pasti akan merindukan ekspresinya setelah liburan mengairahkan mereka berakhir. Ekspresi Matt lebih dari sekedar seksi, he's so hot than hell, hotter than hell.
Matt makin menghentakkan dirinya di dalam Rachel, meremas payudaranya, bergerak bersemangat. Terlebih saat Matt mendorong ereksinya naik turun dengan ritme kasar menegangkan, agresif. Tanpa ampun seolah ini adalah hukuman untuk gadis nakal.
Di bawah sana milik mereka masih saling bergesekan, penuh gairah menggebu, nikmat, sangat.
Penyatuan keduanya terlepas ketika Matt membalik tubuh Rachel sehingga bokong yang di penuhi scar tersebut menjadi siap dimasuki lagi, menenggelamkan wajah cantik itu ke dalam bantal. Aneh, justru bekas luka itu membuat Matt makin terangsang hingga menengadahkan kepalanya ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WIDOW ON MY BED
Romance"WHAT! Are you married? You're kidding, right?" Tanya Matt, jelas dan sangat panik. Rachel hanya mengangguk. "Oh, No! Bagaimana bisa aku tidur dengan Istri pria lain! Aku benar-benar bajingan sialan!" Teriak Matt sambil menjambak rambutnya frustasi...